‘Mulainya dari
Alligator ya, Ayah’, jelas Si Bocah sambil mencari puzzle-nya.’Nah, ini lalu
Bear. Lalu apa ya, aku lupa hehehehe’, katanya sambil garuk-garuk kepala.
Si Bocah sedang sibuk
menyusun puzzle dengan ayahnya. Puzzle huruf hadiah dari Budhe Inez
beberapa saat yang lalu. Belum pernah bertemu namun sangat perhatian dengan Si
Bocah sejak dia lahir. Budhe yang hanya dikenal dari namanya saja.
Sekarang, Si Bocah
sudah 3,5 tahun. Ketika mendapat hadiah puzzle
ini, dia penasaran sekali. ‘Itu apa’, tanyanya. ‘Puzzle’, jawab ayahnya saat itu. Kemudian mereka pun membuka kotak
puzzle. Dengan cukup sabar, ayahnya menjelaskan mulai dari cara membuka kotak sampai
bagaimana cara bermain.
Awalnya, Si Bocah
hanya belajar memasang keping puzzle itu
satu per satu. Sepertinya sepele saja, namun buat Si Bocah ternyata memasangnya
perlu usaha dan ketelitian. Bagaimana dia harus belajar menyatukan potongan puzzle yang pas dan berusaha agar tidak
lepas. Si Bocah berlatih kesabaran pula dalam proses ini.
Ayah membantu
mengurutkan hurufnya mulai dari awal sampai akhir karena memang Si Bocah belum
mengenal huruf. Namun, ada satu huruf yang sangat dia hafal. Huruf S. (Hanya karena
dia suka minum es teh, jadi huruf ini menjadi favoritnya hehehehe). Maka,
pertama yang dia cari saat itu juga huruf S meski setelahnya kebingungan harus
melakukan apa lagi.
Ketika semua puzzle telah terangkai, floor puzzle yang panjang dengan gambar
aneka satwa menarik pun terpampang. Si Bocah bilang seperti jembatan yang
panjaaaang sekali. Dia pun mulai meniti di atasnya sambil bernyanyi london bridge is falling down.
Sampai beberapa waktu,
setiap ayahnya pulang dari kerja, Si Bocah selalu mengajak merangkai puzzle. Menolak dengan ibunya. Katanya, ayah
yang membawakan hadiahnya. Hm...
Saya mengamati mainan
buat anak usia 3 tahun ke atas ini memiliki banyak sisi yang bisa dipelajari. Tidak
melulu mengenal huruf. Mulai dari cara membuka dan menutup kotaknya. Anak usia
3 tahunan seperti Si Bocah, akhirnya belajar menyelesaikan masalahnya dalam
proses ini. Satu dua kali, kami menunjukkan caranya, dan selanjutnya, dia
sendiri yang melakukan. Perlu beberapa kali latihan untuk bisa dengan mudah
membuka dan menutup kotaknya sebab perlu beberapa langkah perlakuan.
Selain itu, warna –
warna yang menarik, ceria, dan menonjol mewarnai hampir di semua kepingnya. Si
Bocah menikmati menyusun puzzle dengan
menyesuaikan kesamaan warna yang tersambung, bukan dengan melihat hurufnya
(sekali lagi, dia belum mengenal huruf hihihi). Beragamnya warna-warna yang
ada, membuatnya kerap bertanya tentang namanya. Sejujurnya, ketika menjawab
pun, kami perlu berpikir dulu hehehehe.
Belum lagi gambar
aneka satwa yang beragam. Buat saya pribadi, membuat Si Bocah mau menyusun puzzle dengan ibunya (dan tidak melulu
dengan ayahnya), adalah dengan menceritakan tentang aneka satwa yang ada. Cara berbeda
dari yang digunakan ayahnya hehehehe.
Diandaikan, Si Bocah
sedang berjalan-jalan di hutan dan bertemu dengan bermacam aneka satwa. Disapa satu
persatu dengan ucapan selamat pagi atau menanyakan kabar. Mulai dari huruf A
dengan binatangnya Alligator. Binatang buas yang wujud aslinya menyeramkan ini
menjadi lucu di gambar puzzle Si
Bocah. Kami menamainya purple alligator.
Saya pun tidak menceritakan hal-hal menakutkan tentang binatang tersebut. Hanya
sebatas menamai sesuai warnanya, menjelaskan bagaimana cara berjalannya, dan
hidupnya dimana. Setelah itu beralih ke binatang sesuai dengan huruf
selanjutnya, yaitu B (bear), C (caterpillar), dan seterusnya.
Saya memilih bercerita
biasa saja tentang binatang-binatang tersebut. Si Bocah masih dalam proses
mengenal saja. Proses eksplorasi. Membiarkan dia suka dan ingin tahu tentang binatang-binatang
tersebut tanpa ditempeli perasaan takut. Mengenali banyak binatang tanpa beban
apapun.
Menyusun puzzle bersama dengan bercerita buat
saya jadi kegiatan yang menyenangkan. Selain bisa tertawa-tawa bersama, juga
menambah banyak kosakata Si Bocah. Sebab, apapun yang kita katakan dan ceritakan,
baik dimengerti atau tidak, akan ditiru dan direkam anak-anak.
Hadiah menarik dan
luar biasa. Terima kasih Budhe Inez. Meski belum pernah bertemu, perhatian dan
kasih sayangnya selalu kami rasakan. Semoga selalu sehat untuk memberi semangat para penderita kanker
payudara dimanapun berada. We love you,
Budhe Inez.
No comments:
Post a Comment