Baru saja usai uji kompetensi di sekolah. Anak-anak pun sekarang telah libur. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan telah berlalu. Meski begitu, selalu saja ada cerita bila bersama mereka. Selalu ada saja ide untuk menulisnya.
|
berdiskusi,
belajar mendengarkan dan didengarkan |
Setiap uji kompetensi, selalu ada daftar hadir yang beredar. Anak-anak harus menuliskan nama mereka. Memakai pensil tentu sebab anak kelas 2 sekolah dasar masih menggunakan pensil sebagai alat tulisnya. Mereka selalu senang menulis nama di daftar hadir itu karena hal baru bagi mereka.
Mereka pun menanyakan kegunaan daftar hadir tersebut dan mengapa mereka harus menulis nama. Mengapa nama dan bukan tanda tangan ? tanya seorang anak yang pernah melihat ayahnya menandatangani daftar hadir. Saya pun menjelaskan sebenarnya boleh memakai tanda tangan asal bentuknya selalu sama, tidak berubah-ubah. Maka, berekspresilah beberapa murid saya membentuk tanda tangannya. Ada yang memakai smile, bintang di atas, tanda hati, dan bendera negara yang disukai. Hm...
”Bu, mengapa nama saya kok selalu ada di nomor 16 ? Saya kan ketua kelas. Boleh tidak pindah di nomor 1 ?”
Sebuah pertanyaan mengagetkan dari seorang anak saat saya mengedarkan daftar hadir di hari ketiga uji kompetensi.