membaca gambar |
‘Ini gambarnya apa ?
Ceritakan ya, Ayah’, kata Si Bocah sambil membawa kemasan sabun yang baru saja
dibeli. Ayahnya pun memangku Si Bocah dan menjelaskan gambar yang ditanyakan. Pertanyaan
yang sering dilontarkan sejak menginjak usia 3 tahun lima bulan yang lalu.
Setiap melihat
kemasan sesuatu entah sabun, bungkus makanan, deterjen, plastik beras atau
apapun, Si Bocah akan melihat bagian belakangnya dan kemudian meminta
diceritakan tentang maksud gambar yang ada.
Pertanyaannya sama. Kerap
diulang-ulang bahkan. Seperti pertanyaan tentang siluet orang membuang sampah.
Ada sepuluh kali lebih Si Bocah bertanya, dan sebanyak itulah kami menjelaskan.
Bertanya. Dijelaskan. Bertanya lagi. Dijelaskan lagi. Bertanya lagi. Begitu terus.
Tidak jauh beda dengan penjual keliling
dengan suara rekamannya.
Bosan ? Kadang-kadang.
Suka gemas juga kok nanya itu-itu melulu.
Kemarin kan sudah, masak bertanya lagi ? Masak sudah lupa lagi ? Hohoho, tuing
tuing. Kalau sudah begitu, biasanya saya tukar posisi dengan Si Ayah, yang
lebih sabar menjelaskan. Meski secara teori saya paham kalau pertanyaan Si
Bocah yang diulang-ulang itu bukan bermaksud iseng atau ngerjai ortunya. Itu adalah proses dia memahami sesuatu. Mencerna dan
mengingatnya.
Keingintahuan Si
Bocah memahami gambar-gambar di sekelilingnya semakin hari pun semakin
berkembang. Semakin kompleks gambar yang ditanyakan. Dimana pun ada ada gambar,
kami harus siap menjelaskan. Uniknya, gambar yang selalu ditanyakan bukan gambar
biasa, melainkan gambar simbol yang biasa kita sebut sebagai piktogram dan
ideogram.
Awalnya saya sempat
heran. Mengapa tertarik dengan gambar model seperti ini ya ? Saya pun mencoba
mencari referensi. Tentang gambar simbol. Cukup sulit karena semua mengarah ke
kemampuan membaca huruf. Si Bocah belum tertarik dengan huruf.
Sampai kemudian, bertemulah
dengan istilah piktogram dan ideogram ini. Gambar yang awalnya dulu dipakai
oleh Bangsa Mesir Kuno untuk berkomunikasi. Setelah memasuki fase revolusi industri,
gambar simbol ini pun berkembang dan dengan mudah kita temui sekarang. Di jalan,
di kereta, di rumah makan, di gedung perkantoran, di komputer, di taman kota,
dan banyak lagi. Gambar-gambar yang dibuat untuk memudahkan orang memahami sesuatu.
Tanpa terkendala bahasa misalnya.
Untuk kasus Si Bocah –
yang belum bisa membaca apalagi menulis - , gambar-gambar itu lebih mudah diingatnya.
Kami memberi penjelasan beberapa kali, dia pun mengerti. Seperti saat pergi ke
(maaf) toilet misalnya. Si Bocah paham akan toilet untuk laki-laki dan untuk
perempuan melalui gambar yang ada.
Luar biasa otak
manusia ketika digunakan untuk berkarya. Membuat gambar simbol yang diterima
hampir semua masyarakat dunia itu tidak mudah. Sesuatu yang mampu menjelaskan
sebuah maksud dengan cara yang sederhana dan mudah. Seandainya terlempar di
negeri antah berantah dan asing dengan bahasanya pun, piktogram dan ideogram
ini sangat bisa membantu kita. Waw...sekali bukan ?
No comments:
Post a Comment