Pages

Monday 20 June 2016

Bebas Menggambar Dengan Senang

Lingkaran kecil, lingkarang kecil, lingkaran besar
Lingkaran kecil, lingkaran kecil, lingkaran besar
Diberi telinga, diberi telinga, lalu tertawa
Enam, enam, tiga puluh enam
Enam, enam, diberi sudut

Yeay! Teriak Si Bocah di akhir lagu. Biasanya, kami mengulang lagunya sambil menggambar lagi beberapa kali. Setelah itu, Si Bocah akan dengan asyik menghapus hasilnya sambil tertawa. Bila semuanya terhapus, minta dibuatkan kembali.

Ketika itu, kami masih rumah kakek neneknya Si Bocah. Kondisi lingkungan yang masih alami memungkinkan kami menggambar di tanah memakai ranting kayu. Si Bocah pun belum tertarik memegang alat tulis dan lebih menyukai gambar-gambar besar yang bisa dia hapus dengan kakinya saat itu.

Memasuki usia tiga tahun, dia pun mulai mencoret-coret tembok dengan pensil warna. Ketika saya sodorkan kertas, dia hanya bertahan sebentar dan kembali ke tembok. Ketika saya tanya mengapa kok senang menulis di tembok, jawabannya karena lebih besar dan bisa panjang menggambarnya. Hm…

Jawaban yang membuat saya teringat kembali akan Bapak Kobayashi. Bapak kepala sekolah keren teman Si Gadis Kecil Toto-chan yang sudah ditolak di banyak sekolah. Beliau bersama guru-gurunya yang luar biasa itu mampu membuat kegiatan-kegiatan sederhana yang seru namun menyenangkan dan sarat makna bersama murid-muridnya. Salah satunya adalah bebas menggambar sepuasnya di lantai kelas mereka yang merupakan gerbong bekas kereta api. Mereka boleh menggambar dan berimajinasi sepuasnya tanpa perasaan takut dan khawatir. Berkotor-kotor sambil bercanda dan tertawa bersama teman-temannya. Setelah puas dan selesai, mereka kemudian membersihkan lantai kelasnya bersama-sama.

Yup, di rumah ini tidak ada lagi tanah kosong yang bisa digambari seperti di rumah kakek nenekmu, Nak. Tidak juga ada gerbong bekas kereta api seperti kelas menyenangkannya Si Toto-chan. Namun, di sebelah rumah, ada lapangan bulu tangkis luas yang bisa kita pakai menggambar. Kita bisa puas menggambar apapun di sana dengan kapur tulis.

Si Bocah menyukai ide ini. Hampir setiap hari, dia mengajak ke lapangan. Menggambar apapun dengan kapur tulis. Bebek, bunga, layang-layang, awan, hujan, alphabet, atau juga bayang-bayang. Kami biasa menggambar sambil bernyanyi sesuai dengan gambar yang dibuat. Selain membuat suasana lebih menyenangkan, juga menambah kosakata Si Bocah.

Saya mencoba tidak membawa beban atau harapan tinggi-tinggi akan hasil kegiatan ini. Si Bocah meski sudah tiga tahun, belum terlalu tertarik memegang alat tulis seperti pensil, namun senang memegang kapur tulis atau kadang-kadang dengan kuas. Dia pun bisa menyanyi lagu abc dengan lancar meski hanya tahu dengan benar bentuk huruf s saja.


Buat saya, berkegiatan dengan senang dan Si Bocah mampu menikmatinya lebih penting daripada hasil pencapaiannya saat ini. Seperti yang saya dapat dari Mbak Lala di binser hs beberapa waktu yang lalu, bila kita ingin tahu apakah anak kita senang dan antusias dengan sebuah kegiatan, lihatlah binar matanya. Bila berseri-seri dan berbinar-binar, yakinlah banyak hal yang dipelajarinya sebab dia merasa senang.

2 comments:

  1. Setuju mbak bermain bersama anak harus disempetin apalagi kalau buat ibu bekerja kyk saya :)

    ReplyDelete
  2. Terimakasih komentarnya ya. Mari bermain :-)

    ReplyDelete