Pages

Tuesday 27 September 2011

Yang Kita Dengar Belum Tentu yang Benar

@glennie.com
Membuka kejenuhan di kelas, saya sering melakukan permainan-permainan seru bersama anak-anak. Biasanya mereka cukup antusias dan setelah bermain pun lebih cepat memahami materi. Maklumlah, mereka masih kelas 2 sekolah dasar yang memang kebutuhan bermainnya tinggi. Jadi, tidak bermain maka tidak akan mudah memahami, mungkin begitulah mottonya hehehehe.

Banyak permainan yang kami lakukan seperti tebak kata, meniru suara binatang, domikado, tepuk pak pos, tepuk pundak, dan banyak lagi. Tapi salah satu permainan favorit adalah bermain kuda bisik.


Awalnya dulu, permainan ini saya gunakan untuk memeriksa dan mengetahui sejauh mana anak-anak berkonsentrasi untuk mendengarkan. Permainan ini memerlukan konsentrasi dari masing-masing anak.
Cara bermainnya adalah dengan duduk melingkar di karpet. Saya akan membisikkan sebaris kalimat kepada anak di samping saya kemudian ia meneruskan membisikkan kalimat yang didengarnya kepada teman di sebelahnya dan teman di sebelahnya akan meneruskan kepada teman disampingnya. Begitu terus berlanjut.

Bisik berantai ini akan seru bila ada anak yang cukup sulit mendengar dan selalu bertanya ’apa?’ Anak-anak yang belum mendapat bisikan akan terlihat tak sabar. Namun saya tetap tekankan bahwa harus sabar menunggu. Sampai kemudian pada anak terakhir yang akan membisikkan apa yang didengarnya.

Kerap kali, kalimat awal dan akhirnya akan sangat jauh berbeda yang mengundang gelak tawa bersama. Untuk mengetahui error pesan itu, maka secara arah terbalik saya menanyai setiap anak. Bila sebagian besar pembawa pesan keliru mendengar, saya akan mengatakan bila telinga mereka banyak kotorannya sehingga kurang bisa mendengar jadi perlu dibersihkan.

Selain itu, penting bagi anak-anak tahu manfaat permainan ini. Bahwa kadang yang kita dengar itu belum tentu benar.

Ada sebuah kejadian di kelas yang saya kaitkan dengan permainan ini. Siang itu ada murid saya yang menangis. Ketika saya tanya dia mengatakan kalau dapat kabar teman-temannya kalau tidak lama menyelesaikan tugasnya tak boleh pulang oleh bu erna sampai sore. Kebetulan memang murid saya ini agak lama dalam mengerjakan segala hal.

Saya geleng-geleng kepala. Jadilah diskusi saya mulai dengan bermain kuda bisik. Setelah bermain, saya mencoba bertanya kepada mereka tentang kabar yang didengar murid saya yang menangis tadi.

Seorang anak mengangkat tangan. ”Hanya bergurau, bu”, jelasnya dan beberapa anak tertawa. Saya jelaskan kalau gurauannya tidak lucu. Pertama membuat teman sedih dan menangis, dan kedua bahwa bu guru tidak pernah memulangkan murid sampai sore.

Saya pun memahamkan kepada murid saya bahwa kadang kabar yang kita dengar belum tentu benar. Kita tidak boleh percaya begitu saja. Ditanyakan dulu kepada bu guru atau orang dewasa yang lain. Tidak langsung menangis atau marah. Seperti permainan pada kuda bisik yang sering yang membawa berita mengubah kata karena lupa.


No comments:

Post a Comment