Pages

Tuesday 29 March 2011

La Ville du Soleil

@siamcatsailing.com
”Ah, il fait très chaud!”  mon amie a dit à moi. Son visage est rouge. Elle boit de l’eau et alors s’asseoir sur un sofa. Je pense qu’elle est très fatiguée. Je regarde le ciel, ah oui, le soleil est trop brillant. Je me crois si je me promene dehors, je vais être mal à la tête car je n’aime pas beaucoup le chaud.

Di Surabaya Tak Ada Ring Road Utara

Baru saja sampai di kos kembali setelah berpetualang dengan jalan-jalan panjang berliku. Ah, alhamdulillah akhirnya berada lagi di wilayah yang saya cukup kenali. Tidak ada lagi was-was dan bingung. Berakhir sudah stres dengan aneka macam jalan yang berkelok-kelok dan lalu lintas yang padat.

Itulah kesan saya terhadap kota yang saya tinggali dalam tiga tahun terakhir ini setiap selesai pergi ke suatu tempat. Jalan-jalan yang panjang, kebanyakan satu arah, dan hampir sama semua kerap membuat saya harus berputar-putar cukup lama untuk bisa mencapai tujuan. Bila salah belok, harus pandai-pandai mencari jalan kembali kalau tidak i’m sorry, good bye alias tersesat.

Selain PNS, Bukan Pekerjaan Namanya

karangsambung.lipi.go.id
Ada lowongan penerimaan PNS maka bergelombang-gelombang lulusan sarjana negeri ini mendaftar. Tidak menghiraukan ribetnya pengurusan berkas,teriknya matahari, atau jauhnya tempat ujian. Mereka semua bersemangat untuk masuk menjadi salah satu yang diterima dalam lowongan tersebut. Namun para pendaftar tersebut ternyata tidak melulu sarjana yang baru saja diwisuda, namun juga para sarjana yang telah bekerja.

Monday 28 March 2011

Vivre = Choisir ?

Berita infotainmen saat ini diwarnai oleh pernikahan antara KD-Raul dan Pasha-Delia. Hampir semua stasiun televisi gosip menayangkan hal yang sama. Otomatis dampak yang nyata terlihat adalah orang yang kerap duduk di depan televisi nasional tahu tentang dua pernikahan artis ini. Tahu bagaimana perayaan dan mode baju yang dipakai.

Seorang teman berkata kepada saya bahwa pernikahan di hotel seperti artis itu seru. Akan sangat menyenangkan bila memiliki pernikahan seperti itu. ”Seperti cerita-cerita di buku-buku novel percintaan atau film-film romantis hollywood.Gaya pernikahan impian semua orang gadis”, katanya.

Buku Komik, Mengapa Tidak ?

secangkir kopi

“Selamat pagi, Cik Gu!” sapa murid-murid saya dengan logat melayu yang kental meniru aksen bicara pada film animasi upin dan upin. Kadang saya menjawab dengan logat yang sama, dan mereka pun tertawa-tawa senang. Di lain waktu, ada murid saya yang bersenandung dengan cukup lancar soundtrack  dari sebuah film kartun. Tidak dipungkiri memang di usia mereka (kelas 1), masa merekam semua hal yang ada di lingkungan sekitarnya sangat cepat mereka lakukan.

Kegemaranpun Ditumbuhkan

secangkir kopi
“Ah…! Raja Sarkon kaget bukan kepalang mengetahui suara emasnya hilang. Dia terlihat panik. Berjalan mondar-mandir di kamarnya. Padahal hari itu dia harus berbicara di depan semua rakyat. Bagaimana ini?” Sebuah cerita yang saya bacakan kepada murid-murid kelas satu di sela-sela jam belajarnya.

Mereka terlihat tenang dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh sekaligus terkesima. Kenyataan bahwa setiap kali saya selesai bercerita, mereka kemudian berusaha untuk membaca atau meminjam buku ceritanya di perpustakaan inilah yang mendorong saya untuk sebisa mungkin bercerita seminggu dua kali. Bagaimanapun, sebuah kegemaran itu tidaklah datang tiba-tiba, namun ditumbuhkan dengan sebuah kebiasaan. Termasuk kegemaran akan membaca.

Saturday 26 March 2011

Gubeng dan Tugu


@matarama.co.id
“Yang tersedia hanya tanggal 21, Mbak. Untuk tanggal 24 sudah habis”. Kata-kata datar dari Mbak yang menjual tiket kereta api membuatku bengong. Habis ? Padahal ini baru tanggal 26 dan saya memesan tiket untuk perjalanan satu bulan ke depan. Beberapa detik sempat bertanya-tanya (sendiri tentunya) lalu kembalinya nanti saya dari Tugu ke Gubeng naik apa ? Antrian panjang di belakang membuat saya menganggukkan kepala untuk keberangkatan tanggal 21. Masalah naik apa nanti untuk sampai di kota matahari ini bisa dicari jalan keluarnya nanti.

