Pages

Saturday 9 April 2011

Sajak Seorang Tua Untuk Istrinya

Aku tulis sajak ini, untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
Kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita, yang hampir rampung
Dan dengan lega akan kita lunaskan



Kita tidaklah sendiri dan terasing dengan nasib kita
Karena soalnya adalah hukum sejarah kehidupan
Suka duka kita bukanlah istimewa
Karena setiap orang mengalaminya


Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh

Hidup adalah untuk mengolah hidup
Bekerja membalik tanah
Memasuki rahasia langit dan samudra
Serta mencipta dan mengukir dunia


Kita, menyandang  tugas
Karena tugas adalah tugas
Bukannya demi sorga atau neraka
Tetapi demi kehormatan seorang manusia!



Karena sesungguhnya, kita bukan debu
Meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu
Kita adalah kepribadian
Dan harga kita adalah kehormatan kita…



Tolehlah lagi kebelakang
Ke masa silam yang tak seorangpun kuasa menghapuskannya
Lihatlah! Betapa tahun tahun kita penuh warna
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
Melewatkan tahun tahun lama yang porak poranda



Dan kenangkanlah pula,
Bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
Menghadapi langit dan bumi
Dan juga…nasib kita



Kita tersenyum bukanlah karena bersandiwara
Bukan karena senyuman adalah satu kedok
Tetapi karena senyuman adalah satu sikap
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama, nasib, dan…kehidupan



Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah, bahwa kita telah selalu menolak menjadi korban
Kita menjadi goyah dan bongkok
Karena usia nampaknya lebih kuat dari kita
Tapi, bukan karena kita telah terkalahkan!



Aku tulis sajak ini, untuk menghibur hatimu
Sementara kamu kenangkan encokmu
Kenangkanlah pula,
Bahwa kita ditantang seratus dewa!


Sajak Seorang Tua Untuk Istrinya, karya Rendra ini sangatlah saya suka. Sejak mengenalnya dari seorang teman, sajak ini seakan menjadi satu mantra saya ketika hati sedang galau. Menemani sekaligus meneguhkan hati kembali.

Hari ini saya kenang sajak rendra lagi. Membacai dan merasai.

Satu hari yang berpelangi saya alami. Ada gembira setelah sebelumnya deg-degan dengan persiapan penampilan anak-anak yang akan pentas menari. Kemudian beberapa rangkai pertanyaan guntur yang membuat langit saya menjadi sedikit mendung. Andai semua bisa saya tampilkan, akan sangat menyenangkan namun kerap kondisi mengharuskan kita membuat beberapa pilihan.

Satu pesan pendek dari ponsel juga mengabarkan ada petir di sisi bumi yang lain membuat langit saya sedikit goyah. Namun saya tahu, inilah hidup. Segala permasalahan harus dihadapi. Masalah bukanlah tanpa penyelesaian. Semoga dengan masalah ini, membuat langit saya menjadi lebih luas lagi.


No comments:

Post a Comment