Pages

Monday 22 August 2016

Berkemah

Sejak melihat Barney edisi camping, keinginan berkemah Si Bocah muncul. Ingin melihat bintang dan tidur di tenda, katanya. Beberapa kali, dinosaurus baik yang sedang berkemah bersama teman-temannya itu dilihatnya. Sampai hafal apa hampir setiap adegan yang ada.
Ayahnya berencana membelikan tenda kecil dan berkemah di halaman saja. Nanti kalau hujan atau kondisi tidak memungkinkan, tinggal dipindah ke dalam rumah. Saya masih berpikir dan menimbang kapan dan bagaimana enaknya model berkemahnya sebab Si Bocah juga masih 3 tahun.
Kebetulan seorang teman komunitas memberikan info acara berkemah bersama Ibu Septi di Salatiga. Membaca rangkaian kegiatannya, saya suka. Huhuhuhu, menarik sekali. Bisa belajar hal lain tentang pengasuhan anak sekaligus bertemu dengan para ortu hebat yang memutuskan anaknya sekolah di rumah sekaligus (ini yang penting) memberi pengalaman Si Bocah berkemah – sesuatu yang diinginkan beberapa waktu ini - .

Berangkat ke Salatiga, kami berombongan dengan dua keluarga lainnya. Berangkat dari Pasar Senen jam sebelas malam. Awalnya, saya sempat merasa deg-degan juga. Ini kali pertama Si Bocah naik kereta ekonomi dengan jadwal berangkat yang lumayan larut. Ternyata anaknya biasa saja. Yang terpenting sebenarnya menata hati ortunya untuk enjoy dalam kondisi apapun sehingga anaknya juga ikut terbawa senang.
Bersama-sama dengan keluarga lain yang baru kenal memberi kami pengalaman baru. Ngobrol ngalor-ngidul, tertawa, juga berbagi pengalaman. Menyenangkan ternyata bertemu dengan orang-orang positif dan satu visi meski baru kenal. Si Bocah pun cepat akrab dengan anak-anak meski tidak sebaya.
Sesampainya di Semarang Poncol, kami dijemput mobil sebab masih buta arah ke Salatiga. Kami berkemah di Desa Muncul Salatiga di kaki gunung Temoloyo. Pertama kali menjejakkan kaki, senang melihat suasananya apalagi hujan rintik menyambut. Si Bocah tertawa girang melompat senang menyambut hujan. Jangankan jas hujan, payung pun ditolaknya. Dijemputnya hujan dengan berlari bebas ke tanah lapang tempat dimana tenda-tenda berdiri. Peserta yang lain banyak yang belum datang.
Menjelang siang, hujan berhenti. Si Bocah pun telah mandi. Namun, aih di tengah lapangan terpampang kegiatan menarik! Mengecat barang-barang bekas untuk disulap menjadi totem. Bersama beberapa anak lain, Si Bocah ikut ambil bagian.

Tak perlu waktu lama, tangan, baju, celana sampai kakinya berlepotan cat. Olala ! Ayahnya tahu saya mengambil nafas panjang hanya tertawa. ‘Keren lho ini’.
Melihat ekspresi dan seriusnya Si Bocah menikmati kegiatannya, mau tidak mau saya setuju. Iya, keren. Kalau Mbak Lala bilang, binar mata anak menunjukkan seberapa senang mereka berkegiatan dan belajar. Saya menemukan mata Si Bocah berbinar-binar.
Baiklah, kotor bisa dicuci, belepotan tidak masalah mandi lagi. Kedinginan ? Urusan nanti hehehehe.
Sore menjelang, mulai banyak yang sudah datang. Semakin banyak anak berkumpul. Semakin seru dengan celoteh, teriakan, tangisan, dan tertawa mereka. Si Bocah telah siap dengan baju renangnya. Sedang negosiasi dengan ayahnya untuk berenang bersama ikan.
Saya melambai dari jauh. Ini bagian ayahnya menemani. Dalam hati heran juga dengan stamina Si Bocah. Berangkat larut malam dari Jakarta dan hanya tidur sebentar di kereta namun bersemangat sekali melakukan apapun. Semua dijalani dengan riang. Tidak terlihat capai. Berlarian kesana kemari dengan hebohnya. Luar biasa. Sampai tertatih-tatih mengejarnya.  Aduh, apakah kami terperangkap asumsi sudah tua jadi semangatnya (maklum) berkurang ? Hahahaha, bahaya ini.
Adzan magrib berkumandang. Si Bocah sudah terlihat mengantuk. Sebentar dia menjawab senang sekali berkemah sebelum terlelap. Saya pun tertidur. Kelelahan. Bangun-bangun terkena tetesan air dari atas. Olala ! Hujan deras sekali di luar. Beberapa tetes air masuk tenda. Saya lihat Si Bocah tak terganggu dan tetap lelap tidurnya sambil memeluk dino.


2 comments:

  1. Jadi ingat dulu kita berkemah hanya dengan selembar selimut yg diikatkan pada ram-ram besi ranjang bagian atas ranjang susun. Lalu bertingkah keluar masuk seolah itu tenda.

    Tak lupa berfantasi makan manisan plum, sandwich, dan sebotol limun dingin seperti acara piknik lima sekawannya Enid Blyton :)

    Tentu ada timmy anjingnya goerge :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya..begitulah. Kenangan-kenangan indah itu perlu ditularkan kamerad :-)

      Delete