Pages

Sunday 26 February 2012

Ketika Gadget Masuk Kelas

anak-anak pun menikmati teknologi
Blackberry. iPhone. iPad 2.

Siapa yang disaat sekarang tidak mengenalnya ? Hm…mungkin hanya sedikit yang angkat tangan. Gadget di atas sudah sangat biasa di sekitar kita bukan ? Bahkan mungkin ada beberapa yang terbiasa pula kita gunakan. Hampir sepersekian jam dari 24 jam waktu kita.

Sah-sah saja memang memilikinya. Sangat wajar bagi kita, manusia ini menyukai hal-hal modern berbau teknologi. Bagaimanapun teknologi diciptakan adalah untuk mempermudah dan menyamankan kehidupan umat manusia. Jadi semua orang kalau memang mampu membelinya, memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki hasil kreativitas manusia dalam bentuk gadget-gadget seperti di atas. Siapapun. Apapun profesinya. Termasuk guru.

Guru ? Ya, benar sekali. Guru. Kok guru ?

Saturday 25 February 2012

Ternyata Arti Surat Al Ikhlas Mudah Dihafalkan, Bu!

Katakanlah Dialah, Allah Yang Maha Esa
Allah tempat meminta
Allah tak punya anak
Allah tak dilahirkan
Dan tak ada satupun, makhluk, makhluk yang sama dengan-Nya

beda karakter beda aktivitas
Dengan semangat anak-anak di kelas saya menyanyikan lagu di atas dengan memakai nada lagu naik becak. Terlihat menikmati sekali mereka. Menggeleng-gelengkan kepala ke kanan ke kiri sambil senyum-senyum. Ada juga yang bergaya seperti gitaris meniru sebuah iklan shampoo anak-anak di televisi. Seorang anak bergaya sedang memegang kemudi becak karena menjiwai lagu aslinya. Yang lain ada yang bertopang dagu seolah-olah sedang naik becak dan menikmati perjalanan.

Lucu melihatnya. Berbagai ragam gaya muncul. Terkesan santai namun sebenarnya anak-anak itu pun sedang belajar. Belajar menghafal arti Surat Al Ikhlas. Kebetulan  guru Al Qur’an yang mengajar sedang sakit, jadi guru kelasnyalah yang menggantikan. Meski terlihat santai dan beragam gaya terlihat, mereka cukup serius menghafal.

Thursday 23 February 2012

364 Jours, Écrire sur le Blog

Joyeux Anniv’ Secangkir Kopi

Wah, akhirnya 364 hari sudah saya menulis di Secangkir Kopi. Tak terasa. Sesuatu yang berawal dari keinginan mengurai kesuntukan sepulang kerja dengan menulis mampu saya jalani sampai sekarang. Awalnya menulis apapun yang ada di kepala. Apapun ! Karena begitu banyak hal yang berputar-putar di kepala dan selalu memerlukan cara untuk dikeluarkan. Kalau tidak, akan menjadikan saya jadi tidak enak badan hehehehe.

Tapi siapa orangnya yang mau mendengar semua hal dari biasa, aneh, tak penting, penting, lucu, sedih, jengkel, tak puas, gembira, dan aneka rasa perasaan yang lain setiap hari ? Saudara ? Teman ? Atau bahkan suami ? yeah… bertahan sebulan sudah sangat baik hati sekali mereka (meski saya punya dua orang yang cukup punya kesabaran mendengarkan saya sampai sekarang sebab usai didengarkan langsung dikeluarkan hehehehe).

Tuesday 21 February 2012

Menjadi Guru Bagi Anak Usia Peniru

usia peniru yang selalu ingin tahu
Hari senin adalah waktunya saya memeriksa kuku dan rambut anak-anak. Memastikan kukunya telah dipotong dan rambutnya bersih. Menjaga dan membiasakan hidup bersih pada anak-anak sejak dini sangatlah perlu sebab kebiasaan baik itu akan dibawa mereka sampai dewasa kelak. Apalagi kalau mereka mengerti mengapa harus menjaga kebersihan.

