percampuran pengamatan dan imaji |
Tahun
pelajaran hampir usai. Kebersamaan bersama anak-anak kelas dua selama hampir
setahun telah terjalani. Tak terasa bulan depan, anak-anak akan naik ke tingkat
selanjutnya. Seru, senang, jengkel, sedih, bangga, dan banyak rasa lagi lainnya
campur-aduk. Hm…sedikit melankolis ya ? Padahal saat ini saya sedang membuat
latihan soal untuk mereka. Namun yang terjadi kemudian, saya ingin menulis
kebersamaan bersama mereka. Hitung-hitung mengisi blog juga yang berminggu-minggu
sempat ‘tak terawat’. Khawatir banyak jamur dan rumput yang tidak diinginkan
akan tumbuh hehehehehe.
Pagi
itu, harinya entah apa, lupa, selembar kertas putih telah ada di meja saat saya
datang. Kertas HVS berisi gambar sederet anak dengan tinggi yang sama bersama
seorang wanita bertubuh paling tinggi. Aku, teman dan guruku. Itulah judul yang
tertulis di sana. Tanpa nama siapa pembuatnya.
Saya
tertegun untuk beberapa saat. Sebuah hadiah kejutan yang indah.
Seusai
ikrar, saya bahas hadiah tanpa pengirim itu dengan anak-anak. Ternyata dari
salah seorang murid perempuan. Dia menggambarnya kemarin malam ketika tiba-tiba
teringat dengan teman-teman dan gurunya.
sekolah, teman, dan guruku |
‘Habis,
seru bu di kelas dua ini. Maunya bersama terus!’ ceritanya saat itu. Teman-temannya
yang lain pun mengiyakan. ‘Bu, bagaimana kalau kita juga buat gambar bersama
teman-teman ?’
Ide
dadakan yang cukup menarik. Apalagi saat itu temanya kebersamaan. Cocok. Maka
segeralah kegiatan menggambar teman dan guru serta dirinya sendiri dimulai. Menggambar
? Semudah itu ? Memangnya sedang pelajaran apa ?
Senangnya
berada di kelas tematik adalah fleksibelitas dalam proses belajarnya. Kalau ditanya
pelajaran apa, bisa dijawab apa saja. Pelajaran karakter pun masuk. Seru melihat
anak-anak melakukan proses menggambar teman-temannya. Bagaimana mereka mendeskripsikan
teman ke dalam bentuk gambar. Sampai-sampai ada anak yang memerlukan melihati
wajah temannya dulu untuk beberapa saat agar mendapat detail yang sesuai.
Sederhana
ya ? Iya. Namun di balik keserdehanaan aktivitas itu, ada banyak hal yang bisa
dipelajari oleh mereka. Mengenal teman. Menghitung semua teman dan mengingat
siapa saja yang belum digambar. Mengajarkan kepada anak-anak tentang mengenali
semua orang di sekitarnya.
Banyak
detail mengejutkan dari mereka saat menggambarkan teman-temannya. Ada anak yang
menggambar semua teman dan gurunya ketika mereka bersiap akan sholat. Telah memakai
sarung dan mukena ternyata datang kiriman es krim. Jadi hebohlah semuanya. Hm…
ada-ada saja kan imajinasinya ?
bersama-sama |
Belajar
mengamati, menganalisa, mengimajinasikan kemudian menuangkannya ke dalam gambar
kongkret adalah proses latihan bernalar yang bagus untuk anak-anak. Pada sisi
kognitifnya, mereka belajar bagaimana cara mendeskripsikan teman-temannya, di
sisi afektif mereka belajar mengenali dan hidup bersosialisasi, dan di sisi
motoriknya, mereka belajar membuat garis dan pencampuran warna.
No comments:
Post a Comment