menjelaskan kepada pengunjung pameran |
Kemarin,
ada yang sedikit berbeda di selasar ketika jam istirahat. Lebih ramai dan
meriah. Hampir semua anak dari kelas 1 sampai kelas 5 turun. Beberapa anak
terlihat memakai kaos hitam dan terlihat sibuk. Mondar-mandir dan mempersilahkan
para guru dan teman-temannya yang baru saja turun ke selasar.
‘Ayo,
teman-teman ! Bu Guru ! Pak Guru ! Yang belum turun melihat pameran kelas 4,
silahkan turun. Nanti nyesal lho !
Ada sovenirnya lagi !’
Ternyata
murid kelas 4 sedang pameran karya. Hm… menarik sekali melihat semangat mereka
menarik perhatian teman-temannya. Karya-karya kerajinan yang mereka buat pun
cukup menarik. Semua dari barang bekas. Ada mobil, bros, pesawat, lampu, dan
lainnya.
Murid
kelas 2 juga ikut melihat pameran. Kegiatan seperti ini bagus sekali sebagai
tempat latihan mereka menjadi bagian dari masyarakat. Belajar bagaimana bersikap
di tempat umum.
mengisi daftar pengunjung |
Hidup
di masyarakat pastilah harus mentaati aturan atau norma yang ada. Aturan-aturan
tersebut kerap kali tidak tertulis. Bagaimana mengajarkannya kepada anak-anak ?
Tidak ada jalan lain adalah teladan dan praktik langsung bukan ? Senang sekali
kerap ada kegiatan belajar bermasyarakat di sekolah. Pameran karya, menonton
film, perlombaan antarkelas, dan masih banyak lagi. Tak dipungkiri sebenarnya,
banyak hal, tidak hanya belajar bermasyarakat saja, yang bisa diambil
manfaatnya dari kegiatan seperti ini.
Di
pameran karya kelas 4 sekarang ini contohnya. Semua murid yang hadir di
pameran, belajar bagaimana berperilaku di tempat umum. Mengantri, tertib tidak
berdesakan saat melihat, bagaimana mengapresiasi karya orang lain, bagaimana belajar
bertanya tentang sesuatu juga bertenggang rasa akan kepentingan orang lain.
lampu dari botol air mineral dan sendok plastik |
Pada
murid kelas 4 pun mereka tidak saja belajar brekreativitas. Mereka belajar pula
bagaimana mengadakan sebuah pameran karya. Menjadi penyelenggara kegiatan yang
baik.. Menjadi penyelenggara di sini termasuk juga menjadi MC acara dan penjaga
pameran. Menjelaskan bagaimana cara pembuatan karya yang dipamerkan, apa
gunanya, mengarahkan adik-adiknya kelas 1 dan 2 melihat karya, juga mengingatkan
pengunjung yang kadang ada yang usil memegang
karya (padahal ada larangan tidak boleh pegang) atau juga pengunjung yang ingin
dapat souvenir lebih dari satu dengan santun. ‘Maaf, sovenirnya satu saja ya
agar yang lain juga kebagian’.
souvenir cantik |
Salut
sekali melihat murid-murid kelas 4 ternyata mampu. Salut pula kepada bu guru
ketrampilannya. Membuat anak-anak percaya diri dengan apa yang telah dibuat dan
dikerjakan dengan sungguh-sungguh, adalah sesuatu yang sangat menakjubkan. Dampaknya
mungkin tidak bisa langsung terlihat, namun bila ketika anak berkreasi dengan
ide kreatifnya dan mendapat apresiasi dan dukungan positif dari lingkungan,
bukan tak mungkin beberapa tahun ke depan akan bermunculan generasi yang
percaya diri dengan karyanya. Generasi yang orisinal idenya, tak tidak mudah larut
terpesona dengan budaya asing, dan mampu dengan bangga mengatakan ‘ini karyaku.’
No comments:
Post a Comment