Anak-anak pun saat ini cukup paham untuk selalu menjaga kebersihan. Meski memang memahamkan mereka memerlukan proses dan tidak bisa langsung sekejapan. Ada serangkaian aktivitas. Bercerita, konsistensi, ketelatenan, keteladanan, juga konsekuensi.

Bergaul dengan anak-anak di usia perkembangan (kelas 1 dan kelas 2 sekolah dasar), sebagai para dewasa, kita pun harus selalu ingat bahwa mereka adalah pengamat sekaligus peniru ulung. Segala hal akan menarik perhatian. Segala hal akan menjadi bahasan. Segala hal akan bisa ditiru. Semua bebas nilai di pemahaman mereka. Apapun yang mereka lihat, baik itu benar atau salah, baik atau buruk, akan mereka tiru. Tugas kita adalah memberi pemahaman dan pendampingan.

Saturday 18 February 2012

Catatan Kecil saat Olimpiade Sains Kuark (OSK)

suasana perlombaan
terlihat dari lantai  dua
Sabtu pagi tadi hujan menghampiri Surabaya. Aduh, padahal hari ini anak-anak akan ikut Olimpiade Sains Kuark (OSK). Cuaca yang kurang mendukung cukup membuat khawatir juga. Akankah anak-anak nanti tiba di lokasi perlombaan tepat waktu ? Kebetulan tempatnya pun cukup jauh, ada di Al Falah Tropodo, Sidoarjo.

Gerimis yang menyertai sepanjang perjalanan ternyata masih tersisa sesampainya saya di lokasi. Namun apa yang saya lihat memberi semangat pagi yang hebat. Meski gerimis dan becek dimana-mana, telah banyak yang datang. Anak-anak dari banyak sekolah yang terlihat agak tegang dengan digandeng para ibu (atau ayah) yang bersemangat. Semua sibuk melihat denah lokasi untuk menemukan kelas-kelas para pengemban ingin tahu ini.

Anak-anak sekolah saya pun beberapa telah datang. Ada yang datang cukup pagi, 06.30 telah tiba di lokasi. Masih sepi. Hujannya pun masih deras. 

Kebetulan cukup banyak dari sekolah saya yang ikut. Terutama anak-anak di level 1 (kelas 1 dan 2). Mereka pun cukup serius dalam mempersiapkan diri. Terlihat dari kedatangan mereka yang rutin di setiap bimbingan belajar. Mereka rela pulang lebih siang dari teman-teman yang lain hanya untuk menambah jam belajar sains kuark di sekolah.

Friday 17 February 2012

Sst… Ternyata Menggambar itu Tak Cuma Pakai Pensil dan Kuas lho!



Melihat kedua gambar di atas, menurut anda apakah benar bentuknya mirip sebuah jembatan? Atau pohon buah seperti yang tertulis pada judulnya ?

Tidak ? Lalu mirip apakah kedua gambar itu ? Mirip coretan tak berbentuk ? Atau tidak mirip apa-apa sebab memang tak memiliki kemiripan dengan apapun ?

Ah… kalau anda bilang tidak mirip apa-apa, mungkin kita perlu kembali mengenang masa kanak-kanak dimana imajinasi bergerak bebas kemanapun hehehehehe. Membayangkan sesuatu dengan bebas, tak khawatir akan benar dan salah. Bebas dan mengalir kemana saja.

Itu pula yang hari senin pagi dilakukan murid-murid saya. Seusai melakukan doa belajar bersama, anak-anak telah ribut dengan benang jahit, koran, dan kaos yang mereka bawa. Jam pertama ini mereka akan berkreativitas menggunakan cat bersama guru keseniannya. Kaos yang dibawa untuk melindungi seragam putih mereka dari percikan cat sedangkan koran untuk alas meja.

