Pages

Friday 6 May 2011

Dongeng Inspiratif

@istockphoto.com
Ketika sedang berkegiatan di kelas, mendung tiba-tiba menebal. Cuaca yang benderang berubah dengan cepat menjadi gelap. Tidak lama kemudian tumpahlah air dari langit dengan diselingi petir guntur bersahut-sahutan.
Di kelas, murid-murid saya sempat riuh melihat perubahan cuaca ini. Maklumlah, cuaca tidak menentu. Panas terik namun sejam kemudian bisa hujan deras turun atau sebaliknya, satu jam setelah hujan deras, matahari bersinar dengan terangnya adalah hal biasa di Surabaya beberapa bulan ini. Saya membahasakan cuaca tidak menentu kepada anak-anak daripada cuaca ekstrem sebab lebih mudah dipahami oleh mereka.
Melihat hujan yang deras, seorang murid saya berkata kalau Tuhan sedang marah. Hujan adalah airmata setan yang sedang dimarahi Tuhan dan guntur adalah suara Tuhan yang marah. Oh la la ! Seorang murid yang lain menambahkan kalau reda marahnya, kadang Tuhan menggambar pelangi indah dengan warna-warna mejikuhibiniu-nya.
Saya pun mengajak anak-anak berdiskusi tentang asal usul hujan. Bagaimana air dari laut, sungai, selokan, parit itu menguap karena panas matahari. Saya buat sketsa sederhana di papan tulis. Perjalanan air yang menguap menjadi awan dan turun kembali sebagai hujan.
Banyak pertanyaan cerdas muncul dari mereka. Mengapa air bisa menguap dan mengapa kalau turun ke bumi bukan berbentuk uap tapi tetes air ? Lalu kata Bu Erna, hujan adalah rahmat Tuhan, mengapa hujan bisa menyebabkan banjir di jalan-jalan sampai macet ? Saya pernah mendengar ada pasir yang luas sekali dan tidak ada hujan di sana, benarkah ? Lalu apakah ada binatang ? Kasihan kan binatangnya pasti kehausan.
Sederet pertanyaan yang bila kita layani seakan tidak ada habisnya. Mereka adalah bukti bagaimana para pengemban rasa ingin tahu itu begitu haus akan sebuah pengetahuan. Tugas para dewasalah membimbing mereka. Menjelaskan dengan bahasa yang mereka pahami dan mengenalkan tentang rasionalitas, sesuatu yang masuk akal dan inspiratif. Imajinasi yang bersambung dengan rasa ingin tahu sekaligus mimpi. Bukan sebatas mitos yang menutup pintu kemungkinan. Atau prasangka tanpa pondasi pengetahuan. Melangkah keluar dari 'dunia ajaib' memasuki dunia logis dan sains.
Kalaupun untuk sebuah dongeng yang diceritakan kepada anak-anak, setidaknya dongeng yang menimbulkan inspirasi dan menggugah rasa ingin tahu. Saya ingat akan sebuah karya Jules Verne yang bercerita tentang besi yang bisa berenang di dalam lautan jauh sebelum kapal selam muncul. Seakan memang tidak masuk akal imajinasi itu, namun sekarang kita melihat wujudnya. Atau pun sebaris kalimat dari raja kediri di masa lampau, Prabu Jayabaya, tentang kapal yang di awang-awang atau pun pulau berkalung besi yang membentuk menjadi pesawat terbang dan rel kereta api sekarang.
Mari kita bayangkan bersama andai sejak imajinasi itu bertumbuh, kita sediakan tanah gemburnya, menyiram dan merawatnya. Akan sebesar dan menjadi apakah imajinasi-imajinasi itu ?

1 comment:

  1. seep....dari dongeng kita giring anak-anak masuk dalam logika dan pengetahuan

    ReplyDelete