Judul di atas
mengutip komentar Jamie Oliver – seorang chef dan pemilik sekolah memasak - yang
ditulis di akun tweeter-nya mengkomentari blog neverseconds. Saya pun sepakat
dengan komentar di atas. Blog yang mengispirasi dan menyenangkan sekali. Blog
dari seorang anak bernama Martha (memakai nama samaran Veg), berusia 9 tahun
dari Skotlandia yang selalu bercerita tentang menu makan malamnya di sekolah. Mengapresiasi
makanan yang disediakan sekolah melalui kacamata anak-anak. Sederhana kan
idenya ? Iya, memang sederhana.
Berawal dari
kerisauan sang ayah yang mendapati anak perempuannya selalu lapar sepulang dari
sekolah padahal telah makan malam. Untuk mengetahui jenis makanannya di sekolah,
sang ayah pun meminta Veg untuk menulisnya. Veg pun menulis. Ulasan sederhana
tentang menu makanan di sekolahnya. Rasa suka dan tidak sukanya dengan memberi
skor 1-10, juga harga makanannya. Tulisan yang khas anak-anak. Namun Veg tidak
hanya menulis, tetapi juga memotretnya.
Ulasan Veg tentang
makanannya di sekolah ternyata menarik banyak orang. Belum sampai dua minggu,
sudah ratusan ribuan pengunjung di blog ini. Bahkan Veg pun diwanwancarai khusus oleh
radio BBC. Banyak sekali tanggapan untuk
tulisan tentang makanan yang disediakan sekolah. Terutama tentang kwalitasnya
yang kurang bagus. Hal tersebut membuat pihak sekolah mengeluarkan larangan
untuk memotret makanan di sekolah. Veg pun nyaris dikeluarkan dari sekolahnya.
Namun, begitu
banyaknya orang yang bersimpati dengan apa yang dilakukan Veg – dengan menamakannya
sebagai kebebasan warga negara – maka alih-alih mengeluarkan Veg, pihak sekolah
pun kemudian memperbaiki kualitas makanan untuk murid-muridnya. Bahkan khusus
untuk buah dan salad, pihak sekolah membebaskan murid-muridnya mengambil berapapun
yang mereka mau. Horray, senangnya !
Blog Veg tidak
berhenti sampai di situ. Melalui blognya pula, Veg mencoba berbagi tentang menu
makanan di sekolah lain di seluruh dunia dari kiriman gambar-gambar untuknya.
Menarik sekali. Blog yang cukup interaktif.
Bersama teman-temannya
di sekolah pula, Veg juga mengalang dana untuk memperbaiki kualitas makanan
anak-anak Mary’s School di Liberia. Berharap mereka pun bisa makan secara layak
seperti dirinya.
Senang melihat ada
anak yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya kualitas makanan. Tidak hanya
sekedar enak, modern, atau menarik. Namun yang terpenting adalah kandungan
nutrisinya. Bagaimanapun, peran ayahnya sangat besar akan kesadaran Veg
terhadap makanannya. Peran orang tua.
Membayangkan anak-anak
Indonesia pun memiliki kesadaran seperti ini. Membayangkan kualitas makanan
yang dikonsumsi anak-anak sekolah bagus semuanya. Bila pun makanan disediakan
oleh pihak sekolah, kualitasnya pun bisa dipertanggungjawabkan. Tidak hanya
sekedar terlihat modern, anak-anak suka, dan mudah membuatnya.
Pembelajaran akan
kesadaran untuk makan makanan sehat memang harus diterapkan sedini mungkin
kepada anak-anak. Murid-murid saya sendiri kelas 1 pun bekalnya banyak yang
masih snack dengan kandungan MSG
cukup tinggi. Sebagai gurunya, saya pun mengingatkan. Menyarankan menggantinya dengan
roti atau nasi beserta lauk pauk. Menanyakan menu bekal mereka setiap kali
waktu makan tiba.
Memberi apresiasi positif dengan mengatakan ‘alhamdulillah, lezat
sekali menu bekalnya hari ini’. Menunjukkan pula menu bekal yang kita bawa sama
dengan mereka. Menu sehat. Pelan-pelan, anak-anak pun akan menyadari dan
menyukai menu bekal sehat mereka. Meski memang semua hal tidak bisa berubah
dalam sekejapan saja. Kesabaran, disiplin, dan konsisten tetap selalu
diperlukan untuk membiasakan makan menu sehat itu. Peran para orang tua, guru, dan orang dewasa di sekitarnya pun sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kesadaran ini. Mari menyadari pentingnya kandungan nutrisi pada setiap makanan yang kita konsumsi.
Siapa tahu di masa
mendatang, akan banyak anak-anak seperti Veg yang sadar akan pentingnya menu
sehat dalam makanan mereka. Pasti warna dunia akan semakin baik tentunya.
Semoga.
No comments:
Post a Comment