Lalu benang untuk apa ? Ternyata benang adalah alat yang mereka gunakan untuk menggambar nanti. Bukan pensil, spidol, atau kuas seperti yang biasa mereka gunakan. Namun benang.

Wednesday 15 February 2012

Kok Kita Tak Belajar,Bu ?

belajar (seperti) tak belajar
Pertanyaan itu terlontar dari seorang murid usai saya mengakhiri aktivitas bersama di kelas. Saat itu saya mengajar sains. Kebetulan tak ada aktivitas tulis menulis saat itu. Hanya berdiskusi dan mendengarkan sebuah cerita. Sebuah cerita tentang penemu salah satu sumber bunyi yang telah dikenal anak-anak. Alexander Graham Bell si penemu telefon.

Tidak belajar ? Si penanya mengangguk. Kita tidak menulis sama sekali, hanya mendengarkan cerita dan berdiskusi. Berarti tidak belajar kan bu, jelasnya.

Tuesday 14 February 2012

Satu Hal Untuk Sebuah Kepercayaan Diri

menghargai dan mengapresiasi
Allahu Akbar…Allaaaaaahu Akbar ! Suara lantang dari seorang murid saya yang sedang mengikuti lomba adzan di sekolah terdengar. Cukup tenang meski terlihat sedikit grogi. Tetapi ada yang aneh. Kok matanya ditutup ? hehehehe... ternyata itu salah satu trik dia dalam ikut lomba. “Agar tak lupa adzannya, bu. Kalau lihat teman-teman, jadi lupa terus.”

Ada lagi anak yang maunya adzan tanpa melihat ekspresi teman-temannya alias membelakangi. Alasannya pun sama. Untuk berkonsentrasi. Ada banyak cara mensiasati ketidaknyamanan mereka ketika maju ke depan.

Saya cukup menghargai akan keberanian yang ditunjukkan mereka. Bagaimanapun, maju ke depan dan dilihat banyak orang untuk beberapa anak adalah sesuatu yang cukup sulit. Rasa malu dan tak nyaman akan membuat mereka terbebani sekali. Memerlukan dukungan dan dorongan dari pihak luar baik guru, orang tua maupun teman-temannya.

Sunday 12 February 2012

Mom and Dad - You are My Inspiration #1

berdiskusi dengan teman
“Wa…jadi ibu ? Aduduh!”

“Bu, aku protes ! Jadi anak saja. Jadi ibu banyak tugasnya!”

“Bu Erna nih, ada-ada saja.”

Heboh. Itulah sebagian reaksi anak-anak perempuan ketika saya membagi mereka ke dalam beberapa kelompok. Rencananya mereka akan bermain peran mengenai peran dalam keluarga.

Untuk anak laki-laki sebaliknya. Sama heboh namun mereka malah berebut menjadi ayah, tidak mau menjadi anak. Semua anak angkat tangan mengusulkan dirinya sendiri menjadi ayah.

“Aku yang jadi ayah saja,bu! Badanku kan besar!”


Wednesday 8 February 2012

Seru ya melihat mereka menikmati dalam berkegiatan ?

Rekaman ini saya dapat dari seorang teman guru. Melihat semangatnya, saya pun minta ijin mengunggahnya. Anak-anak di usia perkembangan yang menikmati sekali kegiatan bernyanyi di kelas. Boleh bergerak dan bergaya apa saja. Mengajar dengan hati membuat anak-anak pun menikmati apa yang dipelajari. Ayo, mendidik dengan sepenuh hati !

Ketika Balok Besar Masuk Kelas

bermain bersama yuk !
Time is up, kata saya kepada anak-anak. Segera saja mereka tanpa protes membongkar bangunan yang dibuat. Merobohkan susunan balok sambil bersorak seru seakan melihat pesta kembang api saja. Baru kemudian memasukkannya ke dalam kotak.

