“I’m happy !”
teriak satu kelompok dengan ekspresi gembira. “I’m sad”, sambung kelompok lain
dengan mimik muka memelas. Sejujurnya
saya harus bekerja keras menahan tertawa dengan hanya cukup tersenyum melihat raut
wajah mereka. Ekspresif sekali. Terlihat kompak setelah pengulangan meneriakkan
yel-yel dua kali.
Saat itu, anak-anak
kelas satu sekolah dasar memang sedang belajar. Belajar mengenali peristiwa
yang menyenangkan dan menyedihkan.
Sebelumnya, mereka
dibagi dalam dua kelompok. Kelompok I’m happy dan kelompok I’m sad. Penentuan
kelompok berdasarkan hitungan satu dua yang berulang yang kemudian diubah
menjadi senang dan sedih. Anak yang mendapatkan kata sedih akan menjadi
kelompok I’m sad sedangkan anak yang mendapatkan kata senang akan menjadi
kelompok I’m happy.