membaca memperkaya kosakata |
Cukup prihatin
sebenarnya melihat kondisi kebahasaan di saat-saat sekarang ini pada anak-anak.
Bukan salah mereka sebenarnya bila kemudian mengenal bahasa-bahasa ‘aneh’ yang ‘gaul’
seperti ini sebab memang di masyarakat kita, bahasa inilah yang berkembang dan populer.
Namun memang
kemudian dampaknya terutama ke anak-anak yang baru memperkaya kosakata seperti
murid saya ini. Anak-anak yang berada di masa belajar memperkaya kosakata
dengan ingatan yang l uar biasa ini, harus mengenal bahasa-bahasa ‘gaul’ yang
keliru. Lebih mengenal bahasa yang salah namun umum digunakan di keseharian
kita daripada bahasa Indonesia yang benar.
Lalu apa yang bisa
kita lakukan ? Membendung perkembangan bahasa-bahasa ‘gaul’ itu ? Atau bahkan
melarangnya ? Tidak mungkin juga bukan ? Hal yang mustahil sebab yang namanya
bahasa adalah sebuah kode yang bisa berkembang luas tergantung dari para
pemakainya. Mungkin awalnya bahasa-bahasa tersebut adalah milik sebuah
komunitas terbatas, namun karena suatu hal menjadikannya terkenal dan meluas di
masyarakat.
Mungkin yang bisa kita
lakukan adalah memberi contoh pada anak-anak kita terutama yang baru belajar
mengenal kosakata untuk berbicara dengan bahasa yang benar. Bukan bahasa ‘gaul’
atau ‘prokem’. Memakai bahasa yang benar bukan termasuk golongan udik atau ga’ gaul kok.
berimajinasi jadi robot |
Selain itu, membiasakan
membacakan cerita kepada anak-anak kita, salah satu jalan memperkaya kosakata
mereka juga. Mengenalkan mereka pada petualangan menarik dalam cerita sekaligus
mengenalkan kosakata baru. Mendengar kosakata baru, banyak anak yang akan
mengucapkannya berulang-ulang. Sebuah proses wajar sebagai strategi mengingat.
serius membaca |
Seperti ketika saya
bercerita tentang The Giant and the
Beanstalk. Seorang murid saya dengan semangatnya berimajinasi berperang
melawan raksasa dalam cerita saya itu. ‘Hai, rakraksa, lawanlah aku, ciaaat
ciaat!’ katanya bersemangat meski yang diucapkannya keliru. Teman-temannya
mengingatkannya kalau bukan rakraksa tetapi raksasa tidak diindahkan. Baru ketika
saya ikut membenarkan, dia akan pelan-pelan mengejanya, rak-sa-sa.
Nah, itu yang
mendengar kosakata baru dan benar saja masih kebingungan mengejanya, bagaimana
kalau langsung dapat yang ‘gaul’ ?
No comments:
Post a Comment