Look, there is a circle around the sun ! |
‘Wah,
kok pakai kacamata hitam ke sekolah?’ tegur seorang teman guru kepada murid
saya suatu pagi saat melihatnya berjalan menuju kelas. Yang ditegur hanya mengangguk
dan menjawab singkat kalau saya minta dan ini demi sains. Wah…
‘Gaya
sekali muridmu itu, Bu.Namun bersemangat.’ Sambil senyum-senyum, teman guru
saya bercerita. Saya ikutan tersenyum juga mendengar ceritanya. Saya dan teman
guru ini sama-sama paham tentang murid yang sedang dibahas karena saat duduk di
kelas satu, teman guru saya inilah yang
menjadi guru kelasnya.
Memang
hari itu anak-anak kelas dua diijinkan membawa kaca mata hitam. Jarang-jarang
diijinkan membawa barang-barang seperti itu ke sekolah, anak-anak terlihat
senang dan semangat sekali. Makanya saat ada kesempatan seperti sekarang,
dengan percaya diri dan bangga mereka memakai kaca mata hitam itu sejak masuk
lobby sekolah. Berjalan ke sana kemari dengan kacamata bertengger di hidung
atau kepalanya. Sungguh bergaya sekali meski lucu juga melihatnya. Bergaya
dengan percaya diri, tetap cuek meski
dilihati oleh adik-adiknya yang kelas 1. Saya pribadi senang dengan reaksi
bersemangat dan positif dari mereka. Ah, para pengemban rasa ingin tahu memang
selalu bersemangat !
Hari
ini rencananya saya dan mereka akan mengamati matahari. Mengamati matahari ? Iya.
Buat
apa ? Toh matahari dari dulu juga seperti itu. Terbit dari timur dan tenggelam
di barat.
Lihat, ada bayangannya ! |
Eits,
tunggu dulu! Mungkin memang aneh dan tidak penting ya terdengarnya bagi para
orang dewasa, namun tidak bagi anak-anak. Aktivitas mengamati matahari ini
ternyata sangat menarik buat mereka. Terbukti dari seru dan banyaknya
pertanyaan yang terlontar.
Aktivitas
mengamati matahari cukup seru. Awalnya mereka mendongak ke atas. Melihat bentuk
matahari dengan kaca mata hitamnya Oya, mengamati matahari sebaiknya tidak
dengan menatapnya langsung sebab akan membuat mata sakit. Terutama ketika pukul
sembilan pagi ke atas. Agar mata tidak sakit dan silau, anak-anak memakai kaca
mata hitam ini.
‘Wah,
bentuknya lingkaran dan ada cincinnya, Bu!’ seru seorang anak yang segera
disambut anak-anak yang lain. ‘Warnanya seperti oranye, Bu. Agak silau juga
meski sudah memakai kacamata. Kok ga kelihatan ada alien ya ?'
‘Hei,
ada bayang-bayang lho di bawah kita!
Tapi pendek.’ Segera kegiatan dari mendonggak digantikan dengan menunduk. Memperhatikan
bayang-bayang mereka masing-masing.
Bisa
dibayangkan serunya para pengemban ingin tahu ini beraktivitas bukan ? Usai
bermain-main sebentar di bawah matahari, kami pun masuk dan mulai berdiskusi
lagi. Tentang matahari tentunya. Begitu banyak pertanyaan dan rasa penasaran.
Ada
saat saya pun menjawab atau bercerita tentang matahari dengan buku bergambar
menarik. Hasilnya, setiap ada kesempatan, mereka pun membaca buku itu
bersama-sama. Senang rasanya bila bisa menfasilitasi keingintahuan anak-anak. Menyemangati
mereka untuk mencari tahu ketika penasaran akan sebuah ilmu. Ah, semoga
generasi berilmu dan percaya diri terwujud suatu saat kelak di negeri ini.
No comments:
Post a Comment