Friday 25 March 2011

Relatif

@globusbar.su

Ketika kita dihadapkan pada sebuah pilihan, kerap pilihan yang tersedia adalah iya atau tidak. Entah apapun pilihan itu bentuknya. Sering hanya dua pilihan itu saja yang ada. “Kalau iya bilang iya, kalau tidak ya harus bilang tidak. Jangan mmm…bagaimana kalau aku tidak memilih dua-duanya, tapi aku memilih jalan tengah. Itu namanya plin-plan, tak berpendirian !” Waduh, benarkah ?

Thursday 24 March 2011

Belajar Bermasyarakat Ala Kelas Satu

secangkir kopi
Menjadi guru sekolah dasar apalagi di kelas satu banyak hal menarik yang membuat saya sering tertegun. Melihat perkembangan dan perubahan murid-murid dari waktu ke waktu. Awal mereka memasuki dunia ‘lebih dewasa’ yaitu sekolah dasar dari sebelumnya taman kanak-kanak. Mencoba berproses dengan perasaan egoisme yang kemudian seiring kedewasaan yang mengiringi dan teman-teman yang lebih beragam, mereka menjadi lebih kompromis…

Televisi, Game atau Buku : Mana yang harus dipilih ?

Internet, televisi, aneka macam game (on line atau tidak), dan buku : Buah hati kita hidup ketika era bahasa gambar dan tulisan berkembang dengan pesat di bumi ini. Tidak mungkin bagi kita semua untuk menolak kondisi ini. Tidak mungkin ! Sebab mereka semua membawa daya tariknya masing-masing.

Tuesday 22 March 2011

Anak-anak Sinetron

secangkir kopi
”Kemarin malam Pak Prabu marah lagi lho sama Amira. Amira sampai sedih. Kasihan deh”, cerita salah satu murid saya kepada temannya pagi itu. Saya sempat mengerutkan dahi. Pak Prabu ? Beberapa detik kemudian (agak lama nyambungnya J) saya baru sadar murid saya sedang membicarakan tentang salah satu sinetron di televisi. Alamak !

Harta Karun Minggu Legi

Jenengku Andhika, kelas telu sekolah dasar. Aku lagi seminggu pindah ana desa Samirono iki amarga Bapak pindah nyambut gawe ana desa kene. Nanging aku wis dhuwe kanca dolan, yaiku Catur, Angga, lan Fatur. Bocah telu iku uga kelas telu sekolah dasar lan uga kancaku sakelas.
Saben sore, aku lan kanca-kancaku asring dolanan bareng. Dolanane macem-macem, main pedang-pedangan, monopoli, balapan menek uwit, utawa pit-pitan mubeng ndesa. Asyik pokoke.

Asumsi Kita

Seorang teman bercerita alasan keterlambatannya datang ke sekolah pagi itu karena ingin menuntaskan melihat berita tentang Angelina Sondakh yang memperingati 40 hari kematian suaminya. Teman itu bercerita bagaimana rasa sedihnya muncul kembali sama seperti ketika ia melihat berita kematian suami Angelia tersebut. Ia mengatakan sangat berempati dan tak sanggup bila mengalami hal yang serupa karena itulah ia kembali menangis tersedu saat melihat suaminya. Banyak teman yang sepakat dengannya karena merasa sama-sama ’wanita bersuami’.

Saturday 5 March 2011

Permainan Anak-anak ; Apa yang bisa dipelajari darinya ?



Pada umumnya, waktu bermain sering dikatakan sebagai waktu melepas lelah atau waktu bersenang-senang. Sebenarnya bukan itu saja, waktu bermain juga merupakan waktu yang diperlukan untuk anak-anak dalam proses pengembangan dirinya baik secara motorik maupun fisik.

Permainan kanak-kanak - Bukan Sesuatu yang Remeh
secangkir kopi


Melempar bola, mengatur posisi mobil-mobilan parkir, berpura-pura menjadi putri, koboy, alien, bermain polisi-polisian, atau jadi pendaki pertama Himalaya. Bila dilihat sekilas, permainan kanak-kanak itu hanyalah sesuatu yang remeh, pengisi waktu mereka di sela-sela menunggu waktu makan saja tanpa ada artinya. Bila pikiran kita seperti itu, maka kita telah membuat kesalahan besar ! Di saat mereka bermain, secara tidak langsung anak-anak kita sedang berproses mengembangan karakter dirinya.

Ketika Anak Selalu Bilang 'Tidak'

secangkirkopi


Tidak, tidak, tidak, dan TIDAK ! Sejak mereka mulai bisa mengatakan kata itu, maka tak pelak lagi kata tidak akan muncul setiap saat dari bibirnya. Hal itu karena mereka menganggap kata "tidak" sebagai kata sehari-hari yang patut untuk diucapkan terus menerus. Buah hati kita akan belajar bagaimana ajaibnya efek kata "tidak" itu dan mereka pun akan mencoba mengatakannya pada setiap kesempatan.