Pages

Thursday 1 March 2012

À la Bibliothèque ! Ternyata Surabaya itu Ada lho di Peta !

surabaya, dimana ya ?
“Bu Erna, terantuk itu apa sih ?”
“Bu, ternyata Surabaya itu ada lho dipeta !”
“Ini maksudnya apa, bu ? Apakah dulu itu matahari memang seperti bola api ?”
“Wah, ada bendera negara yang sama dengan bendera kita!”

Kalimat-kalimat itu terlontar dari murid-murid saya siang tadi saat mereka di perpustakaan. Begitu banyak pertanyaan dan semua menunggu penjelasan. Mulai dari pertanyaan tentang arti kata yang tak dipahami, gambar yang tak dimengerti, sampai bagaimana caranya melihat peta. Semua terlihat asyik dengan pilihan bacaan yang dibawanya. Baik sendiri maupun berkelompok dengan teman. Seru melihat mereka. Terlihat menikmati apa yang dibacanya.

Memang acara berkunjung ke perpustakaan adalah waktu-waktu yang dinanti anak-anak. Bila di daftar kegiatan hari itu tertulis ‘pergi ke perpustakaan’ maka mereka akan sesegera mungkin menyelesaikan tugas yang ada agar tak ketinggalan ke tempat menyenangkan itu. Jangan ditanya bila tiba-tiba saya menunda ke perpustakaan karena ada suatu hal. Pasti sederet pertanyaan mengapa, kenapa, kok bisa, kapan ke sana, akan terdengar terus. Belum ekspresi kecewa yang terlihat.

Ah, senangnya melihat anak-anak akrab dengan buku. Membaca adalah hal penting yang perlu dibiasakan sejak dini. Bila sejak kanak-kanak mereka terbiasa dengan buku, besar kemungkinan kebiasaan baik senang membaca akan terbawa sampai dewasa kelak. Bila itu terjadi, generasi berpengetahuan akan terwujud. Akan sulit menemukan orang yang enggan membaca buku lagi atau bahkan yang merasa pusing bila ke toko buku  hehehehehe.

Memang senang membaca pada anak-anak perlu dukungan dari lingkungan sekitar pastinya. Orang tua, guru, teman, dan lainnya. Gemar membaca adalah kebiasaan yang ditumbuhkan dan dilakukan sejak kecil. Sebelum mereka usia sembilan tahun sebab sebelum usia ini, pembiasaan yang dipupuk sejak dini akan lekat teringat di ingatan mereka.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memotivasi senang membaca pada anak. Misalnya bercerita. Saya kerap membacakan cerita. Cerita tentang apapun. Kadang dongeng, kadang tentang penemu, kadang tentang pertemanan, dan banyak lagi. Anak-anak selalu senang dan membacai ulang buku-buku yang sudah saya ceritakan.

Kerap mereka mencari lainnya. Seperti ketika saya bercerita tentang Alexander Graham Bell, anak-anak membaca sendiri tentang Thomas Alva Edison, Wright Bersaudara, dan lainnya. Dengan antusias mereka menceritakan apa yang telah dibacanya. Di saat-saat membaca, kerap anak-anak menemukan kata-kata yang tak mereka mengerti. Mereka akan menanyakan ke kita, dan kewajiban kita pun menjawabnya.

Di perpustakaan pun, saya membebaskan anak-anak memilih buku yang mereka inginkan. Kerap yang dipilih adalah buku-buku cerita bergambar menarik. Memang anak-anak kelas 2 sekolah dasar sangat menyukai buku-buku dengan gambar berwarna-warni. Ada juga ensiklopedia anak. Kalau membaca ensiklopedia, sebagai para dewasa, kita harus mendampingi, menjelaskan dan menjawab pertanyaan mereka sebab banyak hal baru yang perlu penjelasan.

Saya pun memiliki anak-anak yang cukup unik. Setiap ke perpustakaan, yang dicari adalah peta atau atlas. Belum waktunya memang dan belum diajari. Namun memang anak-anak adalah sosok menakjubkan yang kadang rasa ingin tahunya mendorong mereka mencari tahu yang diminatinya. Seperti menanyakan arti tanda panah di peta, menemukan Surabaya, kotanya di gambar pulau Jawa. Bersorak senang. Memanggil temannya yang lain dan berkerumunlah mereka. Membacai nama-nama kota yang tak belum mereka kenal dan kadang tertawa-tawa karena merasa lucu. Aktivitas membaca menyenangkan di perpustakaan terasa sekali.

Banyak cara membuat anak-anak senang membaca kan ? Yang perlu diperhatikan kita, para dewasa ini hanyalah jangan memaksakan mereka membaca dalam kondisi tertekan. Apalagi hanya meminta mereka membaca buku pelajaran. Kalau bukan buku pelajaran, dilarang dibaca. Aduh, sedih pastinya. Akibatnya juga anak-anak jadi enggan membaca. Lebih parah lagi kalau kita meminta mereka membaca sedangkan kita, para dewasa ini asyik menonton televisi. Bagaimanapun, anak-anak usia dini tersebut masih memerlukan contoh nyata di keseharian mereka. Termasuk kebiasaan membaca. 

Membayangkan generasi berpengetahuan karena gemar membaca suatu hari kelak sangat menyenangkan sekali. Jadi, mulai membaca yuk !

No comments:

Post a Comment