Pages

Wednesday 11 January 2012

Mes Profs, Mes Élèves - Guruku adalah Muridku #2

Memiliki murid dengan beragam sifatnya di titik tertentu pasti merepotkan. Apalagi saat pembelajaran. Diperlukan strategi tersendiri  sebab bila tidak memiliki cara yang pas, bisa-bisa kita akan time’s  down duluan (meniru ucapan seorang murid yang senang sekali mengatakan kata ini). Nah, saat-saat mencari strategi inilah saat-saat merepotkan menurut saya. Seperti besok mau ujian rasanya.

Jadi sebenarnya, siapa guru dan siapa muridnya ?

Yups, benar sekali. Saya sepakat bila jawabannya tidak perlu diperdebatkan hehehehe. Kata Gus Dur ‘Gitu aja kok repot’. Yang penting, semuanya, baik guru maupun murid adalah tak lelah untuk selalu belajar, belajar, dan belajar.

berkompetisi dengan jujur itu penting
Tadi di kelas, saya mencoba strategi baru dengan murid-murid. Menumbuhkan jiwa berkompetensi sekaligus kesabaran dan toleransi. Waduw… rumit sekali ya ?


Sebenarnya kegiatannya tak sedasyat apalagi serumit goals-nya kok. Sengaja diperkeren sedikit agar terlihat wah…gimana gitu hahahaha. Aktivitas yang kami lakukan adalah tebak terka saja sebagai tiket pulang.

Kebiasaan anak-anak setiap pulang adalah baris dulu di depan kelas. Bukan meniru gaya militer, lebih kepada mempermudah anak-anak yang kebetulan lupa membawa kotak bekalnya yang ada di rak luar. Kebiasaan ini dimulai sejak di kelas 1. Agar tidak bosan dan monoton, sekali-kali saya tidak membariskan mereka, namun langsung pulang. Anak-anak senang dengan selipan kegiatan ini. Syaratya, memang mereka harus lulus dalam tebak terka.

Biasanya tebak terka dijawab secara mandiri (perseorangan) dan anak yang mampu menjawab langsung pulang. Tadi siang, saya memberlakukan aturan sedikit beda. Tebak terka memang tetap harus dijawab secara mandiri, namun baru dipersilakan pulang kalau semua anak dalam satu kelompok itu telah lulus tebak terka.

Remeh ya sepertinya ? Tapi sangat menantang dan memberi pengalaman berbeda pada anak-anak di usia perkembangan (kelas dua sd). Murid-murid saya sangat bersemangat dan heboh sekali. Semua anak mengalami pengalaman berbeda-beda.

Seorang murid yang biasanya kerap pulang duluan dalam aktivitas tebak terka ini, harus belajar sabar menunggui teman satu kelompoknya berusaha menerka jawaban dari soal yang saya berikan. Juga bersikap jujur. Saya mengamati anak-anak yang bisa menebak duluan menunjukkan sikap tak sabar saat teman satu kelompoknya menerka secara keliru jawaban yang diucapkan. Ingin membantu namun aturan tak boleh dibantu. Di sisi lain, anak-anak yang biasanya santai sajameski pulang terakhir, harus belajar pula memikirkan lebih serius jawaban yang harus diberikan sebab kalau tidak, teman satu kelompoknya akan protes. Jadi, berusahalah dia lebih sungguh-sungguh menjawab. Kira-kira sudah sesuai dengan goals-nya tidak ya ? Ah, sudahlah, tak perlu risau.

Saat semua teman satu kelompoknya mampu menerka jawaban dan dipersilahkan pulang, mereka pun meluapkan kegembiraan dengan tertawa dan melompat-lompat. Ada juga yang pakai tos segala. “Seru bu permainannya. Buat deg-degan!” komentar anak-anak saat mereka pulang.

Hm…anak-anak. Mereka selalu saja membuat kita, para dewasa ini untuk selalu belajar dan berinovasi. Mereka seakan tak pernah kehabisan ide untuk menginspirasi kita. Keep learning and always keep learning…



No comments:

Post a Comment