Pages

Sunday 26 February 2012

Ketika Gadget Masuk Kelas

anak-anak pun menikmati teknologi
Blackberry. iPhone. iPad 2.

Siapa yang disaat sekarang tidak mengenalnya ? Hm…mungkin hanya sedikit yang angkat tangan. Gadget di atas sudah sangat biasa di sekitar kita bukan ? Bahkan mungkin ada beberapa yang terbiasa pula kita gunakan. Hampir sepersekian jam dari 24 jam waktu kita.

Sah-sah saja memang memilikinya. Sangat wajar bagi kita, manusia ini menyukai hal-hal modern berbau teknologi. Bagaimanapun teknologi diciptakan adalah untuk mempermudah dan menyamankan kehidupan umat manusia. Jadi semua orang kalau memang mampu membelinya, memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki hasil kreativitas manusia dalam bentuk gadget-gadget seperti di atas. Siapapun. Apapun profesinya. Termasuk guru.

Guru ? Ya, benar sekali. Guru. Kok guru ?
Sebab profesi guru  yang saya lihat setiap hari. Kebetulan juga saya adalah guru.

Memiliki benda-benda seperti diatas kan bisa jadi keinginan semua orang. Banyak alasan untuk ‘perlu’ memilikinya. Semua alasan itu sah-sah saja. Saya tak akan membahas alasanya, namun lebih kepada saat-saat menggunakannya. Sebaiknya kita pun harus bijak dalam menggunakannya. Keberadaan teknologi adalah untuk membantu dan menyamankan kehidupan kita dan bukan sebaliknya, membuat repot hidup kita.

Terutama ketika kita sedang berinteraksi dengan anak-anak di kelas. Di kelas anak-anak usia perkembangan. Di kelas anak-anak yang aktif dan selalu bergerak. Di kelas anak-anak yang tak takut bahaya dengan mencoba apapun yang menarik perhatiannya. Di kelas yang seharusnya kita memfokuskan perhatian kepada anak-anak bukan kepada dering dari gadget.

Tidak setiap saat, setiap waktu kita harus memperhatikan gadget. Bisa fatal jadinya.Apalagi kalau perhatian kita lebih banyak ke gadget daripada anak-anak. Hm…

Saya bukan antipati atau tak setuju dengan para guru untuk memiliki gadget-gadget canggih. Setuju sekali. Menandakan selain melek teknologi juga kondisi ekonominya bagus. Sudah bukan seperti guru Oemar Bakri zaman dulu hehehehehehe. Saya pun senang dengan teknologi. Berterimakasih dan terbantu sekali oleh hasil kreativitas para penemu teknologi. Saya dengan mudah bisa merekam kegiatan-kegiatan yang ada di kelas bersama anak-anak. Mengabadikan ekspresi mereka yang mungkin tak terulang.

Meski sekali lagi, harus bijak dalam menggunakan. Saya termasuk guru yang kerap mengabaikan dering tanda pesan atau panggilan masuk saat sedang mengajar. Bagi saya, yang terpenting sekarang adalah anak-anak. Panggilan atau pesan yang masuk bisa menunggu sebab mereka pasti tahu bahwa saya sedang bersama anak-anak. Anak-anak pun meski tidak mengungkapkan secara langsung, akan bisa merasakan mereka diperhatikan atau diabaikan oleh gurunya.

Mengambil istilah yang saya dapat di sebuah pelatihan, kalau dering tanda pesang atau panggilan masuk itu important but not urgent jadi tak perlu dijawab sekarang. Kalau anak-anak adalah important and definitely urgent yang memang perlu untuk selalu mendapat perhatian.

Kalau pun memang ‘harus’ menggunakan gadget di tengah sedang beraktivitas bersama anak-anak, pastikan mereka dalam kondisi yang aman dan terkendali. Sebisa mungkin kita pun mengawasi apapun yang dilakukan mereka, bukan terpaku kepada gadget apalagi kalau sampai keasyikan. Kita pun sesegera mungkin kembali beraktivitas bersama mereka. Akan sangat tidak bijak kalau kemudian terjadi kecelakaan di anak-anak hanya karena kelalaian mengawasi mereka. Bagaimana pun, anak-anak tahu kalau diabaikan, dan dengan cara mereka akan mencoba menarik perhatian kita. Apapun akan dilakukan meski itu sebenarnya membahayakan diri mereka.

No comments:

Post a Comment