Pages

Sunday 5 June 2011

Orang-orang Luar Biasa

@abigarin.co.cc

Gerakannya gemulai dan ritmis. Ayunan tangan, gelengan kepala, liuk tubuh, menciptakan pemandangan harmonis yang memukau.  Belum kekompakan dan senyuman menawan menciptakan pandangan terpesona bagi siapa saja yang melihatnya. Tarian yang indah dan rumit. Thousand Goddess of Mercy. Tarian seribu tangan. Ketika ditarikan oleh para penari yang sempurna secara fisik saja sangatlah memukau, apalagi yang saya lihat adalah tarian itu dibawakan oleh para penari yang semuanya tuna rungu. Tuhan Maha Besar !


Di video yang lain, saya melihat sebuah kekompakan yang mengharukan dari dua penari balet. Penari laki-laki (yang sebenarnya bukanlah penari) hanya memiliki satu kaki dan penari perempuan hanya memiliki satu tangan. Mereka mampu menyuguhkan tarian yang memukau sehingga memenangkan medali perak pada kompetisi menari se-Cina meskipun dengan kekurangan fisik masing-masing.
@diversityworld.com

Di saat yang berbeda, pernah ketika melintas di jalan, saya melihat pedagang barang-barang plastik yang dengan penuh semangat menawarkan barang dagangannya di depan sebuah pasar tradisional. Tidak peduli meski tertatih-tatih dengan menggunakan satu tongkat pengganti kakinya. Dia berusaha melanjutkan hidup dengan tidak bersandar pada belas kasihan orang lain. Namun lebih percaya pada kerja kerasnya sendiri.

Mereka adalah orang-orang yang luar biasa. Dulu, ketika masih kecil, saya menganggap bahwa orang-orang luar biasa adalah yang pandai, penemu sesuatu, dan memiliki gelar panjang sekali di belakang namanya.  Memang perkiraan saat saya kecil tidak keliru.

Namun saat sekarang, saya pun menemukan orang-orang luar biasa dan hebat terdapat juga pada orang-orang yang tidak menyerah hanya karena keterbatasan fisiknya. Membaca kisah seorang Helen Adams Keller yang menderita buta dan tuli sejak berusia 19 bulan padahal terlahir secara sempurna secara fisik awalnya bisa menjadi bahan renungan bersama. Bagaimana kegigihan dan semangat pantang menyerah mampu merobohkan ketidakmungkinan yang ada.

Malu rasanya bila kita, yang sempurna secara fisik ini, hanya bertopang dagu dan meratapi nasib. Menjalani hidup dengan biasa dan ala kadarnya. Apalagi bila hanya karena masalah asmara, dengan mudah memutuskan aksi percobaan bunuh diri. Rugi besar. Mari bersama-sama kita belajar tentang kerelaan dan kegigihan dari orang-orang luar biasa itu. 

Suka duka kita bukanlah istimewa, karena semua orang mengalaminya.
Hidup tidak untuk mengeluh dan mengaduh, hidup adalah untuk mengolah hidup (petikan puisi Rendra – Sajak Seorang Tua Kepada Istrinya)

No comments:

Post a Comment