Pages

Wednesday 7 September 2011

Mereka pun Perlu Diajari


Melihat perilaku anak-anak memang tidak ada bosannya. Mereka cukup  jujur. Mereka adalah cerminan perilaku dari apa yang selama ini dilihat dan diakrabi setiap harinya. Tanpa ada niatan menutupi. Menunjukkan apa adanya mereka. Kejujuran anak-anak ini adalah alarm untuk selalu siaga kepada kita, para dewasa dalam mendampingi dan mendidik mereka.

Lebaran kemarin kebetulan di rumah orang tua saya banyak sekali anak-anak. Baik anak dari saudara atau juga murid-murid ibu dan ayah. Pastilah banyak tingkah laku mengesankan dari mereka. Tingkah laku yang khas anak-anak tentunya.



Pada waktu seperti ini adalah saat yang tepat untuk melihat sejauh mana keberhasilan kita selama ini dalam mendidik anak-anak. Apapun yang dilakukan oleh mereka di saat bertamu adalah cerminan dari apa yang selama ini diajarkan dan dilihat dalam kesehariannya.

Banyak cerita menarik yang saya temui. Saya ceritakan di sini bukan untuk menjelekkan siapa, namun lebih kepada intropeksi pada kita sendiri agar lebih memperhatikan perkembangan anak-anak.

Seorang saudara yang sedang berkunjung ke rumah memarahi anaknya yang mengembalikan kue yang telah dimakannya sedikit ke toples. Karena malu, saudara saya mencubitnya sampai menangis dan mengatakan ‘bodoh’.  


Di lain waktu, ada salah satu murid ibu saya yang mengeluarkan semua pudding kemasan dalam toples sebab ingin mengambil yang rasa melon. Kebetulan yang rasa melon ada di bagian bawah tertumpuk oleh rasa-rasa yang lain. Anak yang lain, karena suka dengan salah satu kue yang ada, lalu membawa toples kue itu kemana-mana. Dia takut kalau ada orang yang mengambilnya lalu kuenya habis.


Namun ada juga anak yang cukup malu-malu sehingga tak mau mengambil kue di meja sama sekali. Atau juga anak yang cukup tenang dan memakan kue yang diinginkan tanpa banyak bersuara.


Beragam memang perilaku mereka. Lepas dari  salah atau benar.


Menilik kondisi di atas, sebagai para dewasa tentunya tugas mendampingi dan membimbing anak-anak mutlak dilakukan. Seperti bagaimana berperilaku dalam kehidupan sosialnya. Pemahaman dan pendidikan akan perilaku ini wajib kita berikan. Jangan dilupakan bahwa anak-anak adalah individu yang masih memerlukan banyak bimbingan dan arahan dari para dewasa. Mereka bukan sesuatu ajaib yang bim salabim bisa mengerti sendiri segala hal di sekitarnya. Ada proses belajar yang harus dilalui sebelum mengerti akan sesuatu.


Seperti misalnya untuk kasus diatas adalah berperilaku dalam bertamu. Sebelum mengajak mereka ke keadaan yang sebenarnya, kita bisa berlatih bersama mereka bagaimana bersikap ketika bertamu. Bermain tamu-tamuan  dengan tata caranya (mulai salam, duduk, lalu menikmati sajian). Boleh saja mencontohkan perilaku yang kurang sopan sebagai bahan pembelajaran untuk membedakan dengan perilaku yang sopan namun memerlukan penjelasan untuk kegiatan ini. Pemahaman bahwa mereka berada di rumah orang lain pun perlu dilakukan sehingga mereka pun tahu dan bisa membedakan bagaimana bersikap ketika di rumah orang dan di rumah sendiri.


Jika kita tidak pernah mengajarkan bagaimana berperilaku di rumah orang lalu menyalahkan dan memarahi mereka saat melakukan kesalahan, rasanya sungguh tidak adil pada anak-anak sebab sebenarnya yang seharusnya dimarahi adalah kita, bukan mereka.

No comments:

Post a Comment