Pages

Monday 25 April 2011

Dari Tempat yang Tinggi, Kita bisa Melihat Lebih Jauh


Sebuah gambar yang sedikit berbeda saya temukan dari buku gambar salah satu murid. Saya katakan berbeda karena sudut pandang yang digunakannya saat menggambar. Dia menggambar banyak jalur seperti jalan dan dataran yang hijau bercampur coklat. Agak aneh bila tidak tahu maksunya. Ketika saya tanya gambar apakah itu, dia menjawab kalau itu gambar bumi yang dilihat dari atas.  

@kaskus.us

”Ini jalan, lalu ini sungai, ada pohon-pohon dan yang kotak adalah rumah”, jelasnya kepada saya. Hm...menarik. Kebetulan memang murid saya cukup sering bepergian menggunakan pesawat mengikuti orang tuanya. Sebuah pengalaman yang membawanya kepada perspektif berbeda.

Di lain waktu, murid saya yang lain tiba-tiba menyusun meja dan kursi secara vertikal lalu dinaikinya. Dengan cukup percaya diri dia bergaya di atas susunan berbahaya itu. Beberapa temannya mengingatkan namun dia tidak peduli. Ketika saya tanya, dia menjawab kalau ingin tahu apakah sama bila dia melihat dari atas dengan dari bawah. Alasan yang masuk akal dan menarik.
 

Kejadian menyusun meja kursi kemudian menjadi diskusi menarik saya dengan dia dan teman-temannya. Saya tanya apakah ada bedanya melihat dari atas dan dari bawah. Murid saya menjawab berbeda. Si peneliti kecil itu berkata kalau lebih banyak yang dilihat saat berada di atas.

Saya sepakat dengan murid saya. Memang pemandangan dari atas lebih luas sebab lebih sedikit penghalang. Yang saya tekankan kepada murid saya adalah bahwa rasa ingin tahu itu boleh. Melakukan percobaan untuk mengetahui sesuatu juga boleh. Namun kita harus tahu pula kira-kira resiko apa yang akan dialami bila melakukannya. Amankah percobaan itu ? Akan merugikan orang lainkah percobaan itu ? Berpikir bijak menjadikan kita pun tidak melupakan orang lain.

Seperti murid saya yang menyusun meja kursi. Saya pribadi salut akan keluasan rasa ingin tahunya sebab menandakan kecerdasannya. Hanya saja, bila murid saya itu belum mengetahui resiko dan akibat akan tindakannya yang bisa melukai dirinya dan orang lain sebab memang dia belum tahu.

Lalu bagaimanakah dengan kita, para dewasa ini ? Pendidikan cukup dari kampus telah kita dapatkan. Namun apakah kita telah cukup bijaksana mengendalikan kecerdasan yang kita miliki ini ? Apakah kecerdasan kita bermanfaat untuk kita dan orang lain ataukah sebaliknya ? Kecerdasan yang ada kita gunakan untuk memanfaatkan orang lain ?

(terinspirasi dari murid dan buku Ternyata Semutnya Ada di Sini)

No comments:

Post a Comment