Pages

Sunday 8 January 2012

Berdiskusi Tanpa Bertengkar ? Bisa !

 King king king kelingking coba patahkan si jari tengah
Aku tidak mau, kalau dia memang tidak salah
Kata jari telunjuk, jari tengah yang paling tinggi
Kata jari manis, janganlah main hakim sendiri
Betul itu betul, jari tengah saudaramu juga
Pesan ibu jari, jangan melawan saudara tua
Kita bulatkan tekad, lima jari harus sepakat
Barang-barang yang berat, dengan mudah bisa kita angkat

berdiskusi bersama 
Ingat dengan lagu diatas ? Lagu masa kanak-kanak yang sarat dengan pesan akan pentingnya hidup rukun dan bekerja sama. Lagu lama yang masih juga kontekstual saya rasa.

Kebetulan murid-murid saya yang ikut ekstra vokal di sekolah menyanyikan lagu ini. Kami juga kerap menyanyikannya bersama-sama di kelas sambil bermain jari berpasangan. Seru dan menyenangkan sekaligus memahamkan mereka bagaimana hidup bermasyarakat.

Di kelas dua ini, saya mulai mengenalkan tentang berorganisasi. Berorganisasi à la kelas dua sekolah dasar tentunya. Seperti menentukan sendiri nama kelompok mereka.


Saya memang menerapkan model tempat duduk berkelompok di kelas. Satu kelompok terdiri dari tiga sampai empat anak. Dulu, saat di kelas satu, nama kelompok biasanya ditentukan oleh gurunya.
Di kelas dua ini, saya membebaskan mereka menentukan nama kelompok sesuai dengan keinginan mereka dengan catatan didiskusikan bersama teman dalam satu kelompok. Saat berdiskusi, semua anak boleh berpendapat. Sebisa mungkin tidak bertengkar. Nama yang diambil bebas asal mengandung semangat dan disetujui oleh semua anggota kelompok.

Setelah peraturan itu mereka pahami, apa yang mereka lakukan ?

Yups, asyik mencari nama pastinya. Mulai dari cita-cita yang diinginkan, nama game yang kerap dimainkan, nama tokoh kartun yang disenangi, atau juga sesuatu yang terlihat cemerlang dan tinggi. Seru sekali. Ada yang karena semangatnya mencari nama sambil berputar-putar mengelilingi kelas. Ketika saya tanya sedang apa, jawabnya ‘mencari ide bu’. Hm…

Ada juga yang berdiskusi seru dan ketika mereka bersepakat, baru sadar kalau lutut sudah bertumpu di kursi. Ada pula kelompok yang cukup alot memutuskan nama sebab ada anggotanya yang ngeyel mau idenya saja yang digunakan padahal teman-temannya tidak sepakat. Saat tahu temannya tak setuju, dia pun menghampiri saya meminta dukungan. Saya pun mengatakan bahwa aturannya adalah ide nama disetujui oleh teman yang lain. Dia pun balik dan mencoba merayu (mungkin bahasa kerennya melobi) teman-temannya.

Pakai nama power rangers saja ya ?
Lucu, menyenangkan, sekaligus juga membuat saya pun belajar. Bagaimana anak-anak usia tujuh tahun itu berdiskusi tanpa ada konfrontasi fisik sama sekali. Tak ada pula yang ngambek atau walk out. Indah sekali andai sikap ini terbawa sampai dewasa bukan ?

Nama-nama yang disepakati pun aneh-aneh sesuai dengan imajinasi mereka. Dragonball kuat, Polisi Tegas, Deathscore semangat, Bintang Sejati, dan Panda Cerdas. Berbeda-beda bukan ? Tetapi memang seru.

Sebenarnya ada satu kelompok yang kebetulan anggotanya ada anak yang suka sekali dengan game mengusulkan nama yang sedikit membuat saya terkejut. Dino si Penantang Kematian. Waduduh !

Kami sempat berdiskusi sebentar akan pilihan nama tersebut. Selain panjang, artinya juga kurang bagus. Anak-anak memang tanpa prasangka memilih kata, buat mereka penantang di game itu adalah pemberani. Saya coba menjelaskan bahwa memang mengajak berlomba atau berkompetisi boleh, namun menantang kematian ? Lebih baik memilih kata-kata yang lain. Untunglah mereka pun paham.

Untuk tugas yang dilakukan pun, anak-anak saya bebaskan menentukan mekanismenya. Seperti siapa yang bertugas memimpin barisan dan berdoa. Mereka bisa mengkomunikasikan sendiri antarteman tanpa saya ikut campur. Saya hanya melihat saja. Terlihat bahwa anak-anak telah mampu berorganisasi sesuai dengan usianya. Tinggal kita, para dewasa ini memberikan pengarahan dan kesempatan. Menunjukkan bahwa mereka pun bisa.




1 comment:

  1. Bingung??? Lha terus siapa yang sebenarnya menyuruh mematahkan jari tengah? jari mana yang menyanyikan baris pertama itu?

    "King king king kelingking coba patahkan si jari tengah!!"

    Kelingking: Aku tidak mau, kalau dia memang tidak salah
    Telunjuk: jari tengah yang paling tinggi
    Manis: janganlah main hakim sendiri
    Betul itu betul, jari tengah saudaramu juga

    Ibu jari: jangan melawan saudara tua
    Kita bulatkan tekad, lima jari harus sepakat
    Barang-barang yang berat, dengan mudah bisa kita angkat

    ReplyDelete