Pages

Tuesday 16 August 2011

Ketika Aku Menjadi Kita


Banyak dari kita akan mengiyakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Dari pengalaman itulah kita belajar banyak hal yang kerap tak terpikirkan atau jauh dari kehidupan sehari-hari. Pengalaman pun lebih berkesan dan mudah diingat sebab kita mengalaminya sendiri.

Begitupun dengan anak-anak. Mereka akan lebih mudah memahami sesuatu bila ada kerja nyata (praktik langsung) di lapangan daripada duduk di dalam kelas dan mendengarkan kita, guru mereka, sepanjang waktu. Kata-kata Confusius bahwa aku dengar aku lupa, aku lihat aku ingat, dan aku lakukan aku mengerti sungguh sebuah pemikiran cemerlang.


Pengalaman untuk selalu melibatkan anak-anak pada kegiatan berbagi dalam rangka menumbuhkan kepekaaan sosial sejak dini ternyata mampu membuat mereka lebih bersyukur dan mengasihi sesamanya.

Setiap  bulan ramadhan, di sekolah ada aktivitas berbagi terhadap sesama. Aktivitas dimulai dari penggumpulan dana dan barang-barang layak pakai. Anak-anak dilibatkan sejak awal. Memahamkan mereka apa pentingnya berbagi. Menjadi tangan kanan yang berada di atas tanpa tangan kiri perlu mengetahui.

Diskusi berbagi di kelas saya cukup seru. Banyak alasan mereka mengapa perlu berbagi. Dari untuk membantu teman agar bisa sekolah, agar teman yang tidak memiliki mainan bisa bermain, bisa makan enak seperti mereka, atau sekedar tahu tentang power puff girl dan ben 10. Khas dalam bahasa anak-anak.

Pertanyaan menarik seorang murid membuat diskusi lebih ramai. ”Mengapa bu kok banyak orang berbagi ketika bulan puasa?” Beragam jawaban muncul dari teman-temannya. Dari yang pahalanya lebih besar, agar puasanya diterima Allah sebab ditambah berbagi, agar yang tidak punya uang bisa makan sampai bulan puasa adalah bulan berbagi.

Satu pertanyaan disusul dengan pertanyaan yang lain. ”Bu, kata mama kalau berbagi itu harus diam-diam, jangan sampai ada yang tahu. Benarkah ? Mengapa ?” Dan sederet pertanyaan lainnya.

Kegiatan berbagi yang tidak sekedar teori pun mereka lakukan. Mengemas dan memberikan langsung kepada teman yang membutuhkan. Pengalaman yang akan terus mereka ingat. Serunya menimbang gula, menghitung jumlah kemasan, menali dan mempita.

Ketrampilan hidup yang akan terus mereka gunakan sepanjang waktu selain berpraktik langsung mengukur berat dan menghitung benda pada matematika, belajar bekerja sama dengan teman-teman, sekaligus menumbuhkan kepekaan sosial. Anak-anak pun terlihat menikmati kegiatan tersebut. Meski capai sebab tahu bahwa apa yang mereka lakukan untuk membantu sesamanya.

Ketika aku menjadi kita...

suasana pengemasan

memasukkan barang

jangan lupa kecapnya ya




No comments:

Post a Comment