Pages

Friday 23 September 2016

Mager ? Jangan dong

Sekali-kali mengunakan bahasa yang dipakai anak muda agar kekinian hehehehe. Awalnya dengar kata mager ini dari Si Ayah. Kok tumben juga, biasanya Ayah termasuk orang yang agak rewel masalah EYD hihihi. Dengar kedua kalinya, saat sedang nemani mencari baju Si Ayah juga. Kebetulan toko yang menjual baju memutar radio anak muda yang lumayan lucu penyiarnya. Di sana mereka juga melontarkan istilah mager. Baru ngeh kalau mager itu artinya malas gerak. Owalah.

Di awal saya menulis kalau sebisa mungkin kita tidak mager. Apalagi buat ibu-ibu yang mempunyai anak balita. Harus gesit dan lincah seperti bola bekel. Jangan kalah dengan irama anak-anak yang energinya luar biasa itu. Hitung-hitung olahraga hehehehe.


Bersama Si Bocah, kerap saya mencoba senam bersama. Si Bocah kemampuan motorik kasarnya sedikit tertinggal dari anak-anak seusianya. Dulu, saya sering melakukan gerak dan lagu. Saya bernyanyi dan bergerak bersama dengannya. Dibuat santai meski sering dia salah-salah mengikuti.
Berjalannya waktu, Si Bocah mampu menguasai gerakan sederhana dan lagu yang sering kami lakukan. Tugas lagi nih mencari referensi gerakan yang lebih rumit untuk melatih motorik kasarnya. Sulit ? Tidaklah, kan kita hidup di zaman teknologi canggih. Ada internet. Tinggal pencet youtube lalu ketik senam untuk anak paud.

Tada! Tidak ada dua detik, muncullah apa yang saya mau. Luar biasa tekonologi membantu saya dalam menemani Si Bocah beraktivitas. Saya pun memilih senam bebek.  Sudah senang saat melihatnya. Gerakannya cukup mudah namun lengkap. Mulai dari pembukaan yang dimulai dengan berdoa, dilanjutkan pemanasan, inti, lalu pendinginan, dan ditutup dengan berdoa kembali. Lirik lagu yang mengiringinya pun mendidik. Selain menambah kosakata anak, juga membuat anak berimajinasi. Satu lagi yang saya suka adalah senam ini mengenalkan tentang negara Indonesia Raya yang luas dan indah terbentang. Kalau tertarik, bisa dilihat di sini

Senam ini biasa saya dan Si Bocah lakukan Jumat pagi. Mengapa ? Yeah... nguri-nguri tradisi kalau Hari Jumat itu identik dengan olahraga disusul kerja bakti hehehe. (bercanda). Sesukanya kami sebenarnya namun memang kebetulan seringnya Hari Jumat.

Lumayan pula untuk saya yang termasuk ibu mager ini. Sepuluh menit melakukan senam paud bersama Si Bocah bisa membuat saya lebih bersemangat. Bagaimana dengan Si Bocah sendiri ? Awalnya, dia mengikuti tidak lebih dari dua menit kemudian lari berputar-putar dan membuat gerakan sesukanya. Namun, lama kelamaan, konsentrasinya terbangun. Selain hafal lirik lagunya, Si Bocah juga mampu mengikuti hampir semua gerakannya.  Mampu melakukan gerakan koordinasi.

Nah, mengapa kita tidak senam bersama anak-anak mulai sekarang ? Kalau pun tidak bisa olahraga di luar, di rumah juga menarik. Asal dilakukan dengan menyenangkan dan gembira. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, bukan begitu ?

1 comment:

  1. He3x ... teringat saat senam LPJ paling tidak lentur mengikuti gerakan senam :) Sedangkan teman sekamar kok lentur dan gampang ya ngikutin :) Ternyata ia dulunya penari ... pantas :)

    ReplyDelete