Pages

Thursday 3 May 2012

Lapbook Masuk Kelas

mengapresiasi
karya teman
‘Wah, kita akan membuat lapbook lagi, Bu ? Tentang apa sekarang ? Pasti seru!’
‘Iya nih, sudah tidak sabar.’

Itulah reaksi anak-anak ketika saya mengatakan akan membuat lapbook lagi. Semangat seperti biasa. Anak – anak memang sudah akrab dengan kata lapbook. Sejak pertama kali saya mencoba membuat ‘proyek kecil’ ini, mereka suka dan menikmati proses pembuatannya. Semua karya yang dilakukan pasti mereka minta untuk diletakkan di lapbook. Cukup bangga dengan lapbook-nya. Memamerkannya kesana kemari.

Sebenarnya apa sih lapbook itu ?


Lapbook sebenarnya buku mini yang berisi informasi tentang sesuatu. Informasi yang bisa dibuat sendiri dari kreativitas dan pengetahuan anak-anak. Seperti kumpulan hasil belajar hanya beda tampilannnya.

berkreativitas
Bila biasanya hasil belajar itu berwujud kertas-kertas berbentuk persegi panjang dengan soal, jawaban dan nilai, di lapbook ini, hasil belajar anak bisa bermacam-macam. Tergantung ide-ide kreatif dari anak-anak dan kita.

Seru dan menyenangkan. Apalagi melihat respon anak-anak dan orang tua yang cukup apresiatif, kerepotan-kerepotan saat menyiapkan lapbook hilang tak berbekas hehehe.

Ide awal mencoba lapbook ini muncul setelah saya membaca serunya lapbooking yang dilakukan anak-anak homeschooling. Menyenangkan mungkin kalau anak-anak di kelas juga membuat lapbook ini, pikir saya waktu itu.

Apalagi model pembelajaran dengan lapbook ini cocok dengan metode pembelajaran tematik (untuk kelas 1,2, dan 3 sd). Di lapbook, anak-anak bisa belajar banyak hal. Menulis cerita, berhitung, menggambar dan mewarnai, melatih motorik halus dengan menggunting dan melipat sekaligus pula menumbuhkan kreativitas dan kepercayaan diri. Untuk dibuat semacam dokumentasi jejak proses belajar anak-anak (porto folio) pun bagus. Banyak sekali manfaatnya kan ?

my great lapbook
Jadi mengapa tidak dicoba ?

Setelah sedikit melihat-lihat  tentang lapbook ini baik melalui youtube atau googling, saya mencoba proyek kecil ini. Lapbooking with my students.

Pertama-tama, saya siapkan tempat untuk anak-anak membuat lapbook-nya. Kalau yang di homeschooling dikatakan memakai kertas lapbook yang bisa didapat di toko kertas, saya memilih yang sederhana, murah, dan mudah didapat. Kertas buffalo. Warna buffalo tidak harus sama, kontras pun bagus.

Saya potong-bentuk kertas buffalo tersebut seperti model buku terbuka. Karena lapbook ini masuk kelas, otomatis saya harus membuat tempatnya sebanyak anak di kelas. Delapan belas anak. Harus sama semua sebab saya memegang asas keadilan hehehehe. Namun memang tidak terpungkiri, saya perlu waktu agak lama menyiapkan lapbook ini.

Reaksi anak-anak yang selalu bersemangat dan ingin tahu kapan bisa memulai lapbooking-nya membuat saya pun semangat mewujudkan proyek ini. Saat buku awalnya selesai, anak-anak pun segera mengisinya.

Temanya bisa bermacam-macam. Kalau kemarin, tema kami tentang aku. Anak-anak membuat pohon keluarga masing-masing lengkap dengan gambar anggota keluarganya. Kemudian diisi cerita perasaan mereka saat bermain gasing, surat untuk mama dan papa, gambar pertemanan, kamus kecil bahasa inggris yang disukai, dan banyak lagi.
Sampul depan
lapbook matahari

Semua dilakukan ketika mereka beraktivitas di sekolah. Kebetulan kebanyakan murid saya memiliki gaya belajar kinestetik, jadi aktivitas lapbooking ini cocok untuk mereka. Mereka bisa sering bergerak dengan menggunting, menempel, dan memutari kelas mencari ide.

Rasa senang dan penasaran yang muncul akan jadi seperti apa lapbook-nya nanti memberi dampak positif kepada anak-anak dalam proses pembelajarannya. Semua karya hasil belajar yang dibuat mereka, bila memang memungkinkan disimpan di lapbook setelah saya nilai tentunya. Anak-anak selalu heboh dengan apa yang sudah dibuatnya.

‘Disimpan di lapbook, ya ? Disimpan di lapbook, ya ?’
my lapbook !!!
Disimpan di lapbook dan apresiasi positif terhadap apa yang telah dibuatnya, sedikit banyak menumbuhkan kepercayaan diri pada mereka. Bila di awal sempat ada anak yang masih malu dan mengatakan jelek atas apa yang sudah dibuatnya, sekarang ini anak-anak cukup percaya diri dengan karyanya. Selalu minta karnya diapresiasi dan diakui. Pada proses pemahaman pun, anak-anak lebih cepat mengerti materi yang diberikan.

Dukungan dan dorongan dari para orang dewasa memang diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ini. Bila anak terbiasa mendapat apresiasi positif dari lingkungannya, niscaya ke depannya mereka pun mampu dan percaya akan kemampuan dirinya. Banyak cara menumbuhkan kepercayaan diri ini. Lapbooking salah satunya. 

2 comments:

  1. my daughter says that your class is the best.tq mam erna to be a good teacher, who is always encourage ur student.

    ReplyDelete
  2. Thank you azra's mom, it very nice to hear that.

    ReplyDelete