Selepas berkemah
tempo hari, kami tidak langsung kembali ke Depok meski telah terlanjur membeli
tiket kereta. Ada beberapa urusan berkaitan dengan pekerjaan yang harus
diselesaikan Si Ayah di Semarang. Jadilah kami menginap dua hari di Semarang.
Hari pertama, kami menginap
di rumah seorang sepupu. Mereka memiliki anak berusia sekolah dasar kelas 3. Si
Bocah ada teman bermain. Mereka telah berkenalan lebaran kemarin dan masih
saling mengingat. Meskipun ada perbedaan usia yang mencolok (si Bocah baru 3
tahun), saya melihatnya tidak ada masalah dalam berkomunikasi.
Mereka terlihat asyik
bermain bersama. Ada saja ide yang muncul. Dari main seluncuran di tangga
rumah, mencoba memotret bersama, sampai bermain rumah-rumahan. Kebetulan saudara
kami baru saja membeli freezer kecil
untuk toko kelontongnya dan baru saja datang. Kardusnya belum sempat dirapikan.
Masih teronggok di teras.
Melihat kardus yang
cukup besar, ide keduanya muncul. ‘Mau membuat rumah seperti pirouette itu lho, Nda’, kata Si Bocah ketika saya tanya. Pirouette adalah lagu anak-anak berbahasa prancis yang bercerita tentang
seseorang dengan rumah kardusnya (bisa dilihat lagunya disini). Saya hanya mengangguk-angguk.
Kardus pun dibalik. Dijadikan
rumah-rumahan. Keduanya terlihat sibuk. Mengambil boneka, bantal, juga selimut.
Semua ditata di dalam kardus. Kadang, terdengar mereka berbisik-bisik lalu
tertawa bersama.
Saya mengamati dari
jauh. Meski ada godaan untuk mendekat dan bertanya apa yang sedang dibicarakan
sebab terlihat seru sekali namun saya memilih tidak mencampuri. Ingin melihat
sejauh mana kreativitas mereka dalam menggunakan benda-benda yang ada untuk
bermain. Ternyata mereka cukup kreatif. Mereka juga bisa berinisiatif.
Si Bocah menghampiri
saya dan bertanya apakah boleh membawa lampu berkemah. Untuk apa, tanya saya.
Si Bocah menjawab kalau di dalam rumah pirouette
gelap saat pintunya ditutup, jadi perlu lampu agar terang.
Saya tersenyum
mengiyakan. Senang percobaan gelap terang dalam tenda ketika berkemah ternyata
masuk di dalam ingatan Si Bocah. Lampu berkemah adalah lampu bertenaga matahari
yang bisa dibuka tutup. Bila posisi terbuka, maka lampu akan menyala dan bila
ditutup, lampunya otomatis mati. Gelap dan tidak bisa melihat apa-apa, komentar
Si Bocah ketika itu.
Pengalaman langsung
memang akan mudah diterima dan diingat. Terutama untuk anak-anak yang memang cara
belajarnya melalui hal-hal kongkrit (nyata). Merasakan, menyentuh, melihat,
mencium, meraba secara langsung bendanya, bukan hanya gambarnya. Apalagi bila
semua hal itu dilakukan mereka dengan senang tanpa paksaan. Percayalah, banyak
hal yang dipelajari oleh mereka. Bermain dengan gembira pun tidak selalu
memerlukan mainan yang mahal, bukan ?
Saya dengar, saya lupa
Saya lihat, saya ingat
Saya lakukan, saya mengerti
-Confusius-
No comments:
Post a Comment