Pages

Sunday 29 July 2012

Me Do It Myself


melipat sarung sendiri
Seminggu sebelum bulan Ramadhan dimulai, anak-anak kelas 1 sempat merasakan pelajaran olahraga di lapangan terbuka. Seru melihatnya. Bagaimana mereka beradaptasi dengan aturan permainan di lapangan, belajar bermain bersama teman secara fair, dan yang pasti bebas tertawa atau berteriak saat merasakan luapan semangat ketika berlari kesana kemari. Terlihat sekali perasaan senang di wajah-wajah imut mereka.

Hm… olahraga dapat dipastikan akan menjadi salah satu kegiatan menyenangkan bagi mereka di sekolah nanti. Sama seperti kakak-kakak kelas sebelumnya. Asalkan kendala yang ada dapat mereka atasi. Kendala yang untuk sebagian anak adalah sesuatu yang mudah diselesaikan. Namun untuk beberapa anak lain, kendala itu membuat mereka cemberut atau bahkan menangis.

Lho kok sampai menangis ? Kendala apa itu ?

Kendala itu bernama ‘berganti baju’. Ya, berganti baju. Satu kegiatan tentang ketrampilan hidup. Ketrampilan hidup yang mulai harus dikuasai oleh anak-anak kelas 1 sekolah dasar. Ketrampilan hidup yang sering kita sebut juga sebagai salah satu wujud kemandirian. Sama halnya dengan kemandirian memakai sepatu sendiri. Kemandirian memakai baju inipun harus mulai dibiasakan kepada anak-anak.

Children learn by doing. Jadi, ada saatnya kita memberikan kebebasan mereka untuk mencoba apa yang biasa kita lakukan untuk mereka. Seperti memakai baju seragam.
Kelihatannya sederhana sekali kegiatan ini ya ? Namun tidak sederhana untuk anak-anak yang belum terbiasa memakai baju seragam sendiri. Perlu keberanian dan semangat mencoba ketika mereka mulai membuka kaos olahraganya, membukai kancing yang ada di kemeja seragamnya, sampai memakai bajunya.

Kesempatan untuk anak-anak mencoba melakukan sendiri berganti baju adalah yang diperlukan. Memberikan waktu kepada anak-anak mencoba sendiri. Mencoba sesuatu yang sulit, menemukan masalah sampai kemudian mengatasinya. Bila mereka mampu mengatasinya, senyum merekah akan muncul di wajah mereka. Rasa percaya diri mampu melakukan sendiri pun semakin menguat.
Walau memang memberikan kesempatan disini artinya bukan membiarkan begitu saja. Kita pun, sebagai para dewasa, harus memberikan contoh bagaimana cara melakukannya. Seperti membuka kancing baju. Kebanyakan anak akan mengatakan bisa. Kecuali untuk satu kancing paling atas di bagian kerah baju.

Memberi kesempatan juga artinya memahami saat mereka melakukan kesalahan atau meminta tolong. Ketika anak-anak mengatakan sulit atau tidak bisa, kita mencoba membantu sekaligus memotivasi untuk mencobanya pula. Mungkin memang perlu waktu agak lama untuk mereka menyelesaikannya daripada ketika kita melakukannya, namun saat-saat itulah proses belajar dimulai.

Membuka kesempatan anak-anak melakukan sendiri hal-hal kecil yang merupakan ketrampilan hidup sehari-hari, akan sangat membantu mereka ke depannya nanti. Membantu menjadi pribadi-pribadi mandiri yang tidak mudah tergantung dengan orang lain. Memunculkan anak-anak yang mampu melakukan banyak ketrampilan hidup sehari-hari dan yang berkata ‘me do it myself’.






No comments:

Post a Comment