dari sini |
‘Yuk, waktunya tidur’, ajak
saya kepada Si Bocah ketika jam menunjuk angka 8.’Sebentar lagi’, adalah
jawaban yang hampir selalu saya dengar. Jarang sekali langsung mengiyakan. ’10
menit lagi ya.’ Si Bocah mengangguk lalu kembali asyik dengan aktivitasnya. Mendekati
10 menit, saya pun mengingatkan. Tanpa banyak kata, Si Bocah merapikan
mainannya kemudian menghampiri saya untuk membersihkan diri bersiap tidur.
Sudah ? Hanya seperti itu ?
Tidak ada drama atau cerita seru yang lain ? Iya, hanya seperti itu.
Si Bocah termasuk anak yang
tertib jam tidurnya. Hampir tidak ada kesulitan memulai tidur yang dialaminya
kecuali kalau dia sakit. Di rumah atau bahkan di kendaraan pun, bila waktunya
tidur, dia akan tidur.
Bagi saya, tidur sangat
penting untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya. Sejak awal, saya membiasakan Si
Bocah tidur tepat waktu. Ada rutinitas yang saya lakukan sebelum dia tidur. Bersih-bersih
diri (sikat gigi, buang air kecil, cuci muka-kaki), bercerita di tempat tidur,
dan menciumnya. Kebiasaan ini saya lakukan sampai sekarang. Saya pun
mengusahakan suasana tenang saat Si Bocah berangkat tdiur.
Awalnya, banyak kesepakatan
dan debat kecil dengan Si Bocah yang berusaha menolak untuk tidur sebab asyik
dengan mainannya. Namun saya mencoba membuat aturan yang jelas. Bila waktunya
tidur, harus masuk ke kamar dan bersiap tidur. Semua masuk kamar dan tidak ada
suara berisik lagi.
Pernah ketika sedang
berkunjung ke rumah kakek neneknya, Si Bocah menolak tidur. Jam tidurnya sudah
lewat 30 menit. Akhirnya, saya meminta pengertian seisi rumah untuk masuk kamar
dan mematikan lampu meskipun mereka sedang asyik mengobrol. Melihat semua masuk kamar dan suasana hening, mau tidak
mau, Si Bocah pun mau tidur.
Membangun sebuah kebiasaan
baik memang memerlukan kerelaan dari para orang dewasa untuk memberi contoh. Seperti kebiasaan memulai tidur ini. Pada
pandangan kita, para orang dewasa ini, jam 8 mungkin termasuk waktu yang masih
terlalu sore untuk memulai tidur. Namun tidak bagi anak-anak, terutama di tataran
usia balita yang memang kebutuhan tidurnya berbeda dengan orang dewasa.
Tidur yang cukup berdampak
baik kepada anak-anak, tidak saja bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya, namun
juga bagi suasana hatinya memulai hari. Selain itu, tidur yang cukup membuat
anak memiliki kekebalan tubuh lebih baik sehingga tidak mudah sakit.
Mungkin karena kesibukan dan
aktivitas, sering kita larut dengan pekerjaan. Ketika jam tidur anak-anak tiba,
kita meminta mereka untuk tidur. Namun, kita masih berkutat dengan pekerjaan
atau kadang masih asyik bermain gawai. Tidak ada kegiatan untuk mengantarkan
mereka tidur. Kita hanya menyuruh tanpa mendampingi. Anak-anak adalah peniru
ulung akan apa yang kita lakukan. Mereka banyak melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dilihat daripada didengarnya.
No comments:
Post a Comment