Pages

Thursday 22 March 2012

Bergandengan Bersama Teman

“Wah…bagus ! Orang-orangnya seperti bergandengan tangan!” seru seorang anak ketika selesai menggunting dan melihat hasilnya.

“Aduh…! Punyaku putus,bu. Bagaimana ini ?” kata anak yang lain. Segera beberapa anak melihat hasil guntingan temannya yang putus tadi. Seorang anak berseloroh saat seorang temannya memainkan salah satunya.

“Wah, seperti orang sedang berdansa!”  Segera tawa berderai terdengar.


“Bagaimana nih, bu ?” tanya yang punya gambar. Segera ide bertebaran. Dari teman-temannya. Salah satu ide yang paling banyak disetujui adalah diberi isolasi untuk menyambungnya.

Di waktu-waktu senggang ketika semua anak telah selesai dengan aktivitas belajarnya dan waktu pulang masih cukup lama, saya sering gunakan untuk  melakukan bermacam-macam kegiatan bersama-sama. Bermain, merapikan keranjang, bercerita, atau membuat sesuatu. Sebisa mungkin hal-hal yang menyenangkan sekaligus pula membangun kebiasaan atau ketrampilan anak-anak di usia perkembangan ini.

Seperti siang ini. Murid-murid saya hampir semuanya anak kinestetik. Anak-anak yang selalu bergerak. Anak-anak yang selalu memerlukan alasan untuk bergerak. Maka jadilah acara mengunting orang-orangan dimulai.

Namun tidak asal menggunting lho. Awalnya, selembar kertas dilipat menjadi empat bagian lalu digambari orang-orangan mirip teru-teru si penangkal hujan dari Jepang. Di bagian sisi tangan kanan dan tangan kiri tidak digunting sehingga kalau dibuka nanti, hasil guntingannya menjadi empat orang-orangan yang bergandengan tangan tanpa putus.

Sepele ya sepertinya ? Namun jelas tidak sepele untuk anak-anak. Bagaimanapun, menggunting adalah salah satu dari kemampuan dalam menggunakan motorik halus pada anak-anak.  Tidak semua anak mampu dan terlatih menggunakan gunting dengan baik. Memerlukan konsentrasi dan kehati-hatian untuk membuat guntingannya halus dan tidak terpotong.

Seru melihatnya. Terlihat serius sekali.

Aktivitas ini selain melatih motorik halus juga mengasah jiwa seni, imajinasi, dan kreativitas. Mereka bersemangat sekali ketika hasil guntingannya tidak terpotong. Membukanya dengan senang lalu menghiasnya. Menghias sesuai dengan keinginan dan tanpa takut dikatakan jelek adalah saat-saat menyenangkan bagi anak-anak. Semuanya unik dan mereka banget.

Ketika semua anak telah selesai, saya menderetkan semua karya. Memintakan mereka mengatakan apa yang dilihat.

Gambar anak bergandengan, rukun, gembira, lucu, pasukan kecil, dan sebagainya. Komentar-komentar khas anak-anak.

Ternyata, bersama-sama itu terlihat bagus ya, bu ? celetukan seorang anak membuat saya tertegun. Anak yang tadi gambarnya terpotong menjadi dua. Celetukan yang diiyakan anak-anak yang  lain. Ah, ya. Benar sekali. Deretan karya anak-anak ini meskipun dengan hiasan dan warna berbeda-beda, terlihat bagus sekali.

Maka, kamipun sepakat bahwa rukun dan bersama adalah yang terbaik, bagaimana pun kondisinya. Berbeda boleh namun tidak perlu bertengkar. Rukun seperti gambar yang telah kami buat bersama-sama tadi. Gambar yang akan menjadi hiasan pengingat pula di kelas.

Hm…coba ada berapa banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa didapat dari kegiatan sederhana kami ini ?

Bermula dari menggunting kertas untuk menunggu waktu pulang. Sederhana sekali bukan ?

No comments:

Post a Comment