Di kelas, sengaja memang saya memasukkan balok susun ini. Melihat anak-anak yang cenderung bergerak dan senang bermain rancang bangun, daripada mereka berlarian tak tentu arah, maka balok menjadi pilihan di waktu istirahat.

Dulu, balok yang saya bawa hanya balok kecil. Itu pun hanya  satu keranjang. Di semester dua ini, saya memasukkan satu kotak besar balok. Melihat ukurannya, memang cukup rawan. Apalagi bila tanpa sengaja jatuh dan mengenai tubuh. Pasti sakit.

Sunday 5 February 2012

Menanam Kosakata di Taman Neuron Anak

kegiatan
memperkaya kosakata
“Ah…kasus selesai! Aku dapat sepuluh!” seru seorang anak. “Aku dapat sebelas! Ada yang belum kamu lingkari!” sambut temannya. “Masak sih?” Lalu berdiskusilah mereka memeriksa hasil kata yang dilingkari. Yang lainnya terlihat serius menekuri kertasnya. Melingkari semua kata yang berawalan huruf S. Tak lama kemudian, hampir semua anak mengatakan selesai.

Ketika semua anak telah selesai, maka saya pun meminta mereka menyebutkan semua kata berawalan huruf S yang didapat. Saya menulisnya di papan tulis sambil meminta mereka memeriksa kata yang belum terlingkari.

Apa sih sebenarnya yang kami lakukan ?

Mengapa Seseorang Layak Disebut Leader?

Tulisan ini adalah milik Dadang Kadarusman yang saya dapat  di sini  
Catatan Kepala: ”Jika orang yang disebut sebagai leader itu hanya menempatkan bawahannya pada posisi sebagai pelaksana pekerjaan rutin, maka orang itu belum berhasil menjadi ’leader’.”

Judul artikel ini tidak dituangkan untuk menggugat atasan yang dinilai kurang kompeten. Saya menggunakannya untuk mengajak Anda untuk melihat kedalam, apakah didalam diri kita memang sudah ada tanda-tanda jika kita ini memiliki kualitas pribadi yang memadai? Kualitas yang memadai untuk apa? Untuk menjadikan diri kita layak disebut sebagai seorang leader. Mengapa? Karena kita sering terlalu sibuk mengejar titel jabatan, bukan mengejar kompetensi. Setelah mendapatkan jabatan itu pun kita sering terlampau sibuk untuk menjaga ‘citra’ sebagai pemimpin yang disegani atau dipatuhi. Dan sering lupa, bahwa nilai diri kita sebagai pemimpin hanya terletak kepada apa yang bisa kita lakukan saat menjalankan fungsi kepemimpinan itu. Bukan pada titel mentereng kita. Jadi, mengapa seseorang layak disebut pemimpin?

Saturday 4 February 2012

Membuat Pesan Dalam Botol? Mau!!!

“Kami anak…hm…apa ya ? Sebentar!” berlarilah Billy kembali ke tempat pesan tertempel. Doniro, partnernya hanya melongo sambil garuk-garuk kepala. Menulis pesan yang sempat disampaikan meski tak sampai tuntas.


“Tidak, itu pesan di garis selanjutnya!” kata Revi kepada Gemma di sudut lain.  

Anak-anak terlihat sibuk. Ada yang menulis, ada yang berlarian bolak-balik. Sedang apakah mereka ? Bermain ? Tapi waktu istirahat telah usai sejam yang lalu. Mereka juga terlihat serius meski kesannya berlarian kesana kemari.

Mereka sedang belajar bahasa Indonesia sebenarnya. Belajar memperkaya kosakata sekaligus menyampaikannya sebagai pesan kepada teman. Juga belajar bekerja sama serta menghias kelas. Banyak ya ? Iyalah, kan kelas kecil. Kelasnya tematik. Kegiatan apa saja bisa membawa anak-anak belajar banyak hal.