Pages

Tuesday 15 November 2011

Menanam Untuk Masa Depan

menanam melatih kesabaran
Hari ini, di sekolah ada kegiatan tanam seribu pohon bersama CIMB Niaga. Kegiatan yang mengenalkan sejak dini kepada anak-anak akan pentingnya menjaga oksigen di bumi. Hm…menarik dan menyenangkan sekali. Meski pada kegiatan tadi anak-anak menanam sayur (bukan pohon) namun banyak hal yang bisa dipelajari dari sana.


Saya melihat antusiasme anak-anak terutama kelas dua. Mereka tadi belajar langsung bagaimana menanam tanaman itu. Tidak sebatas teori. Bila murid kelas dua kemarin telah melihat proses bagaimana tumbuhan tumbuh melalui video juga praktik menanam biji kacang hijau di kapas (yang pastinya tidak bertahan lama), hari ini mereka menanam dengan media tanah. Menanam sawi.

Anak-anak belajar langsung tentang ketrampilan hidup (life skill). Bagaimana mereka belajar membuka kaleng yang berisi media tanam (tanah). Kemudian mengemburkan tanah yang masih padat dalam kaleng. Terlihat tangan-tangan mungil murid saya kikuk. Antara takut kotor dan bingung mengunakan sumpit pengaduk untuk menggemburkan tanah. Maklum, anak-anak tidak terbiasa dengan aktivitas menanam ini.

Penjelasan akan tangan kotor bisa dicuci dan bagaimana cara mengaduk yang benar membuat mereka mampu menikmati kegiatan menanam ini. Saat harus menyiram tanah yang kering agar siap ditanami benih cukup seru. Seorang murid yang kagum akan cepatnya tanah menyerap air yang dituangkannya berkata tanahnya haus. Saya tersenyum mengiyakan, ‘Sama seperti manusia yang bila haus bisa minum satu gelas air penuh’.

Kegiatan menanam ini menjadi topik obrolan murid-murid di kelas. Ketika mereka tahu bahwa yang ditanam adalah sayur mayur dan bisa dipanen sepuluh hari lagi, seorang anak berkata kalau saat panen sayurnya bisa dijual, dapat uang, maka kayalah kita. Hahahaha…ini anak berbakat wira usaha kan ? Ada juga yang menyahut kalau lebih seru dibawa pulang, dibuat sayur dan dimakan bersama, pasti sedaaap. Kan hasil menanam sendiri. hehehehe, boleh juga idenya. Ada juga yang usul untuk masak-masak (prosme) di sekolah.

Begitu beragam imajinasi anak-anak. Senang melihatnya. Meski benih baru saja ditanam, ide-ide segar bermunculan pada mereka. Sebagai para dewasa, tugas kita untuk mendampingi mereka dalam merawat tanaman itu sebelum tiba waktu panen. Menunjukkan dan mengajarkan bahwa bila ingin mendapat sesuatu, perlu kesabaran dan ketelatenan sekaligus kerja keras. Tidak ada yang bisa langsung panen. Bila menginginkan memanen sawi, maka harus sabar merawatnya. Menyiram dan memupuknya. Begitu pula bila mencita-citakan sesuatu. Selalu perlu kerja keras dan kesabaran untuk bisa mendapatkannya.
Membuka kaleng media tanam


Mempersiapkan benih
Mengaduk Menggemburkan


No comments:

Post a Comment