secangkir kopi |
Ternyata, fenomena melihat sinetron pada anak-anak cukup signifikan. Beberapa murid saya ada juga yang suka sekali berkata ”Are you ready ?” seperti kata-kata Wahyu Subuh di sinetron (juga).
Sebagai guru, saya sempat geleng-geleng kepala. Sebab selain tayangan yang ada tidak sesuai juga jam tayang yang terlalu larut untuk anak seusia mereka (murid saya kelas satu sekolah dasar). Belum kosakata yang menjadi ’amburadul’ karena meniru gaya bicara tokoh-tokohnya. Bagaimana peran orang tua dengan keadaan ini ?
Ketika saya berdiskusi dengan murid-murid, hanya satu dua anak saja yang benar-benar tak pernah melihat sinetron. Itu pun karena orang tua mereka kebetulan juga bukan penggemar sinetron. Masalahnya, yang tidak masuk golongan satu dua alias kebanyakan anak melihat sinetron karena mama melihat. Lha?
Tak dapat dipungkiri bila kita hidup di dunia tulisan dan visual yang sedang tumbuh pesat. Tidak mungkin kita menolaknya. Begitu juga dengan anak – anak kita. Kita hanya bisa mengarahkan mereka menjadi anak – anak yang cerdas menyikapi itu semua. Mengusahakan mereka untuk tidak duduk terlalu lama di depan televisi apalagi untuk melihat sinetron sampai larut malam.
setuju, seringkali tema yang diangkat tidak sesuai dengan kehidupan sebenarnya, dan bukan konsumdi anak-anak.
ReplyDeleteSusah memang, apalagi jika ortu menggemari, mau tidak mau anak menjadi suka
Setuju Anggi, mari kita menjadi orang tua cerdas untuk anak-anak.
ReplyDelete