Pages

Sunday 27 May 2012

Aku, Teman, dan Guruku


percampuran pengamatan dan imaji
Tahun pelajaran hampir usai. Kebersamaan bersama anak-anak kelas dua selama hampir setahun telah terjalani. Tak terasa bulan depan, anak-anak akan naik ke tingkat selanjutnya. Seru, senang, jengkel, sedih, bangga, dan banyak rasa lagi lainnya campur-aduk. Hm…sedikit melankolis ya ? Padahal saat ini saya sedang membuat latihan soal untuk mereka. Namun yang terjadi kemudian, saya ingin menulis kebersamaan bersama mereka. Hitung-hitung mengisi blog juga yang berminggu-minggu sempat ‘tak terawat’. Khawatir banyak jamur dan rumput yang tidak diinginkan akan tumbuh hehehehehe.

Pagi itu, harinya entah apa, lupa, selembar kertas putih telah ada di meja saat saya datang. Kertas HVS berisi gambar sederet anak dengan tinggi yang sama bersama seorang wanita bertubuh paling tinggi. Aku, teman dan guruku. Itulah judul yang tertulis di sana. Tanpa nama siapa pembuatnya.

Saya tertegun untuk beberapa saat. Sebuah hadiah kejutan yang indah.

Seusai ikrar, saya bahas hadiah tanpa pengirim itu dengan anak-anak. Ternyata dari salah seorang murid perempuan. Dia menggambarnya kemarin malam ketika tiba-tiba teringat dengan teman-teman dan gurunya.
sekolah, teman, dan guruku
‘Habis, seru bu di kelas dua ini. Maunya bersama terus!’ ceritanya saat itu. Teman-temannya yang lain pun mengiyakan. ‘Bu, bagaimana kalau kita juga buat gambar bersama teman-teman ?’

Ide dadakan yang cukup menarik. Apalagi saat itu temanya kebersamaan. Cocok. Maka segeralah kegiatan menggambar teman dan guru serta dirinya sendiri dimulai. Menggambar ? Semudah itu ? Memangnya sedang pelajaran apa ?

Senangnya berada di kelas tematik adalah fleksibelitas dalam proses belajarnya. Kalau ditanya pelajaran apa, bisa dijawab apa saja. Pelajaran karakter pun masuk. Seru melihat anak-anak melakukan proses menggambar teman-temannya. Bagaimana mereka mendeskripsikan teman ke dalam bentuk gambar. Sampai-sampai ada anak yang memerlukan melihati wajah temannya dulu untuk beberapa saat agar mendapat detail yang sesuai.

Sederhana ya ? Iya. Namun di balik keserdehanaan aktivitas itu, ada banyak hal yang bisa dipelajari oleh mereka. Mengenal teman. Menghitung semua teman dan mengingat siapa saja yang belum digambar. Mengajarkan kepada anak-anak tentang mengenali semua orang di sekitarnya.

Banyak detail mengejutkan dari mereka saat menggambarkan teman-temannya. Ada anak yang menggambar semua teman dan gurunya ketika mereka bersiap akan sholat. Telah memakai sarung dan mukena ternyata datang kiriman es krim. Jadi hebohlah semuanya. Hm… ada-ada saja kan imajinasinya ?
bersama-sama 
Ada juga anak yang menggambarkan seorang temannya dengan wajah yang marah sebab menurutnya, hampir setiap hari si teman itu selalu marah. Teman yang dimaksud hanya tersenyum, namun kemudian ‘ Aku coba ga’ marah lagi, aku ga mau digambar seperti itu. Ternyata jelek.’ Ada pula yang menggambar semua temannya berdasarkan apa yang disukai seperti menambahkan mobil di kaos sebab temannya senang mobil, atau karakter yang lain.

Belajar mengamati, menganalisa, mengimajinasikan kemudian menuangkannya ke dalam gambar kongkret adalah proses latihan bernalar yang bagus untuk anak-anak. Pada sisi kognitifnya, mereka belajar bagaimana cara mendeskripsikan teman-temannya, di sisi afektif mereka belajar mengenali dan hidup bersosialisasi, dan di sisi motoriknya, mereka belajar membuat garis dan pencampuran warna.





No comments:

Post a Comment