Pages

Tuesday 26 April 2011

Like Father like Son or Like Mother like Daughter ?


Di kelas tadi bersama murid-murid, saya berdiskusi tentang perlunya menjaga kebersihan. Tidak sekedar mengenal nama-nama alat kebersihan seperti sapu, kemoceng, atau kain pel. Namun juga membicarakan perilaku bersih yang telah dilakukan. Mandi dua kali sehari ? pasti. Gosok gigi dua kali sehari ? sudah. Lalu membahas apa lagi ?
 
@lyrical-reveries.blogspot.com
  Kami membahas tentang perilaku sehari-hari. Kebiasaan yang ada di rumah dan di sekolah. Saya mulai diskusi dengan kata tempat sampah. Apa yang mereka pahami tentang tempat sampah. Bau, kotor, tempatnya sampah, ada di dapur, itulah sebagian pengertian murid-murid saya tentang tempat sampah.

Lalu saya mulai menanyakan apakah mereka sudah selalu membuang sampah pada tempatnya ? Banyak cerita muncul. Kebanyakan dari mereka sudah sering mebuang sampah pada tempatnya namun sering kalau di rumah, mereka melihat orang tuanya yang membuang sampah seenaknya.

”Ayah sering membuang kertas dimana-mana kalau sedang bekerja”, cerita seorang anak. ”Lantai penuh dengan kertas yang diremas”.
”Ibuku juga sering membuang tidak di tempat sampah. Nanti mbak akan membersihkan, katanya”, kata anak yang lain.

”Kalau papaku, suka membuang sampah ke jalan kalau sedang dalam mobil”.

Banyak cerita dari anak-anak muncul. Kami berdiskusi akan bahaya membuang sampah tidak pada tempatnya. Mereka mengerti kalau hal tersebut bisa menimbulkan penyakit dan banjir secara teori. Namun dalam praktik sehari-harinya, saya rasa tidak cukup dengan teori saja. Perlu adanya contoh kongkret dari para dewasa.
@naneko13.blogspot.com

Di saat ini, orang tua memegang peranan penting sebab anak banyak melihat contoh ada pada orang tua selain gurunya ketika mereka berada di sekolah. Ada cerita tentang bagaimana anak sangat memperhatikan perilaku para dewasa. Ini terjadi pada saya. Pernah suatu kali, saya lalai meletakkan sandal ke rak. Ada murid saya yang mengingatkan. Saya pun minta maaf dan meletakkan sandal pada tempatnya.

Terlihat konyol ? Tidak. Jangan berprasangka kepada anak-anak sebab mereka hanya sekedar mengingatkan akan  ketentuan meletakkan sandal pada tempatnya. Jangan pula malu. Kelalaian ini pun bisa kita memberi pengertian kepada mereka untuk belajar pula peka dan peduli pada orang lain sekaligus belajar cara mengingatkan yang baik. Memberi contoh memang terlihat sederhana namun besar pengaruhnya kepada anak dalam proses pembiasaan.

Demikian pula contoh membuang sampah. Perilaku kita, para dewasalah yang akan dilihat dan lebih diingat anak daripada teori-teori ideal dalam buku-buku pelajaran sekolah. Mereka akan melihat dan menirunya dalam kehidupan sehari-hari.

”Anak saya bandel sekali, entah meniru siapa?”

Jadi aneh rasanya bila ada para dewasa (orang tua) yang mengeluh seperti itu. Sebab pepatah pun mengapakan kalau buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Perilaku anak bagaimanapun, kerap merupakan cerminan perilaku orang tuanya. Like father like son or like mother like daughter ?



No comments:

Post a Comment