Pages

Monday 19 March 2012

Proud to be Myself – Proud to be a Child #1


“Wah, yang ini bagus ! Yang itu lucu ! Aku suka yang ini, gambarnya cerah!”
“Iya. Bu, nanti karyanya dipasang di mading kelas ya ? Agar semua bisa lihat.”

Begitulah reaksi anak-anak ketika saya sedang mendiskusikan tugas yang mereka buat. Tugas membuat poster hemat energi. Sesuai dengan kreativitas mereka, boleh memakai gambar maupun kata-kata. Antusias sekali. Saat itu, kami memang  sedang mengapresiasi tugas bersama-sama di kelas. Satu per satutugas saya perlihatkan dan saya beri komentar serta ucapan terima kasih telah mengerjakannya tepat waktu. Beberapa anak juga saya mintai pendapatnya tentang tugas yang dibuat temannya.


Kebanyakan dari anak-anak memberi komentar positif terhadap karya yang telah dibuat temannya. Selain memberi komentar, mereka pun bisa bertanya apa maksudnya gambar atau tulisan yang dibuat. Maka yang membuat akan menjelaskan. Kadang saya membantu memperjelas juga.
 
Anak-anak juga menceritakan proses membuatnya. Kebetulan tugas membuat poster itu adalah pekerjaan rumah. Mereka menceritakan dengan siapa membuatnya. Ada yang dibantu ayah, dibantu ibu, dibantu mbak, membuat sendiri, atau ditemani guru les.

Beberapa anak awalnya ada yang merasa kurang percaya diri dengan hasil karyanya. Ga bagus kan bu, milik saya ?

Bagus, kok. Membuatnya  bersungguh-sungguh jadi hasilnya pasti bagus.
Iya kok, lucu buatanmu, beberapa temannya pun ikut berkomentar.

Kerap setelah mendapat jawaban positif itu, mereka pun menjadi tersenyum senang. Terlihat lega. Apalagi saat karyanya dipasang di papan mading bersama karya teman yang lain. Hal itu pelan-pelan membuatnya lebih percaya diri. Terbukti dari dia pun lebih menghargai apa yang telah dibuatnya. Tidak mengatakan buruk atau jelek lagi.

Penghargaan untuk anak-anak usia dini ini memang perlu sekali. Untuk menumbuhkan kepercayaan kepada kemampuan yang ada pada diri mereka. Menyakinkan mereka bahwa yang dilakukan penting dan patut diapresiasi bukan untuk dibilang jelek.

Kadang, tanpa sadar ketika anak-anak membuat sesuatu dan memperlihatkannya kepada kita,  para dewasa ini, tanpa sadar  dengan mudah mengatakan kalau karya mereka jelek, tak jelas, atau melontarkan pertanyaan gambar apel kok gini ?

Mungkin memang ucapan kita tak bermaksud buruk namun kerap kali ucapan-ucapan seperti itu yang membuat anak-anak jadi malu dan tak percaya diri. Ucapan-ucapan seperti itu yang membuat mereka pun semakin yakin kalau karyanya jelek. Alih-alih akan lebih semangat membuat sesuatu, anak-anak akan semakin tidak menyukai apa yang dilakukannya juga semakin enggan memperlihatkan karyanya kepada kita.

Kita sendiri sebagai para dewasa masih senang dan kerap mendambaan apresiasi positif akan apa yang telah kita lakukan, apalagi bagi anak-anak usia perkembangan. Anak-anak yang sedang berproses menjadi manusia dewasa kelak haruslah memiliki kesempatan seluas-luasnya dalam mengembangkan diri.

Bagaimana pun, membentuk pribadi percaya diri itu tidak bisa dilakukan anak-anak sendirian, perlu bantuan pula dari lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Salah satu jalannya adalah memberi apresiasi positif terhadap apa yang telah mereka lakukan atau hasilkan. Apresiasi positif ini pun tidak terbatas pada pujian namun juga masukan mendukung tanpa menjatuhkan pribadi si anak sendiri. 

No comments:

Post a Comment