Pages

Saturday 20 August 2011

”Janganlah Contoh Saya”

Mendengarkan radio sambil bersiap-siap pergi ke sekolah adalah kebiasaan yang saya lakukan setiap pagi. Ada sebuah acara di  stasiun radio afiliasi (pusatnya di Jakarta) yang saya sukai. Bukan acara musik dan hanya berdurasi  tak lebih dari sepuluh menit. Disisipkan dalam acara mayornya.
jadoelkoeno.blogspot.com
Bila acara tersebut sedang berlangsung, saya sering harus memasang telinga sungguh-sungguh. Tidak bisa didengarkan sambil lalu atau sambil berjalan ke sana ke sini seperti bila kita mendengarkan musik. Ada dua alasannya. Yang pertama karena radio saya bukan dari telfon genggam dengan fasilitas head-set dan yang kedua ini bukan pemutaran lagu-lagu pop yang bisa didengar sambil lalu.

Friday 19 August 2011

Aku Tidak Ngambek...


bermain pun adalah  proses mengendalikan keakuan diri

Menjadi guru di kelas dua memang tidak sama dengan ketika menjadi guru di kelas satu. Kita lebih mudah beradaptasi sebab telah mengenal mereka sebelumnya. Selain itu anak-anak pun cukup percaya diri  karena telah  akrab dengan lingkungan sekolahnya. Mereka pun lebih matang satu tahun dibanding dengan anak-anak kelas satu.

Meskipun begitu, mereka tetaplah dalam tataran anak usia dini. Masih senang bermain, kerap berselisih paham dengan teman dan sebentar kemudian bermain bersama kembali, suka bercerita dan didengarkan, serta belajar tentang lingkungannya.

Naik Satu Tingkat

bermain rancang bangun
Tahun pelajaran ini saya naik kelas. Tidak lagi mengajar kelas satu. Naik satu tingkat, yaitu kelas dua. Artinya bertemu kembali sekaligus berpisah dengan murid-murid saya saat kelas satu dulu. Berpisah di sini saya artikan bahwa terjadi beberapa perubahan anak di kelas karena ditukar dengan anak dari kelas satu yang lain.

Artinya juga bahwa di kelas dua saya ini ada percampuran kembali anak-anaknya. Meski telah saling kenal dan kerap beraktivitas bersama saat di kelas satu, bukan berarti bahwa mereka tidak perlu adaptasi dengan formasi teman kelas baru ini. Perlu. Begitupun dengan saya sebagai guru kelasnya.

Tuesday 16 August 2011

Maaf Bu, kata cowok cewek itu tidak sopan (dirgahayu Indonesia)

ekspresi cinta Indonesia dari anak
Bergaul dengan anak-anak terutama di usia dini seyogyanya kita pun bisa berlaku bijaksana. Bijaksana dalam banyak hal. Termasuk pada penggunaan bahasa. Sebab mereka (sekolah dasar) adalah usia yang mulai belajar mengenal lingkungannya.

Cukup memprihatinkan melihat bagaimana banyak anak-anak sekarang yang pemakaian bahasanya (bahasa indonesia) karut marut. Mereka lebih mengenal bahasa-bahasa prokem  yang tak baku seperti loe, gue, rempong, kesel, sialan, cowok, cewek, ngapain, dan seterusnya. Pernah saya pun mendengar, ”Apa loe liat-liat ?” dari seorang anak kecil. Terdengar kasar dan memprihatinkan. Entah ia dapat kata-kata itu dari mana. Saya pun ragu ia memahami makna dari kata-katanya.

Ketika Aku Menjadi Kita


Banyak dari kita akan mengiyakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Dari pengalaman itulah kita belajar banyak hal yang kerap tak terpikirkan atau jauh dari kehidupan sehari-hari. Pengalaman pun lebih berkesan dan mudah diingat sebab kita mengalaminya sendiri.

