Pages

Monday 18 April 2016

Tidur Tepat Waktu

 dari sini
‘Yuk, waktunya tidur’, ajak saya kepada Si Bocah ketika jam menunjuk angka 8.’Sebentar lagi’, adalah jawaban yang hampir selalu saya dengar. Jarang sekali langsung mengiyakan. ’10 menit lagi ya.’ Si Bocah mengangguk lalu kembali asyik dengan aktivitasnya. Mendekati 10 menit, saya pun mengingatkan. Tanpa banyak kata, Si Bocah merapikan mainannya kemudian menghampiri saya untuk membersihkan diri bersiap tidur.

Sudah ? Hanya seperti itu ? Tidak ada drama atau cerita seru yang lain ? Iya, hanya seperti itu.

Si Bocah termasuk anak yang tertib jam tidurnya. Hampir tidak ada kesulitan memulai tidur yang dialaminya kecuali kalau dia sakit. Di rumah atau bahkan di kendaraan pun, bila waktunya tidur, dia akan tidur.

Bagi saya, tidur sangat penting untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya. Sejak awal, saya membiasakan Si Bocah tidur tepat waktu. Ada rutinitas yang saya lakukan sebelum dia tidur. Bersih-bersih diri (sikat gigi, buang air kecil, cuci muka-kaki), bercerita di tempat tidur, dan menciumnya. Kebiasaan ini saya lakukan sampai sekarang. Saya pun mengusahakan suasana tenang saat Si Bocah berangkat tdiur.

Awalnya, banyak kesepakatan dan debat kecil dengan Si Bocah yang berusaha menolak untuk tidur sebab asyik dengan mainannya. Namun saya mencoba membuat aturan yang jelas. Bila waktunya tidur, harus masuk ke kamar dan bersiap tidur. Semua masuk kamar dan tidak ada suara berisik lagi.

Pernah ketika sedang berkunjung ke rumah kakek neneknya, Si Bocah menolak tidur. Jam tidurnya sudah lewat 30 menit. Akhirnya, saya meminta pengertian seisi rumah untuk masuk kamar dan mematikan lampu meskipun mereka sedang asyik mengobrol. Melihat semua masuk kamar dan suasana hening, mau tidak mau, Si Bocah pun  mau tidur.

Membangun sebuah kebiasaan baik memang memerlukan kerelaan dari para orang dewasa untuk memberi contoh.  Seperti kebiasaan memulai tidur ini. Pada pandangan kita, para orang dewasa ini, jam 8 mungkin termasuk waktu yang masih terlalu sore untuk memulai tidur. Namun tidak bagi anak-anak, terutama di tataran usia balita yang memang kebutuhan tidurnya berbeda dengan orang dewasa.


Tidur yang cukup berdampak baik kepada anak-anak, tidak saja bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya, namun juga bagi suasana hatinya memulai hari. Selain itu, tidur yang cukup membuat anak memiliki kekebalan tubuh lebih baik sehingga tidak mudah sakit.


Mungkin karena kesibukan dan aktivitas, sering kita larut dengan pekerjaan. Ketika jam tidur anak-anak tiba, kita meminta mereka untuk tidur. Namun, kita masih berkutat dengan pekerjaan atau kadang masih asyik bermain gawai. Tidak ada kegiatan untuk mengantarkan mereka tidur. Kita hanya menyuruh tanpa mendampingi. Anak-anak adalah peniru ulung akan apa yang kita lakukan. Mereka banyak melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dilihat daripada didengarnya. 

No comments:

Post a Comment