Pages

Tuesday 29 March 2011

Di Surabaya Tak Ada Ring Road Utara

Baru saja sampai di kos kembali setelah berpetualang dengan jalan-jalan panjang berliku. Ah, alhamdulillah akhirnya berada lagi di wilayah yang saya cukup kenali. Tidak ada lagi was-was dan bingung. Berakhir sudah stres dengan aneka macam jalan yang berkelok-kelok dan lalu lintas yang padat.

Itulah kesan saya terhadap kota yang saya tinggali dalam tiga tahun terakhir ini setiap selesai pergi ke suatu tempat. Jalan-jalan yang panjang, kebanyakan satu arah, dan hampir sama semua kerap membuat saya harus berputar-putar cukup lama untuk bisa mencapai tujuan. Bila salah belok, harus pandai-pandai mencari jalan kembali kalau tidak i’m sorry, good bye alias tersesat.


Dulu, saat awal saya ada di kota ini, teman-teman sampai panik tidak karuan kalau saya hilang dari pandangan saat pergi bersama-sama dengan naik motor. Kepanikan yang wajar sebab saya memang kerap tersesat dimanapun berada. Sangat sulit bagi saya mengingat rute sebuah perjalanan hanya dalam sekali kunjungan saja.

Untungnya saya dibantu Gardner untuk menemukan alasan kecenderungan mudah tersesat saya. Bukan saya tidak cerdas pastinya, hanya saja memang kecerdasan spasial (mengenal ruang) saya cukup mencemaskan hehehehe.

Pernah saya mengandaikan akan sangat menyenangkan bila di Surabaya ini ada juga ring road seperti di Jogja. Sangat membantu orang-orang yang mudah tersesat seperti saya. Sebab bila tersesat, kita tinggal mencari jalan lingkar tersebut lalu menyusurinya pasti akan menemukan kembali jalan pulang. Mungkinkah ? Meniru sebuah iklan di televisi, bisa diatur, wani piro ? hahahaha.



No comments:

Post a Comment