Begitupun dengan anak-anak. Mereka akan lebih mudah memahami sesuatu bila ada kerja nyata (praktik langsung) di lapangan daripada duduk di dalam kelas dan mendengarkan kita, guru mereka, sepanjang waktu. Kata-kata Confusius bahwa aku dengar aku lupa, aku lihat aku ingat, dan aku lakukan aku mengerti sungguh sebuah pemikiran cemerlang.

Saturday 13 August 2011

Bertemu Teman Sukses

indonetwork.co.id
Ketika sedang asyik memilih buku, telefon genggam saya berbunyi. Dari seorang teman lama yang mengajak untuk makan bersama. Sudah lama memang kami janjian  bertemu namun ada saja sesuatu hal yang merintangi. Sampai akhirnya hari itu kami sama-sama luang, jadi saya mengiyakan ajakannya meski belum selesai memilih buku. Toh bisa datang kembali ke toko buku besok, pikir saya. Kami pun pergi menuju tempat yang dikatakan teman saya tadi.

Suami saya sempat heran ketika tahu tempat yang kami tuju adalah restoran yang khusus menyajikan ikan bandeng. ”Lho, kamu kan tidak makan bandeng?” Saya mengangkat bahu. ”Tidak masalah, yang penting bisa bertemu teman”.

Antara Laptop, Blog, dan Pembaca

mazan.blog.com
Seorang teman bertanya tentang kegemaran saya menulis di blog secangkir kopi ini. Menurutnya, saya termasuk orang aneh sebab melakukan aktivitas yang sangat tidak produktif. Tidak produktif menurutnya adalah tidak menghasilkan uang. Sudah repot berpikir, menyusun kata, menguntai kalimat dan dibaca gratis oleh orang lain. Kamu dapat apa ? tanyanya.

Thursday 4 August 2011

Puasa Melatih Kita Jujur ?

Siang tadi bersama murid-murid, saya berdiskusi tentang ibadah puasa. Ada sebuah cerita singkat yang saya berikan untuk memulai diskusi ini. Bercerita tentang Si Fulan yang pura-pura puasa. Ia mengaku berpuasa dan selalu terlihat lemas sepanjang hari kepada semua orang yang ditemui. Namun ketika tidak ada siapa-siapa, ia makan dan minum sepuasnya. 
freespirit.com

Diskusi saya mulai dengan mengkritisi sikap Si Fulan ini. Cukup banyak pendapat muncul dari murid-murid. Seperti Si Fulan tidak jujur, Si Fulan berdosa karena bohong, Si Fulan tidak kuat puasa, Si Fulan begini, Si Fulan begitu.

Wednesday 3 August 2011

Menyusur Jogja (kembali)

Sebuah tag foto teman tentang sebuah kaos yang Jogja sekali saya lihat hari ini di jejaring sosial. Banyak ekspresi mengungkapkan akan kota ini dalam kata-kata sederhana namun mengena sekali. Contohnya adalah ; Sumpah, kangen Jogja !

Ah, memang sebuah kota unik yang banyak tersimpan dalam kenangan banyak orang yang pernah mengakrabinya. Termasuk saya. Ada banyak tempat, ada banyak suasana, ada banyak perilaku yang kita hanya dapati di kota ini. Tidak ada pembukaan cabang di tempat lain.

Duduk sama rendah, Berdiri sama tinggi

ic-mataram.blogspot.com
Tahun ajaran baru sekolah selalu memunculkan wajah-wajah baru. Aneka ragam anak dengan aneka ragam sifat muncul. Anak-anak yang baru ’lulus’ dari taman kanak-kanak. Anak-anak yang sedang beradaptasi dengan lingkungan barunya. Anak-anak paling kecil di jenjang sekolah dasar. Murid kelas satu.

Berinteraksi dengan anak-anak tersebut, mengajarkan kepada saya belajar membuat mereka merasa nyaman. Bagaimana pun, lingkungan baru akan membuat anak-anak tersebut memerlukan waktu untuk yakin bahwa mereka aman di sana. Di setiap kelompok, selalu ada anak yang berani dan anak yang ragu juga takut. Waktu mereka untuk mengenal lingkungan pun berbeda-beda. Ada yang singkat, agak lama, dan lama. Kita harus memahami kondisi ini.