Pages

Saturday 14 May 2011

Ketidakpastian, Petualangan, dan Sebuah Penemuan

 10.40 WIB. Hari sabtu.
Kabar itu akhirnya datang. Semua yang mendengar menanggapi dengan beragam. Ada yang tersenyum, tertawa, mengangguk, atau menunduk. Ada yang biasa saja, bertanya-tanya, senang, atau juga mungkin sedikit bimbang. Ekspresi biasa ketika menerima sebuah kondisi baru yang berbeda dari kebiasaan yang diakrabinya.
@suzannita.wordpress.com

Ada yang gamang menghadapi hal baru dan meninggalkan kenyamanan yang ada selama ini.  Harus bekerja lebih keras dan belajar kembali serta menyesuaikan diri. Ada yang bernafas lega karena mendapatkan situasi yang dianggapnya ’lebih menyenangkan’. Ada yang biasa saja sebab berpandangan apapunlah yang terjadi nanti. Apa pun warna reaksi itu, semua haruslah diterima.


Lingkungan baru. Wajah baru. Situasi baru. Mungkin memang kerap membuat gentar. Namun bukan berarti tidak bisa kita selesaikan. Tidak bisa dipungkiri bila diperlukan tenaga ekstra untuk memulai dengan yang baru. Banyak pemakluman, banyak belajar, banyak penyesuaian (untuk sekedar menemukan chemistry), juga mungkin akan banyak perselisihan. Meskipun begitu, sedikit atau banyak, semua hal tersebut pastilah membawa kita pada sebuah petualangan seru untuk kemudian menemukan sesuatu. Lepas dari sesuatu itu apakah menyenangkan atau tidak. Ada pembelajaran dan pendewasaan untuk kita yang mengalaminya.

Saya teringat akan tokoh Alif di buku Negeri 5 Menara yang juga bimbang ketika harus menempuh jarak ribuan kilo dengan bus antar-provinsi untuk pergi belajar di sebuah pondok pesantren di Jawa. Jawa. Tempat yang jauh dan tidak dikenalnya. Untuk anak usia lepas sekolah dasar, pastilah menakutkan. Namun semangat dan tekad dibungkus kerja keras serta berbekal Man Jadda wa Jadda (siapa yang bersungguh-sungguh, dialah yang akan berhasil), tokoh Alif  mengalami petualangan dan penemuan seru di hidupnya.

Seorang anak usia lepas sekolah dasar berani menghadapi situasi yang tak pasti dan baru. Bagaimana dengan kita ? Para dewasa yang mengemban tugas mendidik anak bangsa. Apakah akan terjatuh dan porak-poranda hanya karena hal baru di depan mata ?

4 comments:

  1. Langkah pertama selalu menyulitkan. Yang harus kau lakukan adalah melangkahlah kedepan dan kau akan baik-baik saja.

    ReplyDelete
  2. Ya, sedikit keberanian dan lebih besar tekad (atau nekad?) :-)

    ReplyDelete
  3. Hmmm... Man Jadda wa Jadda.. mantap sekali itu petikan!!!

    ReplyDelete