Pages

Sunday 3 February 2013

Ah...Sudah Kebiasaannya, Wajar Kalau Bisa !

ketrampilan yang
semoga menjadi kebiasaan
‘Ah, dia kan bisa karena sudah biasa melakukannya. Wajar saja’. Kita mungkin pernah mendengar pernyataan seperti itu,  atau mungkin kita sendiri yang mengatakannya ketika mengkomentari akan kemampuan seseorang. Komentar yang kesannya bernada sirik ya ? hehehehehe. Tapi sudahlah, entah sirik atau senang itu hanya beda persepsi saja.

Lepas dari memang sudah menjadi kebiasaan, sebuah kebisaan itu bisa dikuasai selalu melalui jalan yang namanya proses. Yeah…proses. Kerap kali proses itu pun menyakitkan. Diperlukan kesabaran, ketlatenan, dan mungkin menahan rasa sakit untuk mencapai kebisaan yang akan menjadi kebiasaan itu.

Seperti apa yang dialami oleh murid-murid saya di kelas 1 ini. Di sekolah, berlatih sholat bersama memang dimulai sejak di kelas 1. Saya namakan berlatih sholat karena memang untuk anak-anak usia dini ini, sholat masih menjadi latihan belum kewajiban. Beberapa anak memang sudah terbiasa dengan gerakan sholat sejak di taman kanak-kanaknya dulu. Namun beberapa anak ada yang belum mengenal atau masih kikuk dengan gerakan sholat. Maklumlah, mereka berasal dari beragam taman kanak-kanak yang pasti budaya dan kebiasaan yang dibawa berbeda.

Latihan sholat bersama anak-anak pun punya cerita sendiri. Cerita tentang proses bisa menjadi karena terbiasa.

Terutama pada gerakan-gerakan sholat yang dinamakan ruku’ dan duduk diantara dua sujud. Ada saja yang dilakukan anak-anak terutama yang laki-laki.
Saat ruku’, tangan mereka alih-alih memegang lutut, lebih sering menggantung dan bergoyang-goyang sambil menyenggol tangan teman di sampingnya dan kemudian cekikikan. Bila diingatkan, alasannya pegal sebab harus membungkuk cukup lama. Nah lho …

Duduk diantara dua sujud beda lagi ceritanya. Duduk yang mengharuskan kaki kaki tertekuk dengan tegak dan kaki kiri melipat saat diduduki pantat ini membuat beberapa anak sedikit melingkar-lingkar menahan sakit dan tidak bisa bertahan lama dalam posisi tersebut.Ada yang menjatuhkan badannya secara heboh sambil ngelesot di lantai. ‘Sakit, bu’ rintih mereka. ‘Ditahan sebentar saja, nanti bila sudah biasa tidak akan sakit lagi’, kata saya menanggapi keluhan mereka.

Berjalan satu bulan, anak-anak yang diawalnya mengeluh sakit saat dalam posisi duduk diantara dua sujud, langsung berkomentar tidak sakit lagi saat saya tanya bagaimana kakinya.

Yeah…bukti mereka bisa karena terbiasa bukan ? Walaupun begitu, proses membiasakan yang kadang ‘menyakitkan’ itu perlu pula kita apresiasi dan tidak dipandang sebelah mata saja kan ? Bahwa semua kebiasaan itu pun dilakukan melalui sebuah proses belajar yang kerap membutuhkan kesabaran dan kerelaan merasakan sakit pula. 

4 comments:

  1. yah... memang sudah kebiasaan, karena sebelumnya memulai membiasakannya dg suatu proses.. ^_^

    ReplyDelete
  2. Bisa karena terbiasa. Lebih baik dilakukan daripada dipikirkan

    ReplyDelete
  3. JeQ anda benar :-)

    Anonim, sepakat saya dengan anda :-)

    ReplyDelete
  4. wahh artikelnya bagus sekali, silahkan kunjungi website kami :)
    Klik Disini

    ReplyDelete