Pages

Tuesday 5 April 2011

Perilaku Sopan, Dimulai Sejak Kapan ?


@ciungtips.blogspot.com
 Orang tua dari murid saya bercerita tentang perubahan perilaku anaknya sejak menjadi siswa kelas 1 sekolah dasar selama enam bulan pertama. Banyak perubahan, ceritanya. Salah satu perubahan itu adalah balasan dari ucapan terima kasih yang diucapkan ibunya dijawab dengan ’sama-sama’. ”Saya kaget sekaligus senang sekali Ibu”, ceritanya kepada saya. Hal kecil memang namun bila kita tahu bagaimana keseharian anak itu yang kerap semaunya, kata ’sama-sama’ yang diucapkannya adalah hal luar biasa.

Di lain waktu, ada orang tua dari murid saya yang lain bercerita bagaimana anaknya dengan lugas mengatakan permisi saat melewati orang lain dan meminta maaf ketika melakukan kesalahan (meskipun tidak sengaja).

Senang dan terharu rasanya mengetahui banyak para orang tua yang mengapresiasi perubahan perilaku anak-anaknya. Hal yang kelihatannya sepele dan remeh namun sebenarnya akan sangat membanggakan ketika mereka dewasa kelak sebab pendidikan perilaku sopan inilah yang menjadi salah satu pembentuk karakter seseorang nantinya.

Perilaku sopan sebenarnya tidak hanya terbatas pada ucapan saja, namun juga perilaku dan sikap meskipun pada anak-anak semua itu tidak ada bedanya. Namun, perilaku sopan pada anak kerap kali adalah menurut standar orang tuanya. Bisa dikatakan orang tua adalah cerminan anak dalam berperilaku. Sebab sebelum bisa berbicara, anak sudah memiliki kemampuan melihat dan mempelajari perilaku dari orang tuanya.

Sebenarnya, perilaku sopan ini sejak kapan bisa ditanamkan kepada seorang anak ?

Sejak anak berusia 3 sampai 6 tahun adalah masa penting menanamkan perilaku sopan pada anak. Di masa ini, adalah masa emas anak mengingat dan belajar segala sesuatu yang baru. Ucapan terima kasih, permisi, assalamu’alaikum, maaf, dan sebagainya mulai dibiasakan kepada mereka. Memang peran para dewasa (guru dan orang tua) sangat besar dalam proses pembiasaan ini. Tidak ada kata lelah untuk mengingatkan dan membiasakan mereka mengatakan kata-kata tersebut. Namun 4 atau 5 tahun kemudian, bisa kita lihat bagaimana hasil dari pantang menyerah kita membiasakan berkata dan berperilaku sopan. Anak-anak kita akan secara otomatis mengatakan kata-kata itu sesuai dengan penggunaannya.



Kesopanan Dipelajari dari Waktu ke Waktu

Bila menginginkan seorang anak yang berperilaku sopan maka sebagai orang tua, kita pun harus mencontohkan perilaku tersebut. Namun tidak cukup dengan menjadi contoh saja, peran orang tua juga sebagai pengawas dan alarm pengingat anak untuk selalu mengucapkan kata-kata sopan seperti permisi dan terima kasih.

Yang perlu kita ingat, jangan sampai maksud baik mengingatkan itu menjadi bumerang orang tua sendiri. Maka para orang tua dan guru harus memiliki cara bijak dalam mengatakannya sebab bila anak merasa terlalu didikte, lambat laun mereka pun akan merasa tidak nyaman dan bukan ucapan sopan yang keluar melainkan kata-kata ajaib yang membuat muka kita merah merona.

Di sekolah, saya menerapkan tutor sebaya dalam pengembangan perilaku sopan ini. Awalnya saya mengingatkan kepada semua anak dan membiasakan mereka berkata dan perilaku sopan. Beberapa minggu kemudian, hampir banyak anak yang paham dengan pembiasaan ini dan bila ada temannya yang berperilaku tidak sesuai, maka akan segera diingatkan. Di sini, cara mengingatkannya pun saya awasi juga agar anak yang ’bersalah’ tidak merasa dipojokkan.

Meskipun begitu, model sempurna pembelajaran karakter sopan ini sebenar ada pada diri orang tua masing-masing. Walaupun nanti dalam perkembangannya, mereka akan belajar pula perilaku sopan dari lingkungan selain orang tuanya seperti masyarakat dan sekolah. Bila seorang anak bertemu dengan masyarakat lebih luas dan sebelumnya telah terbekali perilaku sopan dari orang tuanya, mereka akan lebih mudah menyesuaikan dirinya.


2 comments:

  1. nice write!! can motivate..

    ReplyDelete
  2. tanks,i hope after read my article, you get a new vision.

    ReplyDelete