Pages

Thursday 30 June 2011

Boneka Jariku, Boneka Ibu Jarimu

123rf.com
Menjadi guru apalagi guru sekolah dasar sangat banyak hal menarik dari anak-anak yang bisa kita jadikan bahan menguji kreativitas. Ragam anak yang bermacam-macam, membuat kita sebagai guru harus bisa pula mengurai dan menyamankan semua anak.

Ada murid saya yang cukup kesulitan berbicara di depan orang lain. Bila maju ke depan untuk membaca cerita, suaranya sangat kecil dan pelan dengan gerak tubuh gelisah. Saya harus benar-benar memperhatikan untuk bisa mendengar suaranya. Anak-anak yang lain pun saya minta lebih tenang. Namun, semakin sunyi keadaan, semakin dia lirih berkata-kata dan semakin ingin segera selesai tugasnya berbicara atau membaca di depan kelas.


Padahal dia adalah anak yang pandai. Membacanya pun lancar dengan intonasi yang cukup tepat saat ada tanda baca titik atau koma. Di awal masuk, orang tuanya memang mengatakan kalau murid saya itu termasuk anak pemalu. Sulit  beradaptasi.

Permainan tidak sengaja yang saya lakukan ternyata membawa hal positif baginya. Di sebuah kesempatan, untuk kegiatan bercakap dengan sesama teman, saya menggunakan teknik berbeda.

Biasanya bersama anak-anak, kita gunakan metode wartawan, saling menanya, saling mencatat. Namun untuk kali ini saya memakai telunjuk dan ibu jari yang digambar, diberi mata, hidung, rambut, dan mulut. Saya membagi anak-anak dalam dua kelompok. Kelompok pertama memberi mata pada telunjuknya dan kelompok lain pada ibu jarinya.
sederhana namun bermanfaat

Anak-anak bebas memilih teman berbicara dengan catatan kalau telunjuk harus berpasangan dengan ibu jari. Mereka berlatih ngobrol beberapa lama sebelum maju ke depan kelas secara berpasangan. Ternyata seru dan mengasyikkan.

Mereka mengekspresikan diri dengan cukup terbuka. Saya merancang percakapan itu seperti cerita boneka (yang diganti jari-jari). Ada meja sebagai panggung kecil dan yang bercakap-cakap tidak kelihatan kecuali satu telunjuk dan satu ibu jari.

Saya melihat murid yang pemalu pun asyik  bercakap meski di depan kelas. Tema percakapannya juga beragam. Rasa malu untuk memandang ke depan, teratasi dengan konsentrasi pada telunjuknya sebagai pengandaian dirinya.

Tampil ke muka yang sepertinya sepele, untuk beberapa anak adalah perjuangan besar penuh keberanian. Selama proses penumbuhan kepercayaan diri pada anak,  kadang memerlukan media bantu seperti telunjuk dan ibu jari. Bisa juga, dengan boneka jari dan boneka tangan. Tidak semua anak langsung bisa tampil berpose di panggung terbuka dengan dilihat banyak orang.

1 comment: