Pada umumnya, para ortu itu
menyimak dengan seksama. Terutama para ortu yang anak-anaknya baru masuk
sekolah dasar. Banyak pertanyaan terkait dengan kurikulum dan tujuan
pembelajaran yang akan dijalani setahun ke depan. Namun, seiring perjalanan
waktu, entah karena kesibukan atau banyaknya urusan, beberapa ortu seakan
menyerahkan sepenuhnya pendidikan kepada guru dan sekolahnya.
Saturday 20 February 2016
Homeschooling, Tempat Ortu Praktik Banyak Model Belajar
sesuai dengan
kelas yang diampu. Setelah itu, di suatu acara bertajuk open house kami akan jabarkan dan jelaskan tentang kurikulum yang
digunakan kepada para ortu sekaligus kegiatan pembelajaran apa saja yang akan kami
lakukan bersama anak-anak terutama yang keluar sekolah (outing).
Friday 19 February 2016
Homeschooling, Sekolah Rumah untuk Ortu dan Anak
Dulu, setiap bertemu dengan
anak-anak usia sekolah, pertanyaan lanjutan setelah bertanya nama adalah sudah
sekolah belum ? Kelas berapa ? Pandai apa sekarang ? Bla bla dan sederet pertanyaan
sejenis terlontar. Saya anggap lumrah, wajar saja. Banyak di kita melakukan hal
yang sama saya kira hehehehe. Sepakat kan ya kalau itu pertanyaan wajar-wajar
saja ?
Nah, saya
baru gigit jari saat berkenalan dan bertanya hal serupa dengan anak-anak dari suatu
komunitas di wilayah Pati. Saat saya bertanya kelas berapa, dengan polosnya dia
menjawab ‘kulo mboten sekolah’ (saya
tidak bersekolah). Mak jleb! Suami saya yang kebetulan melihat peristiwa itu
hanya tersenyum sambil berbisik, ‘Dasar guru, tanyanya sekolah melulu’. Haduduh…
Sunday 14 February 2016
Saya Memilih Homeschooling
Mengapa ? Kamu sakit hati ya
dengan sekolah formal ? Kamu tidak takut anakmu nanti kuper? Kamu kan pernah mengajar, latar belakangmu
pendidikan, seharusnya kamu kalau ada yang tidak sreg dengan kebijakan sekolah,
bisalah memberi masukan. Bukan malah memilih sekolah rumah. Elitis sekali
kesannya. Ah, ideal memang mimpi ortu (baru) satu anak itu, saran nih, tambah anak dulu, baru kira-kira
bisa homeschooling tidak ?
Tuesday 9 February 2016
Tentang Pola Makan
Di dinding facebook saya sedang sering terlihat
gambar ini. Seorang batita dengan wajah lucu sedang makan pisang di atas troli.
Buah gratis yang diperuntukkan untuk anak-anak usia 12 tahun ke bawah yang
sedang menunggui ortunya belanja. Menarik sekaligus cerdas ide pengelola pusat
perbelanjaannya. Selain membuat nyaman ortu yang sedang berbelanja, juga
menanamkan akan sesuatu yang positif di anak-anak. Kegemaran makan buah. Suka
sekali dengan ide ini. Ide pemasaran yang dikemas dengan menarik sekaligus
mendidik.
Monday 1 February 2016
Bahasa
Kemampuan berbahasa pada
anak bukanlah bawaan lahir. Kemampuan berbahasa mereka pelajari dari lingkungan
sekitar dan orang-orang terdekatnya. Apa yang mereka dengar dan terima, maka
itulah yang ia praktikan.
Dulu, saat masih di lembaga
pendidikan formal, saya memiliki seorang anak didik yang sulit sekali berbicara
dengan jelas. Banyak kesalahan pelafalan yang diucapkan. Kosakatanya pun
terbatas. Lebih sering menunjuk bila menginginkan sesuatu. Untuk warna pun, dia
hanya mengenal oranye dan hitam. Semua benda bagi dia warnanya oranye dan
hitam. Usianya hampir 7 tahun.
Subscribe to:
Posts (Atom)