Pages

Thursday 22 September 2016

Si Bocah Pembaca Pictogram

membaca gambar
‘Ini gambarnya apa ? Ceritakan ya, Ayah’, kata Si Bocah sambil membawa kemasan sabun yang baru saja dibeli. Ayahnya pun memangku Si Bocah dan menjelaskan gambar yang ditanyakan. Pertanyaan yang sering dilontarkan sejak menginjak usia 3 tahun lima bulan yang lalu.
Setiap melihat kemasan sesuatu entah sabun, bungkus makanan, deterjen, plastik beras atau apapun, Si Bocah akan melihat bagian belakangnya dan kemudian meminta diceritakan tentang maksud gambar yang ada.

Pertanyaannya sama. Kerap diulang-ulang bahkan. Seperti pertanyaan tentang siluet orang membuang sampah. Ada sepuluh kali lebih Si Bocah bertanya, dan sebanyak itulah kami menjelaskan. Bertanya. Dijelaskan. Bertanya lagi. Dijelaskan lagi. Bertanya lagi. Begitu terus. Tidak jauh beda dengan  penjual keliling dengan suara rekamannya.

Bosan ? Kadang-kadang. Suka gemas juga kok nanya itu-itu melulu. Kemarin kan sudah, masak bertanya lagi ? Masak sudah lupa lagi ? Hohoho, tuing tuing. Kalau sudah begitu, biasanya saya tukar posisi dengan Si Ayah, yang lebih sabar menjelaskan. Meski secara teori saya paham kalau pertanyaan Si Bocah yang diulang-ulang itu bukan bermaksud iseng atau ngerjai ortunya. Itu adalah proses dia memahami sesuatu. Mencerna dan mengingatnya.

Keingintahuan Si Bocah memahami gambar-gambar di sekelilingnya semakin hari pun semakin berkembang. Semakin kompleks gambar yang ditanyakan. Dimana pun ada ada gambar, kami harus siap menjelaskan. Uniknya, gambar yang selalu ditanyakan bukan gambar biasa, melainkan gambar simbol yang biasa kita sebut sebagai piktogram dan ideogram.

Awalnya saya sempat heran. Mengapa tertarik dengan gambar model seperti ini ya ? Saya pun mencoba mencari referensi. Tentang gambar simbol. Cukup sulit karena semua mengarah ke kemampuan membaca huruf. Si Bocah belum tertarik dengan huruf.
Sampai kemudian, bertemulah dengan istilah piktogram dan ideogram ini. Gambar yang awalnya dulu dipakai oleh Bangsa Mesir Kuno untuk berkomunikasi. Setelah memasuki fase revolusi industri, gambar simbol ini pun berkembang dan dengan mudah kita temui sekarang. Di jalan, di kereta, di rumah makan, di gedung perkantoran, di komputer, di taman kota, dan banyak lagi. Gambar-gambar yang dibuat untuk memudahkan orang memahami sesuatu. Tanpa terkendala bahasa misalnya.


Untuk kasus Si Bocah – yang belum bisa membaca apalagi menulis - , gambar-gambar itu lebih mudah diingatnya. Kami memberi penjelasan beberapa kali, dia pun mengerti. Seperti saat pergi ke (maaf) toilet misalnya. Si Bocah paham akan toilet untuk laki-laki dan untuk perempuan melalui gambar yang ada.


Luar biasa otak manusia ketika digunakan untuk berkarya. Membuat gambar simbol yang diterima hampir semua masyarakat dunia itu tidak mudah. Sesuatu yang mampu menjelaskan sebuah maksud dengan cara yang sederhana dan mudah. Seandainya terlempar di negeri antah berantah dan asing dengan bahasanya pun, piktogram dan ideogram ini sangat bisa membantu kita. Waw...sekali bukan ?

No comments:

Post a Comment