Pages

Wednesday 16 November 2011

Aku Melakukan maka Aku Ingat

belajar di luar
memberi kenangan mengesankan
Kenangan semasa menjadi anak sekolah dasar menjadi peserta tetap cerdas cermat P4 setiap tahun membuat saya tahu bagaimana rasanya dicetak menjadi seorang penghafal. Setiap malam harus membacai butir-butir pancasila sekaligus dalam kelima silanya dan pasal-pasal dalam UUD ’45. Kemanapun saya pergi, selalu ada buku kecil berisi pasal-pasal di saku. Bak mantra, saya menghafalkannya.

Dipersiapkan benar-benar untuk kemudian diadu dalam perlombaan cerdas cermat yang diadakan UPTD setiap perayaan kemerdekaan. Cukup menguras energi namun saat itu membanggakan bagi saya yang masih sd. Apalagi tim saya pernah sampai maju tingkat kabupaten dan mendapat juara. Prestasi yang patut diacungi jempol saat itu.

Seiring pengetahuan yang saya dapatkan, mengenang masa-masa itu sangatlah miris rasanya. Apa yang saya hafal bak mantra setiap hari itu, tak membekas sama sekali di benak saat ini. Kecuali bahwa Pancasila memiliki lima sila hehehe.


Anak-anak bukanlah mesin penghafal. Kemampuan mereka sangat luar biasa bila diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuannya. Mengeksplorasi sesuatu, belajar melakukan sebuah kegiatan, mengamati sesuatu secara cermat lingkungan sekitarnya. Tidak sekedar harus membaca dan menghafal teori-teori yang bersifat text book.

Terutama untuk anak-anak di usia perkembangan. Anak-anak kelas 1, 2, dan 3 sekolah dasar. Banyak hal yang terlihat remeh namun menakjubkan bagi mereka. Anak-anak ini adalah individu yang mulai mengenali lingkungannya. Mengamati, mencontoh, mengeksplorasi, dan menirunya. Anak-anak yang bebas nilai dalam memandang sesuatu. Anak-anak yang rasa ingin tahunya lebih besar daripada rasa takutnya sehingga mereka kadang tidak memedulikan resiko untuk memenuhi keingintahuannya.

Kebetulan saya mengajar di kelas 2 sekolah dasar. Kelas anak-anak yang masih dalam usia perkembangan. Berbekal masa lalu yang ‘menjadi penghafal’, saya kerap menghindari belajar bersama anak-anak memakai sistem hafalan/ text book  dalam menjawab pertanyaan untuk hal-hal yang sifatnya bisa dipelajari melalui kegiatan pemahaman. Saya lebih suka praktik.
pengalaman menyenangkan

Saya lebih menyukai anak-anak memahami sesuatu melalui apa yang mereka temui atau lakukan. Mereka mengunakan bahasa mereka dengan logika anak-anak seusianya. Sehingga ketika menjawab sesuatu, mereka tidak terbatas meniru jawaban di buku teori.

Pernah saya mengajukan pertanyaan ; apakah boleh kita melanggar lampu lalu lintas? Mengapa ? Hampir semua anak akan memberikan jawaban tidak boleh. Untuk alasannya, kebanyakan akan menulis akan terjadi kecelakaan. Namun beberapa murid saya mengemukakan jawaban berbeda. Ada yang tertangkap polisi (dan memang kenyataannya begitu) ada yang menulis rugi seratus ribu (sebab ternyata dia pernah melihat ayahnya harus membayar sejumlah itu) ada pula yang jawabannya akan diteriaki pengendara yang lain. Apakah salah jawaban-jawaban itu ? Tentunya tidak bukan ?

Pertanyaannya adalah mengapa muncul jawaban-jawaban itu ? Sebab anak-anak adalah pengamat yang sangat lekat dalam mengingat. Apa yang mereka lihat dan alami pada usia perkembangan akan diingat dalam kurun waktu yang lama. Berbeda bila mereka harus menghafal sesuatu. Akan lebih cepat lupanya.

Jadi, alangkah baiknya ketika anak-anak masih dalam usia perkembangan, kita para dewasa memberikan kesempatan mereka mengalami banyak pengalaman menyenangkan dalam belajar yang akan memperkaya wawasannya. Alih-alih mengharuskannya duduk diam menghafal sesuatu yang tak terbayangkan di benak kanak-kanak mereka, kita ajak mereka merasakan pengalaman belajar yang lebih nyata dan diterima oleh logika mereka. Akan lebih menyenangkan rasanya. Semoga.

2 comments:

  1. Saya dengar saya lupa
    Saya lihat saya ingat
    Saya kerjakan saya pahami.........



    jd ingat masa2 saat mengucapkan itu.......ternyata aplikasinya jauh melebihi kata2nya.....

    Lanjut er...ttp semangat!!!!

    ReplyDelete
  2. Hahahahha, iyaya mbak, baru terpikir tentang kalimat yang sempat kuteriakkan dengan keras itu :-) Tengs dukungannya mbak, senang deh.

    ReplyDelete