Pages

Sunday 17 June 2012

Ketika Merangkak Terlewati

senam untuk keseimbangan tubuh
‘Bruk!’ bunyi yang cukup keras itu membuat saya menoleh. Seorang murid saya terjatuh. ‘Sakit?’ diapun menggeleng sambil berdiri lagi. Pasti sakit namun malu. Saya pun memintanya datang untuk memeriksa apakah ada yang memar.

Cukup sering kejadian anak jatuh di kelas terjadi. Awalnya saya kira karena mereka berlari. Namun ternyata, meski berjalan biasa pun, anak-anak kadang jatuh juga. Hm… kenapa ya ? Kasihan juga kalau terus-terusan seperti ini.


Berbagi cerita dengan beberapa orang tua tentang kondisi ini, ternyata saya mendapati ada satu kesamaan pada anak-anak yang ‘mudah jatuh’ ini. Di masa balitanya mereka langsung berjalan. Mereka melewati fase merangkak.

Informasi dari banyak buku perkembangan pun menunjukkan akan pentingnya saat-saat merangkak. Selain melatih koordinasi antara gerak tangan, kaki, dan otak, juga mengguatkan tulang punggung, dan melatih kekuatan otot.

Sayangnya, banyak balita melewatinya sekarang ini. Seorang ibu menceritakan tentang tren baby-walker yang sempat terjadi. Banyak dokter anak melarang penggunaan alat ini sekarang sebab membuat balita tidak sempat merasakan fase merangkak, karena setelah bisa duduk, maunya langsung berdiri lalu berjalan. Lebih senang melihat anaknya bisa berjalan daripada bisa merangkak dulu.

Memang mungkin di awalnya, tidak bermasalah. Namun kerap kali akhirnya anak-anak kesulitan menyeimbangkan tubuhnya. Mudah jatuh contohnya. Kerap, fase-fase perkembangan pada anak terlihat biasa saja dan tidak memiliki dampak apa-apa bila dilewatkan, namun sebenarnya fase-fase tersebut sangat penting dan bermanfaat bagi perkembangan mereka. Dampaknya pun sering tidak bisa dilihat langsung, namun baru muncul setelah beberapa tahun ke depan. Menghindarkan tidak akan ada sesal di kemudian hari, marilah kita bijak dalam menemani anak-anak melewati fase-fase mereka.  

No comments:

Post a Comment