Pages

Wednesday 27 July 2011

Belajar Mengerti Anak-anak

murid kelas satuku

Saya tersenyum sendiri ingat perbincangan dengan beberapa murid yang sekarang telah kelas 4 sekolah dasar di lobi tadi siang. Perbincangan santai bermain tebak kata. Menyebutkan nama apapun yang diminta dengan huruf awalan tertentu. Siapa yang cepat maka dialah pemenangnya. Ah, waktu berjalan cepat. Tak terasa murid-murid yang dulu imut dan malu-malu menjadi anak-anak periang, lebih terbuka dan akrab. Remaja kelas empat sekolah dasar.

Saya teringat satu peristiwa dengan mereka dulu ketika kelas 1. Peristiwa yang memberi pengetahuan sekaligus pelajaran berharga akan penggunaan kata dari saya, salah satu para dewasa.


Saat itu murid kelas satu sedang belajar sholat. Belajar sholat di kelas 1 dimulai dari belajar mendisiplinkan tubuh untuk persiapan sholat, memakai dan merapikan peralatan sholat (mukena, sarung, dan peci), kemudian gerakan sholat yang benar. Bacaan sholat masih seputar surat al fatihah dan surat pendek untuk semester pertama.

Ada peraturan bahwa di saat sholat, tidak ada yang berbicara kecuali untuk membaca surat-surat dalam al qur’an. Kami mengistilahkan sebagai konsentrasi dalam sholat.

Peraturan yang mungkin untuk kita, para dewasa akan dengan mudah dipahami dan dimengerti. Namun perbeda bila yang mendengar anak-anak. Pemahaman mereka sering tidak sama dengan para dewasa. Ketika ada peraturan untuk tidak berbicara ketika sholat, maka apapun yang terjadi dan dirasakan akan mereka tahan sampai sholat selesai. Ini terjadi pada satu murid.

Maka terjadilah insiden ngompol pada salah satu murid saya. Saat saya tanya mengapa tidak ijin ke belakang, dengan lugu dia menjawab karena ada peraturan untuk tidak berbicara selama sholat.  Dia merasa ingin buang air kecil tapi takut melanggar aturan. 

Ah, saya pun sadar sesuatu. Berbicara dengan anak-anak (kelas 1, 2, dan 3), haruslah jelas dan dipahami mereka. Bila ada aturan untuk tidak berbicara dan konsentrasi selama sholat maka perlu ditambahkan kalau ada yang ingin ke belakang, boleh langsung ijin, tak perlu ditahan. Anak-anak bukanlah para dewasa. Mereka masih belajar memahami sesuatu yang terlihat, belum yang tersirat. Mereka pun sangat patuh apa kata gurunya.





2 comments:

  1. wah bner thu,, nice post,,

    ReplyDelete
  2. Terima kasih ya telah meluangkan waktu membacanya.

    ReplyDelete