Pages

Monday 30 May 2011

Bonjour Mes Parents ! Selamat pagi Ibu, Selamat pagi Ayah !

studentsbus.com

Hari yang berkesan. Pagi yang dimulai dengan serpihan panas di tangan  akibat kabel setrikaan terbakar. Alhamdulillah hanya ’hangus’ sedikit. Membuat pagi saya bergelombang memicu munculnya semangat kewaspadaan yang semula masih menguap entah kemana sebab bekerja 7 hari dalam seminggu. Meski sebenarnya ’hangus’ yang saya alami sangat sepele bila dibandingkan dengan apa yang dialami salah satu murid saya.

Tadi saya berkunjung ke rumah seorang murid yang hampir 14 hari tak masuk sekolah. Sakit. Bertemu ibunya. Mendengarkan cerita tentang sakit putranya. Ah...para orang tua. Besar sekali pengorbanan untuk buah hatinya.


Murid saya yang enerjik, segar menyenangkan, dan selalu bersemangat setiap harinya mengalami masa-masa yang sulit di usianya yang masih sangat muda.

Awalnya adalah rasa lelah akibat kerap keluar kota. Kondisi yang mungkin cukup rentan terkena virus. Usai berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan, kondisinya langsung drop. Ketika diperiksa, dokter mengatakan dia terkena virus penyakit tangan, kaki, dan mulut atau di masyarakat kita dinamakan virus singapura. Maka disarankan untuk opname.

Kondisi yang payah dan tingkat imunitas menurun drastis membuatnya semakin lemah. Indikasi tidak hanya terkena satu virus pun muncul. Sampai ada dugaan terkena virus kawasaki yang banyak diderita oleh para ras mongoloid. Alhamdulillah, dugaan tersebut keliru.

Melihat potret murid saya di saat kondisi kritis, ngilu rasanya hati ini. Dari mulai mengalami alergi dengan obat salep sehingga menyebabkan bibirnya pecah cukup parah, proses pemeriksaan jantung dengan banyak kabel di tubuhnya, sampai kesulitan memasukkan makanan ke tubuh sehingga hanya melalui infus.

Membayangkan bagaimana perasaan orang tua melihat buah hatinya sakit seperti itu. Hanya mencoba tegar meski air mata hampir selalu tak tertahan, berdoa, dan pasrah kepadaNya. Berat pastinya. Namun semoga selalu kuat untuk para orang tua mendampingi buah hatinya.

Alhamdulillah, kondisi murid saya berangsur pulih. Semangat untuk sehat dan bisa bermain bola bersama teman-temannya mampu membuatnya kuat. Juga yang pasti dukungan dari orang-orang yang mencintainya.

Salut saya dengan para orang tua yang seperti ini. Perhatian dan kerelaan mendampingi buah hati di saat-saat sesulit apapun. Menyimpan resahnya hati dan menampakkan ketegaran hanya untuk membuat buah hatinya menjadi tenang dan kuat.

Kadang, sebagai anak, kitalah yang kerap lupa dengan kebaikan orang tua. Ada masa mungkin kita membangkang dan berselisih paham dengan orang tua karena perbedaan persepsi. Ada masa kita merasa marah dengan mereka karena memiliki pola pikir yang berbeda. Kadang tak sadar kita pun menjauhi mereka dengan alasan kesibukan pekerjaan. Hm...orang tua. Betapa pengorbanan kalian sangatlah besar. Jerih payah dan tetes keringat serta airmata kalian dalam mendewasakan buah hati dengan keikhlasan kerap malah dilupakan begitu saja.

Sebuah pelajaran berharga saya dapati hari ini. Kasih orang tua kepada anaknya. Betapa kerap sebagai anak, kita sering lupa. Terima kasih Ibu. Terima kasih Ayah. Maafkan keengganan untuk sering menyapa dan mengunjungi kalian dengan beragam alasan ini.  Alasan yang meski kadang menyakitkan, namun selalu kalian terima dengan lapang dada sambil berdoa mungkin besok kita datang berkunjung atau sekedar menelfon.

Bonjour Maman. Bonjour Mon Père. Je vous aime tous les deux.








2 comments:

  1. Terima kasih Ibu Erna Widya..
    Tulisan ini menyadarkan saya bahwa orang tua telah banyak berkorban utk menumbuhkan saya sampai skrg bahkan sampai saya bisa mengetik di blog Ibu Erna...
    Karena tanpa mereka saya tidak akan menjadi seperti skrg..

    Thx..

    ReplyDelete
  2. Sama-sama Widi. Terima kasih juga sudah membaca tulisan saya :-)

    ReplyDelete