Pages

Monday 28 March 2011

Vivre = Choisir ?

Berita infotainmen saat ini diwarnai oleh pernikahan antara KD-Raul dan Pasha-Delia. Hampir semua stasiun televisi gosip menayangkan hal yang sama. Otomatis dampak yang nyata terlihat adalah orang yang kerap duduk di depan televisi nasional tahu tentang dua pernikahan artis ini. Tahu bagaimana perayaan dan mode baju yang dipakai.

Seorang teman berkata kepada saya bahwa pernikahan di hotel seperti artis itu seru. Akan sangat menyenangkan bila memiliki pernikahan seperti itu. ”Seperti cerita-cerita di buku-buku novel percintaan atau film-film romantis hollywood.Gaya pernikahan impian semua orang gadis”, katanya.


Semua gadis ? Saya tersenyum diam-diam. Mungkin benar apa yang dikatakannya meski tidak mutlak. Siapa orang yang tidak ingin merayakan hari bahagianya sesuai dengan keinginannya ?

Teman saya yang lain pernah bercerita tentang keinginannya menikah. Namun karena keluarganya menginginkan sebuah perayaan yang cukup ramai, ia harus menunda pernikahannya sebab uang yang dikumpulkan belum. ”Aku adalah anak perempuan satu-satunya, wajar saja kalau dirayaan sedikit berbeda dengan pernikahan saudaraku yang lain”, katanya. Itu contoh sebuah pilihan.

Sah-sah saja bila mengangankan sebuah pesta perayaan yang megah bak putri di negeri dongeng. Yang perlu diingat adalah batas khayalan sebisa mungkin tidak terlalu jauh dari kondisi yang ada. Agar tidak terluka.

Hidup memang berisi pilihan-pilihan. Di dunia ini, menjalani hidup berarti harus sering memilih. Seperti contoh memilih bagaimana perayaan perkawianan atau menjalani hidup ke depan nantinya. Saya andaikan seperti anak sekolah yang menghadapi ujian dengan soal pilihan ganda.

Namun di hidup, pilihan yang tersedia tidak hanya sebatas pada empat pilihan saja, namun banyak sekali. Tidak pula hanya pilihan gelap terang, hitam putih, atau benar salah sebab ada pula pilihan abu-abu, terang tanah, benar relatif atau salah pun relatif.

Semua pilihan yang kita ambil akan membawa kita menuju kita nantinya. Kita yang sekarang adalah hasil kongkret dari pilihan di masa lalu. Kadang memang sekali waktu, kita melakukan pilihan keliru yang kerap kita namai khilaf. Meski begitu, tetap ada pilihan lainnya untuk memperbaiki pilihan yang keliru tadi. Itulah hidup. Tempat kita untuk selalu memilih.

1 comment:

  1. "Kita yang sekarang adalah hasil kongkret dari pilihan di masa lalu." Keren. Andai saja aku tidak mengikuti sebuah workshop beberapa tahun yg lalu, pasti lain ceritanya:-D

    ReplyDelete