Pages

Sunday 5 February 2012

Menanam Kosakata di Taman Neuron Anak

kegiatan
memperkaya kosakata
“Ah…kasus selesai! Aku dapat sepuluh!” seru seorang anak. “Aku dapat sebelas! Ada yang belum kamu lingkari!” sambut temannya. “Masak sih?” Lalu berdiskusilah mereka memeriksa hasil kata yang dilingkari. Yang lainnya terlihat serius menekuri kertasnya. Melingkari semua kata yang berawalan huruf S. Tak lama kemudian, hampir semua anak mengatakan selesai.

Ketika semua anak telah selesai, maka saya pun meminta mereka menyebutkan semua kata berawalan huruf S yang didapat. Saya menulisnya di papan tulis sambil meminta mereka memeriksa kata yang belum terlingkari.

Apa sih sebenarnya yang kami lakukan ?
Sebenarnya kami tadi belajar bahasa Indonesia dengan mengenal kosakata. Kegiatannya bernama  Detektif Kata. Anak-anak yang menjadi detektifnya dengan kata kunci dimulai dari saya. Saya akan mengatakan “Kasusnya adalah pencarian semua kata berawalan huruf … ” maka anak-anak akan mencari satu kertas majalah bekas yang tersebar di semua sudut kelas kemudian  melingkari semua kata yang berawalan huruf tersebut. Mereka bebas menyelesaikan kasusnya dimanapun.


Kegiatan yang memerlukan gerak tubuh, ketelitian, ketepatan, dan penguasaan membaca ini cukup menyenangkan mereka. Terlihat dari antusiasme yang muncul. Apalagi sebagian besar anak-anak di kelas memiliki gaya belajar kinestetik, diijinkan bergerak adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi mereka. Permainan ini kami lakukan sampai tiga kali dengan awalan huruf yang berbeda-beda. Mereka pun menyukainya. Memang sebelumnya, saya memberikan sedikit atmosfer petualangan. Melambungkan imajinasi mereka tentang serunya memecahkan sebuah kasus.

Anak-anak di kelas 2 sekolah dasar adalah anak-anak di usia perkembangan. Belajar sebanyak mungkin kosakata akan sangat membantu mereka dalam berkomunikasi ke depannya. Mengenal banyak kata menjadikan mereka pun lebih mudah memahami sebuah bacaan. Berada di usia perkembangan dengan kemampuan otak menyerap segala sesuatu yang baru  dengan cepat memberikan kesempatan anak-anak mengembangkan kemampuan berbahasanya.

Cukup memprihatinkan melihat banyak anak-anak yang cerdas namun kesulitan memahami sebuah teks bacaan dikarenakan kemampuan berbahasanya yang minim dan kosakata yang dikuasai terbatas. Anak-anak lebih terbiasa menerima dan mendengar kata-kata ‘trend’ saja. Kata-kata yang ambigu dan sebenarnya tidak jelas maksudnya. Keterbatasan kosakata ini pun kerap akhirnya membawa kita mengambil kosakata bahasa asing (inggris) dan dengan seenaknya mencampurkannya meski bila dilihat secara kebahasaan artinya kurang pas.

Kondisi ini bisa kita perbaiki dengan memberi kesempatan anak-anak mengenal banyak kosakata sejak dini. Terutama untuk anak-anak di usia perkembangan, membaca tidak selalu harus dimulai dari duduk diam di sebuah sudut yang tenang. Membaca bisa dilakukan dengan cara apapun termasuk melakukan sebuah permainan. Mengkondisikan mereka suka dulu, memunculkan keingintahuan, kemudian memberi kesempatan mencari jawaban pada sebuah bacaan akan lebih efektif dan menyenangkan untuk anak-anak.





No comments:

Post a Comment