Pages

Wednesday 1 August 2012

Bagaimana Caranya Minta Maaf ?

with friend
Sebuah pertanyaan polos meluncur dari seorang murid ketika diminta minta maaf karena memanggil ‘si keriting’ kepada temannya. Si teman telah menggulurkan tangan kanannya, namun murid saya masih tampak kebingungan. Alih-alih membalas uluran tangan temannya, malah pertanyaan tersebut yang keluar. Hm…pengetahuan baru lagi tentang anak-anak.

Pertanyaan polos seperti yang terlontar di atas tidak perlu kemudian ditanggapi secara berlebihan. Bukan salah si anak bila memang dia belum tahu. Beranggapan semua anak sudah tahu bagaimana cara meminta maaf cukup naïf jadinya bukan ?


Berpikir lingkungan keluarga di sekeliling setiap anak berbeda sehingga membentuk karakter dan pengetahuan berbeda pula pada masing-masing anak, kiranya lebih bijaksana. 


Yang perlu dilakukan oleh kita hanyalah memberi contoh tanpa menghakimi mereka. sebab hal tersebut bukan masalah benar atau salah, namun tahu dan belum tahu. Memintanya mengulurkan tangan pula kepada temannya sambil mengatakan ‘maaf’ akan menjadi pengalaman tersendiri buat anak-anak. Sebuah pelajaran tentang bagaimana hidup bersama-sama dengan orang lain untuk anak-anak. Murid kelas 1 sekolah dasar.

Pada satu bulan pertama ini, fokus saya memang lebih menekankan kepada sikap dan perilaku anak-anak. Belajar dan membiasakan diri bersama-sama memahami tentang hidup berdampingan dengan orang lain. Mengenal satu sama lain sebab  teman-teman mereka baru.  Berasal dari taman kanak-kanak yang berbeda-beda. Pastinya membawa perilaku yang bermacam-macam pula.

Saya tidak tergesa-gesa dengan materi pelajaran mereka. Saya percaya semua anak sebenarnya cerdas. Tidak ada anak yang bodoh. Apa gunanya pandai bila anak-anak sulit menjadi bagian dari lingkungannya, selalu bermasalah ketika hidup berdampingan dengan orang lain, dan kurang memiliki kepekaan terhadap orang lain sebab sibuk memikirkan kenyamanan diri sendiri. Apalagi bila pandainya hanya terbatas pada texte book. Miris sekali membayangkannya.  

Melihat anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang baik sesuai dengan usia mereka adalah anugerah terindah bukan ? Anak-anak yang memiliki rasa percaya diri, mampu hidup berdampingan dengan orang lain, santun, dan memiliki pengedalian diri yang baik  di lingkungan mereka yang semakin luas seiring dengan pertumbuhan usianya.

Menuju pribadi baik di anak-anak tidak bisa mereka lalui sendiri. Mereka perlu kita, para dewasa untuk menemani. Untuk anak-anak di usia dini (kelas 1 dan 2 sekolah dasar), pendampingan para orang tua termasuk guru mutlak diperlukan.

Mencontohkan dan mengingatkan di keseharian mereka. Kerelaan untuk repot, meluangkan waktu, kesabaran, dan ketelatenan mutlak kita miliki untuk kebaikan anak-anak kita ini. Di rumah dengan orang tua, dan di sekolah dengan guru-gurunya. Mengandaikan anak-anak mampu menjadi pribadi yang baik tanpa ada pendampingan dari kita, para orang dewasa ini, hanyalah akan menjadi mimpi belaka.

No comments:

Post a Comment