Pages

Sunday 29 January 2012

Rempeni (Ardisia Humilis), Semak di Masa Kecil

Menemukan semak di atas ketika dalam perjalanan ke warung bakso di daerah Samirono Jogja membuka kembali kenangan lama ketika kecil. Rempeni. Tumbuhan semak ini ternyata masih ada meski cukup jarang sekarang. Mungkin di beberapa daerah namanya berbeda. Saya mencoba bertanya ke teman di Surabaya katanya namanya mangsi, di Bali dan Jember (menurut google) adalah lempeni. Nama latinnya sendiri adalah Ardisia humilis.

Dulu, di belakang rumah banyak tumbuh semak ini. Begitu rimbun sampai kita bisa bersembunyi di baliknya ketika bermain petak umpet. Kebun belakang rumah memang cukup luas dan banyak tanaman yang aneh-aneh menurut saya ketika itu. Teman-temannya rempeni. Yodium, dadap, mangkokan, daun suji, klerak, pandan, segala macam tanaman rizhoma dan banyak lagi. Ada yang ditanam berjajar sebagai pagar pembatas, ada yang tumbuh begitu saja. Hampir semua tanaman itu ternyata berkhasiat sebab nenek ayah adalah seorang peracik jamu. Seperti daun rempeni ini, rebusan daunnya bila diminum teratur, bisa menyembuhkan kanker dan tumor.


Saya ingat sekali bagaimana kami, anak-anak usia perkembangan waktu itu memaknai tanaman-tanaman toga tersebut. Bila para dewasa memakainya sebagai obat, kami menggunakannya sebagai alat permaianan.

Ketika bunga-bunga rempeni bermekaran, kami, anak-anak perempuan akan memetiknya dan memisahkan dua bunga yang bagus. Bunga rempeni itu bergerombol. Lalu kamu selipkan di anting-anting yang waktu itu entah sedang mode atau bagaimana hampir semua anting-anting anak perempuan bentuknya bulat tanpa hiasan apapun. Maka jadinya anting-anting kami menjadi panjang dengan hiasan cantik dari bunga rempeni.

Berbekal imajinasi kanak-kanak saat itu, kami naik di tumpukan batu bata lalu bertingkah layaknya artis di atas panggung. Menyanyi dan menari. Kalau ingat itu, lucu rasanya. Saya ingat saat itu masih kesusahan saat menirukan jingle lagu acara musik satu-satunya di TVRI, s-a-f-a-r-I, safari. Saya selalu keliru menyebut f dengan p sehingga diprotes teman yang lain.

Saat buah-buah Ardisia humilis ini bermunculan, giliran anak laki-laki yang berebut mencarinya. Buah-buah semak berwarna hijau kecil itu bisa dijadikan amunisi untuk permainan bedilan atau setogkan atau jedulan atau tulup. Menemukan nama-namanya harus berkonsultasi dengan kakak dan ayah dulu hehehehehe.

Permainan setogkan ini menggunakan bambu kecil berongga. Buah rempeni dimasukkan diujungnya lalu didorong oleh bilah bamboo lain. Kalau keluar berbunyi ctok ! dan kalau kena sakit sekali. Seringnya kena tembakan, saya pun akhirnya juga ikut bermain untuk membalas yang menembak saya hehehe. Sayang tumbuhan semak ini sudah sangat jarang kita temui. 

Serunya permainan masa kecil saya adalah banyaknya permainan yang dilakukan bersama dengan teman-teman sepermainan. Bermain yang memungkinkan kita belajar banyak hal ketika di usia perkembangan. Menyusun strategi, berimajinasi, bersosialisasi, mengatur emosi dan mematuhi aturan. Tidak bisa semaunya sendiri sebab akan ditinggal sendiri dalam permainan.

Meskipun berbeda zaman, namun bermain berkelompok tetap diperlukan oleh anak-anak dimana pun sebab akan mengembangkan wawasan dan mematangkan emosi mereka. Bila anak terbiasa bermain sendiri akan cukup menyulitkan mereka ketika harus bersama dengan orang lain nantinya.

3 comments:

  1. Mba erna,sy lg butuh bgt daun ini.Dmn ya bisa dapetnya,sy domisili di makassar mba.Kiranya mba bisa bantu boleh email sy ke lala_kelana@yahoo.com

    ReplyDelete
  2. Saya punya mbak lala..
    Kalau minat ini email saya
    Pratamadea99@gmail.com

    ReplyDelete
  3. Saya ada daun ini mbak bila membutuhkan silahkan hubungi 085755149107 atau email julius15737@gmail.com

    ReplyDelete